Lautan Reincarnation
Lautan Reincarnation
"Ini…"
Lin Dong bergumam sendiri sambil mengawasi area di sekitarnya. Lautan terang tidak terbatas tampak di depan matanya. Air laut yang berwarna-warni terlihat berkilauan karena pantulan cahaya. Pemandangan itu sangat indah sehingga membuat siapapun terkesima.
"Tempat ini adalah Lautan Reincarnation."
Suara yang samar tapi bernada jelas terdengar dari sampingnya. Lin Dong menoleh dan mendapati sosok Kun Ling tengah duduk diam berjarak 4 meter dari tempatnya berada sekarang. Postur wanita itu tampak seperti pohon dedalu, bajunya memperjelas lekuk badannya yang ramping, sehingga membuat Kun Ling tampak sangat menggoda.
"Lautan Reincarnation?" Lin Dong mengernyit. Sorot kebingungan terpancar di mata pemuda tersebut.
"Setelah seseorang naik ke Tingkat Reincarnation, maka Dantian-nya akan berubah menjadi Lautan Reincarnation. Lautan itu luas, tidak tertebak, serta mengandung semua kemampuan penempaan ilmu bela diri yang dimilikinya. Tempat ini adalah Lautan Reincarnation milik Leluhur."
Mata cantik Kun Ling memandang ke arah Lautan Reincarnation sambil berkata, "Tentu saja, hal paling penting di sini adalah pemahaman Leluhur akan Tingkat Reincarnation. Faktor itu merupakan hal terpenting untuk naik ke Tingkat Reincarnation."
Lin Dong mendongak dan memandang ke arah lautan sambil memfokuskan diri. Dia mampu merasakan kalau lautan itu dipenuhi dengan aura yang sangat misterius. Gejolak aura itu sangat mempesona seperti lautan penuh bintang.
Aura itu mengandung kesan reinkarnasi yang paling misterius.
Lin Dong memandang tak terfokus pada lautan indah di depannya, dan sorot bersemangat berapi-api terpancar di mata hitam legamnya.
"Lin Dong!"
Teriakan bernada cemas mendadak terdengar seperti petir menggelegar di samping telinga Lin Dong ketika sorot berapi-api itu terpancar di matanya. Lin Dong sontak tersadar. Ada sorot tertegun di matanya ketika dia memandang raut cemas di wajah cantik Kun Ling.
"Lihat di bawah kakimu!" Kun Ling bergegas berbicara ketika dia melihat kalau Lin Dong sudah tersadar.
Baru kemudian, Lin Dong memiringkan kepala, dan pupilnya segera menciut. Keringat dingin bercucuran di badanya. Tak disangka rupanya dia sudah tiba di pinggir platform batu yang melayang di Lautan Reincarnation. Jika dia melangkah sekali lagi, maka pasti dia bakal jatuh ke dalam lautan.
"Aura itu adalah Reincarnation Will. Aura itu punya godaan yang sangat kuat bagi siapapun yang belum naik ke Tingkat Reincarnation, seperti kau. Jika ada celah sedikit pun di hatimu, maka kau bakal tenggelam ke dalamnya dan tidak akan pernah bisa kabur." Kun Ling berkata dengan nada bersungguh-sungguh.
Lin Dong segera mundur dua langkah. Dia tiba di samping Kun Ling dan berhenti. Pemuda itu lantas mengusap keringat dingin di dahinya, dan memandang Kun Ling dengan penuh rasa bersyukur. "Terima kasih."
Lin Dong paham betul apabila bukan karena Kun Ling sudah memperingatkannya di saat genting, maka kemungkinan dia benar-benar sudah terjatuh ke dalam Lautan Reincarnation. Baru sekarang dia paham mengapa Devouring Master bersikeras kalau Kun Ling harus ikut dengannya…
"Kau sudah sangat tidak fokus bahkan sebelum kau bersentuhan dengan Reincarnation Will yang sebenarnya. Jika menimbang apa yang kulihat, kemungkinan kau bakal sangat kesulitan mendapatkan warisan ini." Kun Ling berkata dengan suara pelan.
"Kali ini aku memang lengah."
Wajah Lin Dong memerah. Dia tidak mengira kalau Reincarnation Will bakal sekuat ini. Dia hampir kehilangan diri bahkan ketika hanya berusaha merabanya.
Kun Ling menghela napas pelan dan berkata, "Siapkan dirimu. Kita akan segera memulainya."
Lin Dong mengangguk. Setelah itu, dia duduk di depan Kun Ling. Wanita itu ragu-ragu ketika melihatnya, tangannya yang lembut dan cantik seperti giok lantas diulurkan. Wajah Kun Ling memerah ketika dia berbicara, "Kau sebaiknya meraih tanganku. Baru dengan cara itu, aku akan bisa merasakan jika kau terlibat dalam masalah."
"Terima kasih banyak."
Lin Dong mengangguk dengan bersungguh-sungguh. Dia mengulurkan tangannya yang besar, dan menggenggam tangan mungil yang lembut tersebut. Seakan-akan Lin Dong sedang memegang sebuah giok yang hangat. Kesan yang didapatkannya sekarang memang terasa terbaik.
Namun, saat ini Lin Dong sedang tidak ingin mempermasalahkan hal itu. Dia menghirup napas dalam-dalam, lalu perlahan-lahan memejamkan matanya. "Ayo kita mulai."
Mereka berdua memejamkan mata bersama-sama. Tak lama kemudian, Mental Energy perlahan-lahan menyebar. Awalnya, Mental Energy mereka berdua menyeruak secara mandiri. Akan tetapi, mereka sadar kalau bakal sia-sia belaka jika dua Mental Energy itu menyebar seperti itu di platform batu. Setelah ragu-ragu beberapa saat, dua Mental Energy mereka akhirnya bergabung.
Wajah dingin serta cantik Kun Ling mendadak merona setelah Mental Energy mereka saling menyilang.
Dua Mental Energy itu berkumpul, dan akhirnya menghancurkan pertahanan di platform batu, lalu menyeruak ke sekitar. Saat ini, mereka bisa melihat kabut yang samar namun menyilaukan menyeruak dari Lautan Reincarnation. Cahaya beriak-riak di dalam kabut. Ada banyak sekali sosok yang berpendar di dalam sana. Seakan-akan terdapat sebuah dunia di dalam kabut tersebut.
Riak-riak energi yang misterius perlahan-lahan menyebar.
Mental Energy Lin Dong sontak mendekati Reincarnation Will yang berpendar di Lautan Reincarnation. Setelah itu, dia berangsur-angsur menjadi rileks, membuat Mental Energy-nya benar-benar terhubung dengan Reincarnation Will.
Mental Energy Lin Dong bergetar hebat ketika bersentuhan dengan aura tersebut. Ada begitu banyak ilusi sosok yang bercahaya di depan matanya.
Sebuah sosok muncul di depan Lin Dong ketika ilusi itu melintas. Dia bisa melihat kalau sosok itu adalah seorang pria paruh baya. Badannya tampak renta, dahinya terlihat mirip dengan Lin Dong. Sementara itu, wajahnya terkesan agak serius. Di sampingnya, terdapat seorang wanita paruh baya yang elegan dan cantik. Wanita itu sekarang memperlihatkan ekspresi ramah dan menyayanginya ketika dia melihat ke arah Lin Dong.
"Ayah, Ibu…"
Lin Dong memandang tidak fokus ke arah dua orang di depannya. Rasa sedih yang meluap-luap mendadak menyerang hatinya, membuat matanya agak memerah. Dia sudah pergi dari rumah selama bertahun-tahun dan mengalami berbagai macam penderitaan. Bukankah semua itu demi menjadi lebih kuat sehingga dia bisa melindungi siapapun yang ingin dia jaga?
"Dong'er, sudah waktunya pulang."
Wanita cantik itu perlahan-lahan memberi isyarat pada Lin Dong. Suara ramah dan tidak asing itu membuat Lin Dong bergetar, meskipun mentalnya sekarang begitu gigih. Dia sudah lelah setelah menggertakkan giginya dan berusaha keras selama bertahun-tahun. Dia benar-benar ingin kembali ke Kota Qingyang yang kecil. Walaupun tempat itu bukan area yang mencolok, tapi kota tersebut sudah memberi kedamaian tanpa batas di hatinya.
Sambil tertegun, Lin Dong mengulurkan tangannya. Dia ingin meraih tangan wanita cantik tersebut.
…
Di platform batu, mata Kun Ling yang terpejam erat, sekarang mendadak terbuka. Dia memandang cemas ke arah Lin Dong yang matanya sedang terpejam. Raut ramah yang jarang terlihat, kini muncul di wajah Kun Ling. Pemuda itu bersikap sekeras batu sejak pertama kali mereka bertemu, bahkan berani menunjukkan nafsu membunuh seseorang seperti Jiu Feng yang sudah naik ke Tingkat Reincarnation. Namun saat ini, ekspresi pemuda itu tampak seperti anak kecil.
"Ah, kau memang bodoh. Bagaimana mungkin kita bisa menyelesaikan proses pemberian warisan kalau kau melakukan ini."
Kun Ling menghela napas pelan. Dia memiliki perlindungan berupa garis keturunan darah Devouring Master, jadi tidak akan tersesat di Reincarnation Will ini. Akan tetapi, Reincarnation Will bakal menggugah hasrat terbesar di dalam hati orang lain. Jika saat itu tiba, maka orang terkuat bakal menjadi sangat lemah.
Tangan Kun Ling perlahan-lahan mempererat genggamannya di tangan Lin Dong. Akan tetapi, pemuda itu tidak bereaksi, sehingga membuat Kun Ling sontak menautkan alisnya bersama. Usai ragu-ragu sesaat, Kun Ling akhirnya menggertakkan giginya. Setelah itu, giginya menggigit bibir merahnya, dan darah segar mengalir dari sudut bibir Kun Ling. Darah segar itu tampak seperti mawar merah darah yang indah.
Kun Ling mencondongkan badan cantiknya ke depan ketika darah mengalir. Lengannya yang seperti giok meraih di sekitar leher Lin Dong. Setelah itu, bibir Kun Ling yang sedingin es semakin mendekat, lantas ditempelkan di bibir Lin Dong.
Darah segar mengalir di bibirnya dan memasuki mulut Lin Dong. Hingga akhirnya, darah itu mulai menyebar.
Riak-riak energi hitam yang samar saat ini menguar dari badan Kun Ling. Sesaat kemudian, energi itu menyelimuti diri Lin Dong. Riak-riak hitam tersebut semakin pekat. Hingga akhirnya, energi itu menjadi kepompong hitam yang menyelimuti di sekitar mereka berdua.
…
Riak-riak energi menguar dari telapak tangan Lin Dong ketika tangannya menyentuh tangan wanita cantik tersebut. Lin Dong hanya bisa melihat kalau dua sosok itu mendadak terdistorsi. Tak lama kemudian, mereka berangsur-angsur semakin samar.
Walaupun sosok wanita itu sudah lenyap, tapi mata cantiknya masih dipenuhi dengan sorot ramah dan penuh kasih sayang ketika memandang Lin Dong. Pria berekspresi serius di samping wanita itu juga mengangguk. Wajahnya memperlihatkan raut penuh kebanggaan.
"Ayah, Ibu…" Lin Dong bergumam sendiri. Ujung hidungnya terasa masam.
"Kalau performamu terus seburuk ini, aku tidak akan bisa menyelamatkanmu." Suara pelan mendadak menggema di dalam dada Lin Dong. Suara itu adalah Kun Ling.
Lin Dong mengangguk singkat. Tak lama kemudian, dia menghirup napas dalam-dalam, dan senyuman terbentuk di wajahnya. Tekadnya sebelum ini sudah kembali muncul.
"Ayah, Ibu, kalian berdua bisa tenang. Aku baik-baik saja. Tunggulah aku. Aku akan segera kembali…"
Lin Dong mengepalkan tangannya erat. Tatapan matanya yang awalnya tampak tidak terfokus, kini kembali dipenuhi tekad kuat seperti di masa lalu. Dia segera terduduk. Agar bisa benar-benar kembali, maka dia harus mengambil kendali di tempat ini terlebih dulu.
"Nona Ling'er, terima kasih. Peristiwa ini akan menjadi terakhir kalinya aku merepotkanmu."
Suara Lin Dong terdengar di dalam hati. Tak lama setelahnya, dia perlahan-lahan membentangkan kedua tangannya. Mental Energy membentang tanpa ditahan. Hingga akhirnya, energi itu beradu keras melawan Reincarnation Will yang misterius.
"Swuush! Swuush!"
Sosok-sosok bercahaya terus bermunculan di dalam kepala Lin Dong seakan-akan dia sedang berputar melewati berbagai macam ingatannya. Namun, dia tak lagi terpengaruh. Sepasang matanya yang berpendar itu terlihat setenang batu. Seakan-akan dia adalah pihak luar yang diam-diam menyaksikan sebuah bunga mekar lalu layu, atau awan-awan yang berkumpul, kemudian tercerai-berai.
Reinkarnasi berputar seperti roda. Proses itu kembali terulang tanpa akhir.
Lautan waktu yang tidak berujung diam-diam berputar. Kepompong bercahaya yang menyelimuti dua orang di platform batu tak disangka-sangka ternyata sudah menghilang. Dua sosok itu tampak duduk diam di sana. Entah selama apa, sosok mereka terlihat sudah diselimuti oleh lapisan debu tebal yang samar-samar bercahaya.
Lautan Reincarnation yang terang tampak beriak-riak. Sinar-sinar cahaya menyilaukan yang mengandung Reincarnation Will membumbung naik dari lautan, dan segera melesat memasuki badan mereka.
Penempaan ilmu bela diri yang sengit dan terus dalam keadaan diam seperti batu berlangsung hingga waktu yang tidak diketahui secara pasti. Mungkin setahun, atau mungkin saja sepuluh tahun…
Akan tetapi, pasti akan ada batas akhir, tak peduli selama apapun penempaan ilmu bela diri itu dilakukan. Tanpa menyadarinya, sosok kurus di platform batu lantas bergetar pelan. Setelah itu, matanya yang terpejam erat lantas perlahan-lahan dibuka.
Sepasang mata itu masih tampak hitam legam. Namun sekarang terdapat nuansa yang tidak bisa ditebak di dalam corak gelap pekat tersebut. Seakan-akan terdapat riak-riak energi Tingkat Reincarnation yang sangat samar menguar dari sana.