Ilmu Pengguncang Alam Semesta

Tempat Penguburan Tulang-belulang



Tempat Penguburan Tulang-belulang

2Kegelapan menyelimuti tempat itu. Bahkan konsep waktu seakan menghilang secara cepat di dasar Ancient Dragon Transformation Pool yang tak bercahaya.      

Di tempat tertentu di dalam kegelapan, terdapat sebuah sosok berselimutkan lapisan air hitam tebal yang berkecamuk. Air di sana seperti lumpur dan menyelimuti di sekitar sosok itu sehingga tak ada seorang pun yang bisa melihat siluet manusia di dalamnya dengan jelas.      

Energi hitam yang tak berujung terus tertuang dari segala arah, tapi bagian dalam lumpur itu tetap tak bergerak.      

"Chi!"      

Proses penuangan energi yang berlangsung secara tenang itu berlanjut hingga waktu yang tak diketahui. Hingga suatu saat, lumpur itu mendadak bergetar. Sepasang mata hitam tampak bercahaya di dalamnya.      

"Aih."      

Lin Dong membuka kedua matanya dan menghela napas perlahan di dalam hati. Dia harusnya berada di dalam Ancient Dragon Transformation Pool selama setengah bulan. Sayang sekali, sejak tulang-belulangnya kembali terbentuk dan menjadi Dragon Bone level atas, struktur di dalam badannya tetap saja tidak berubah, tak peduli sebanyak apapun energi yang dihisapnya dari Ancient Dragon Transformation Pool. Dia masih belum bisa mencapai level Ancient Dragon Bone.      

"Pantas saja Ancient Dragon Bone sangat langka di Klan Naga…" Lin Dong tersenyum kecut. Dia akhirnya paham betapa sulit menunggu Ancient Dragon Bone muncul. Pantas saja hanya praktisi seperti Sesepuh Qing Zhi yang memilikinya.      

"Kurasa … Ancient Dragon Bone itu bukanlah sesuatu yang bisa didapatkan hanya dengan menghisap energi di dalam Ancient Dragon Transformation Pool." Yan mengutarakan pendapatnya ketika Lin Dong merasa tak berdaya.      

Yan sudah memperhatikan perubahan Lin Dong selama beberapa saat terakhir. Dengan mengandalkan kekuatan penghisap yang mendominasi dari Devouring Ancestral Symbol, Lin Dong bisa menghisap energi di dalam Ancient Dragon Transformation Pool seperti paus. Namun, selain tulang hitam Lin Dong yang seperti metal itu semakin menggelap, tak ada perubahan lain yang terjadi di sana. Rupanya, alasannya bukan karena Lin Dong kurang banyak menghisap energi.      

"Oh? Apa kau sudah menemukan sesuatu?" Lin Dong berangsur-angsur menenangkan diri dan bertanya dalam hati. Bagaimanapun juga, Yan adalah rubah tua, dan terdapat banyak aspek di mana Lin Dong tidak bisa menandinginya.      

"Berdasar ucapan Klan Naga, para praktisi yang berhasil mendapatkan Ancient Dragon Bone tidak tahu betul apa yang terjadi ketika mereka mendapatkannya. Selain itu, aku juga tidak terlalu paham dengan Dragon Bone milik Klan Naga…"      

Nada bicara Yan terdengar datar. Dia berhenti sesaat, dan akhirnya melanjutkan, "Tapi, Masterku dulu pernah sekali melihat Ancient Dragon Transformation Pool ini. Dulu, dia bilang kalau kekuatan yang sebenarnya bukan sekadar mengandalkan kekuatan fisik seseorang."      

"Tak sekadar mengandalkan fisik seseorang?" Lin Dong agak mengernyit dan berpikir sesaat. Ucapan Lord Symbol Ancestor tidak terlalu rumit. Selain menempa fisik, pasti ada jalan lain—Mental Energy.     

Jangan-jangan seseorang tak hanya membutuhkan fisik yang kuat, tetapi juga penempaan Mental Energy di level tertentu agar bisa mendapatkan Ancient Dragon Bone?      

"Aku tak yakin." Yan ragu-ragu sesaat sebelum menjawab.      

Lin Dong mengangguk. Dia terdiam cukup lama, lalu mendadak menggertakkan giginya. Kendali pikiran melintas di dalam kepalanya, dan segumpal Mental Energy menyeruak dari Istana Niwan.      

"Bzzt! Bzzt!"      

Namun, air kolam hitam di sekitar sontak berkecamuk ketika pusaran Mental Energy menguar. Jejak energi hitam menggumpal di sekitarnya, lalu suara melengking memekakkan telinga terdengar.      

Sakit!      

Sensasi menyakitkan yang terasa lebih jelas dibandingkan proses penghancuran tulang-belulangnya sontak memasuki pikiran Lin Dong ketika suara memekakkan telinga itu terdengar. Sebagai akibatnya, pembuluh-pembuluh darah muncul di dalam bola matanya.      

Tangan Lin Dong dikepalkan erat, kuku-kuku jarinya bahkan menancap di telapak tangannya. Sorot terfokus terpancar di mata Lin Dong, dan dia menghirup napas dalam-dalam sesaat kemudian.      

"Dhuaar!"     

Ketika Lin Dong menggertakkan giginya keras, Mental Energy yang dahsyat menyeruak dari Istana Niwan-nya seperti air bah.      

"Gluk! Gluk!"      

Air di sekitar seolah mendidih ketika Mental Energy yang berkecamuk itu menyeruak. Energi di sana lantas segera menggumpal di tiap bagian Mental Energy, lantas mengirisnya tanpa ampun seperti bilah-bilah pedang yang tajam.      

Sensasi teramat menyakitkan lantas menghempas pikiran Lin Dong. Rasa sakit yang tidak bisa dideskripsikan itu membuat beberapa pembuluh darah birunya bermunculan di wajah Lin Dong.      

Seiring sensasi teramat menyakitkan itu menyerang pikiran Lin Dong sedahsyat air bah, rasa pusing di dalam kepalanya semakin bertambah. Hal yang membuat Lin Dong ngeri adalah dia bisa merasakan kalau kesadarannya berangsur-angsur berkurang.      

Rasa sakit yang dikarenakan oleh Mental Energy-nya lebih mengerikan jika dibandingkan proses penghancuran tulang-belulangnya barusan. Pantas saja anggota Klan Naga yang memasuki tempat itu sangat menjaga fisik mereka, dan tidak berani membiarkan Mental Energy mereka sampai merembes keluar.      

"Yan! Yan!"      

Kesadaran Lin Dong semakin memburam. Dia menggunakan bagian terakhir dari kesadarannya untuk berteriak dengan nada tergesa-gesa di dalam kepalanya. Namun, suara Yan kali ini sudah menghilang sepenuhnya. Seakan-akan Yan sudah terpisah darinya.      

"Sialan."      

Lin Dong mengumpat dalam hati. Namun, ketika kesadarannya berangsur-angsur menghilang, dia bisa merasakan kalau sudah kehilangan kendali atas badannya.      

"Apa aku akan gagal sampai sini saja?" Lin Dong bergumam dalam hati saat kesadarannya hilang.      

Kesadaran pemuda itu akhirnya terjatuh dalam kegelapan.      

Di dalam kegelapan, Lin Dong bisa samar-samar merasakan kalau kesadarannya terus terjatuh, dan air bergerak di sekitarnya…      

Tak ada konsep mengenai waktu di tempat itu. Sehingga, ketika kondisi pikirannya kabur, Lin Dong tak tahu pasti selama apa dia berada di dalam kegelapan. Satu-satunya hal yang dia bisa lakukan adalah menjaga baik-baik benang kesadaran dirinya sambil melayang di dalam suasana gelap tersebut.      

Walaupun sisa kesadarannya seperti perahu kecil di dalam badai yang berkecamuk, Lin Dong sadar jika dia sampai kehilangan bagian terakhir dari kesadarannya, dia tak akan pernah bisa kembali pulih!      

Meskipun demikian, bukan hal yang mudah untuk menjaga sisa kesadarannya di tengah-tengah kegelapan yang dalam serta tak berujung itu. Walaupun Lin Dong punya sikap yang gigih, tapi bagian terakhir dari kesadarannya perlahan-lahan digerogoti seiring waktu berlalu selama bertahun-tahun…      

"Benar-benar … Apa aku bakal mati di sini?"      

Suara gumaman terdengar dari dalam kesadaran Lin Dong. Sisa kesadarannya terlihat seperti kunang-kunang yang menguarkan cahaya terakhirnya sebelum menghilang.      

Namun, ketika sisa kesadaran yang merupakan milik Lin Dong hendak lenyap, sebuah sosok bercahaya mendadak muncul di hadapannya. Sosok itu merupakan wanita muda berpostur ramping. Wanita muda itu berambut biru es panjang, sepasang bola matanya tampak sedingin es. Namun, mata yang terlihat sangat dingin itu sekarang dipenuhi dengan sorot cemas. Tak lama kemudian, sebuah suara seakan terdengar dari tempat yang sangat jauh.      

"Kau berjanji padaku … kalau kau tak akan mati…"      

Wajah cantik itu berangsur-angsur kehilangan raut muda dan tak berpengalaman dari sebelumnya, kemudian memperlihatkan paras cantik yang bisa membuat semua makhluk hidup menjadi gila. Sosok itu adalah Ying Huanhuan!      

"Kau berjanji padaku…"      

"Kau tak akan mati…"      

"Kau tak akan mati!"      

Teriakan bernada cemas dari wanita muda itu menembus waktu dan dimensi yang memisahkan mereka, kemudian memasuki kesadaran Lin Dong yang semakin memburam. Teriakan itu seperti batu besar yang dilemparkan ke air tenang, lantas mendadak memicu riak-riak yang hebat.     

"Huanhuan!"      

Sisa kesadaran Lin Dong yang hendak lenyap saat ini seolah terbangun, dan kegelapan yang mendalam di sana juga perlahan-lahan mulai retak seperti kristal.      

Lin Dong mendadak membuka matanya, lalu kendali atas badannya kembali didapatkan. Ketika dia hendak pergi, pandangan matanya diedarkan ke sekitar, dan dia sontak membeku.      

"Ini … Tempat apa ini?"     

Lin Dong menggumam sendiri. Sorot terkejut terpancar di matanya ketika dia mengawasi area di sekitarnya. Sekarang, dia berada di sebuah aula yang besar. Ada banyak sosok yang duduk di dalam sana, tapi darah serta daging dari sosok-sosok itu sudah lenyap. Hanya tulang-belulang hitam yang tetap duduk seperti batu. Meskipun demikian, energi yang besar, dahsyat, dan tenang samar-samar menguar dari tulang-belulang tersebut.      

Tempat itu seperti tanah pemakaman!      

…     

Pemandangan beralih dari tanah pemakaman misterius di mana Lin Dong berada sekarang, menjadi gunung es hening di kejauhan yang merupakan tempat Sekte Dao berada di Benua Xuan Timur.      

Seorang wanita muda duduk diam di atas teratai es di danau es yang serupa. Matanya yang terpejam erat saat ini mendadak terbuka, lalu ekspresi ketakutan terpancar di wajahnya yang awalnya terlihat dingin serta datar. Tangannya yang ramping dan seperti goik lantas perlahan-lahan menutupi dadanya, dan dia merasakan sensasi teramat menyakitkan di sana.      

Walaupun dia tak tahu apa yang baru saja terjadi, wanita itu sangat paham kalau dia melihat sosok yang tak asing…     

Selain itu, sosok pemuda tersebut jelas sedang menghadapi situasi kritis antara hidup dan mati.      

"Kau berjanji padaku … kalau kau tidak akan mati…" Tangan wanita muda itu perlahan-lahan dikepalkan, dan dia bergumam sendiri dengan nada pelan.      

"Swuush!"      

Suara angin kencang mendadak terdengar dari area cukup jauh di sana. Tak lama kemudian, sebuah sosok mendarat di danau es. Ying Xiaoxiao menatap ke arah wanita muda yang terlihat melamun, dan bergegas mendekat sambil bertanya, "Huanhuan, ada apa?"      

"Kak, aku baru saja melihatnya." Ying Huanhuan menatap Ying Xiaoxiao dengan mata sedingin es.      

Ying Xiaoxiao terkejut. Dia lantas bertanya dengan nada terkejut, "Dia sudah kembali?"      

"Aku melihatnya di sini." Ying Huanhuan menggeleng. Jarinya menunduk ke arah dadanya.      

Ying Xiaoxiao tersenyum kecut. Dia hanya mengira kalau gadis kecil itu terlalu merindukan seseorang di luar sana. Oleh karena itu, dia lantas menghiburnya. Tak lama kemudian, Ying Xiaoxiao kembali menghela napas. Ekspresinya tampak sangat suram ketika dia berkata, "Akhir-akhir ini aku menerima beberapa informasi. Kabarnya ada aktivitas yang tak biasa di dalam Yuan Gate…"      

Ying Huanhuan agak menautkan alisnya. Ying Xiaoxiao bisa jelas merasakan kalau udara dingin di sekitar mendadak semakin menjadi ketika Ying Huanhuan mendengar nama 'Yuan Gate'.      

"Ayah bilang kalau Yuan Gate kemungkinan berencana memulai perang." Ying Xiaoxiao mengepalkan tangannya dengan erat.      

"Memulai perang, huh…"     

Wajah cantik Ying Huanhuan bahkan tidak memperlihatkan perubahan sedikit pun setelah mendengar berita mengejutkan tersebut. Tak lama kemudian, seringai sedingin gunung es muncul di sudut bibirnya.      

"Biarkan mereka memulainya."      

Ying Huanhuan perlahan-lahan menghirup udara dingin. Bisa dilihat dari tatapan matanya kalau dia tampaknya sudah membuat keputusan. Ying Huanhuan mendadak berdiri, dan langsung melangkah keluar dari danau es.      

"Kak, aku harus pergi dari Sekte Dao untuk sementara waktu."      

Ying Xiaoxiao menatap punggung Ying Huanhuan dan bergegas bertanya, "Mengapa?"      

Ying Huanhuan berhenti. Qi dingin berwarna putih menguar dari badannya. Aura itu membekukan dirinya menjadi patung es, dan sosoknya lenyap dengan cara aneh.      

"Aku akan mengambil apa yang menjadi milikku."      

Suara tenang wanita muda itu menggema di danau es, dan sosoknya menghilang secara misterius.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.