Ilmu Pengguncang Alam Semesta

Kembali ke Benua Xuan Timur



Kembali ke Benua Xuan Timur

1Benua Xuan Timur berada agak ke selatan.      

Tempat itu merupakan lautan biru hening, sekelompok burung terkadang tampak melintas. Suara kicauan burung seakan terdengar secara bergelombang saat menyebar hingga ke kejauhan.      

"Bzzt!"      

Akan tetapi, suasana damai itu mendadak pecah setelah beberapa waktu kemudian, dan kumpulan burung kabur secara bergantian. Siapapun dapat melihat kalau langit biru itu saat ini perlahan-lahan terdistorsi.      

"Krak!"      

Distorsi itu mencapai batas maksimal, lalu dimensi terbelah secara paksa. Sebuah retakan spasial raksasa perlahan-lahan muncul di sana.      

Usai terbelah, aura mengerikan yang dapat memenuhi langit lantas menyeruak dari dimensi tersebut.      

Aura mengerikan itu perlahan-lahan menyebar, menyebabkan suhu di area tersebut berangsur-angsur menurun. Setelah itu, retakan spasial perlahan-lahan bergetar, dan sebuah sosok kurus adalah pihak pertama yang keluar dari dalam sana.      

Mata hitam legamnya memandang ke arah daratan ketika dia melangkah keluar dari retakan spasial. Tak lama kemudian, sorot rumit terpancar di matanya yang datar.      

Sorot itu memperlihatkan kesan teringat akan masa lalu, bersemangat, dan dendam…      

Lin Dong membentangkan kedua tangannya. Dia menghirup udara dingin dalam-dalam yang merupakan milik wilayah itu sembari menggumam, "Benua Xuan Timur … Aku akhirnya kembali."      

Dimensi di belakang Lin Dong bergetar, dan beberapa sosok melangkah keluar. Tak lama kemudian, aura mengerikan itu mendadak semakin kuat. Banyak sosok beraura mencekam seakan memenuhi langit serta daratan ketika bergegas keluar dan berkumpul di belakang Lin Dong. Walaupun jumlah mereka sangat besar, tapi tak ada suara aneh sedikit pun yang terdengar. Pergerakan dan cara mereka bernapas membuat pasukan itu terlihat seperti satu kesatuan—pemandangannya terlihat lumayan mencengangkan.      

"Apa tempat ini adalah Benua Xuan Timur? Aku tidak pernah kemari sebelumnya." Liu Qing mengawasi area itu sambil terkekeh.      

"Kak, di mana kita sekarang?" Api Kecil mengawasi sekitar dan bertanya. Walaupun dia yakin kalau mereka sudah tiba di Benua Xuan Timur, tapi karena daerah itu sangat luas, tidak ada seorang pun yang tahu di mana mereka mendarat.      

"Kita akan tahu kalau berjalan ke sekitar."      

Lin Dong melambaikan tangannya. Matanya menatap ke depan, badannya melesat maju. Semua orang, termasuk 8000 praktisi Tiger Devouring Army, segera mengikutinya.      

Mereka sangat cekatan. Dalam hanya sekitar 10 menit, mereka sudah bepergian selama ribuan kilometer. Namun, suasana damai seperti sebelumnya sudah tidak ada. Semua yang tertangkap oleh jarak pandang mereka hanyalah daratan yang tercabik-cabik dan hancur. Seakan-akan daratan di sana sudah mengalami pertarungan yang mengerikan.      

"Tampaknya perang yang dimulai Yuan Gate sudah tersebar ke seluruh Benua Xuan Timur." Tikus kecil mengernyit dan berkomentar ketika dia memandang kejadian tersebut.      

Lin Dong mengangguk. Dia sudah melihat banyak orang kabur selama perjalanan mereka. Akan tetapi, mayoritas orang-orang itu hanyalah praktisi biasa, dan kekuatan pihak terkuat di kelompok mereka hanya berada di antara tiga Tingkat Qi Creation. Dengan kekuatan sebatas itu, mereka bahkan tidak bisa mendeteksi tanda-tanda kelompok Lin Dong.      

"Ada kelompok besar yang mendekati kita dari depan. Beberapa dari mereka tampaknya cukup kuat." Sesepuh Pertama Zhu Li mendadak memandang ke depan sembari berujar.      

Mental Energy Lin Dong menyeruak ke depan usai dia mendengarnya. Dia mendapati kalau terdapat lebih dari 10 ribu orang di kelompok tersebut. Kekuatan mereka secara keseluruhan jauh lebih kuat dibandingkan kelompok-kelompok yang mereka lihat barusan. Selain itu, salah satu dari mereka tampaknya sudah mencapai level Profound Death Tingkat Awal. Bahkan di sekte-sekte super, kekuatan sebesar itu bisa membuat orang tersebut mendapatkan posisi sebagai sesepuh.      

Akan tetapi, orang-orang itu tampak panik, dan jelas berasal dari pihak yang sudah kalah. Satu-satunya cara adalah mencari tahu darimana mereka berasal.      

"Kak?" Api Kecil memandang Lin Dong untuk mendengar pendapat pemuda tersebut.      

"Tidak perlu membuang-buang waktu." Lin Dong menggeleng. Benua Xuan Timur sekarang sudah sangat kacau. Mayoritas dikarenakan perang antara dinasti di bawah kekuasaan Yuan Gate, dan mereka yang berada di naungan sekte-sekte super lainnya. Kelompok Lin Dong tidak ingin mengurusi pertarungan dalam level tersebut. Baru setelah mereka menghabisi Yuan Gate, semua keributan itu jelas akan menghilang.      

Api Kecil mengangguk ketika mendengarnya. Dia sudah hendak mengayunkan tangannya dan memberi perintah ketika dia melihat ekspresi Lin Dong mendadak membeku.      

Lin Dong memicingkan matanya dan melihat ke arah di kejauhan, lalu berkata, "Tunggu."      

"Sepertinya ada yang kukenal…"      

Lin Dong tersenyum simpul. Ekspresinya memperlihatkan kalau dia sedang mengingat kejadian di masa lalu. Sudah berapa tahun berlalu?     

…     

"Gluduk."      

Lautan manusia yang tampak menyedihkan melintas di jalanan. Mereka terkadang bakal menoleh ke belakang dengan tatapan yang dipenuhi sorot cemas dan panik. Di bagian depan kelompok itu terdapat seorang wanita paruh baya berwajah pucat yang bergerak dengan kecepatan tinggi. Wanita tersebut tampaknya sedang terluka parah dan tidak bisa menahan siksaan seperti itu. Erangan-erangan tertahan terus terdengar dari tenggorokannya, sementara darah merembes keluar di sudut bibirnya.      

"Bibi Guru Mo, apa kau baik-baik saja?"      

Seruan-seruan bernada waspada terdengar dari samping ketika seorang wanita bergegas bergerak mendekati wanita paruh baya. Wanita itu mengenakan baju biru. Wajahnya cantik, postur tubuhnya yang langsing tampak seperti pohon dedalu di pinggir danau, membuatnya terlihat sangat menggoda. Saat ini, dia sedang memandang wanita paruh baya dengan ekspresi khawatir. Nada bicaranya dipenuhi dengan perasaan cemas.      

Wanita paruh baya itu menggeleng dan berkata, "Lan Ying, aku baik-baik saja. Jika mereka berhasil menyusul, maka aku akan pergi dan menghentikan mereka. Kau harus segera memimpin para praktisi lainnya kembali ke Nine Heavens Supreme Purity Palace. Mereka baru akan selamat jika tiba di sana!"      

"Tapi Bibi Guru, kau…"      

"Tidak usah membantah. Semua ini adalah praktisi yang tersisa dari keluarga kerajaan di Dinasti Celestial-mu. Apa kau ingin seisi klanmu dihabisi?" Mata wanita paruh baya itu menjadi serius ketika dia berkata.      

Lan Ying menggigit bibir merahnya keras setelah melihatnya, lalu darah segar merembes mengalir keluar.      

Wanita paruh baya yang dipanggil Bibi Guru Mo juga menghela napas pelan tak berdaya. Dia hendak bicara ketika ekspresinya berubah drastis. Dia bergegas mendongak dan memandang ke depan. "Berhenti!"      

Kelompok berjumlah besar itu segera mengurangi kecepatan secara menyedihkan. Berpasang-pasang mata memandang ke depan. Ekspresi mereka berubah. Setelah itu, ribuan pasukan memegang tombak bergegas maju dan menjaga kelompok itu di bagian depan. Mata mereka dipenuhi dengan sorot waspada.      

Saat ini, pasukan hitam besar berdiri di udara di depan mereka. Aura mengerikan yang menguar dari badan orang-orang itu terasa sangat pekat, bahkan membuat udara memadat.      

Bibi Guru Mo memandang ke arah pasukan yang diam serta tidak bergerak di depan matanya. Sorot teramat terkejut terpancar di matanya. Pemandangan itu membuat Bibi Guru Mo kesulitan bernapas.      

Terlebih lagi, pasukan misterius itu bukanlah alasan mengapa jantungnya gemetaran. Alih-alih, 10 sosok di bagian depan kelompok tersebut. Masing-masing dari mereka membuat dadanya gemetar.      

Walaupun Bibi Guru Mo tergolong pasukan papan atas di Benua Xuan Timur dengan kekuatannya yang sudah mencapai level Profound Death Tingkat Awal, tapi dia merasa selemah bayi di hadapan orang-orang tersebut.      

"Bibi Guru Mo, mereka tidak terlihat berasal dari Yuan Gate." Wajah cantik Lan Ying awalnya tampak pucat. Namun dia segera membuka mulutnya dan berbicara, karena dia tidak merasakan niat buruk sedikit pun dari pasukan misterius tersebut.      

Bibi guru Mo akhirnya tersadar setelah mendengarnya. Dia bergegas turun dari kudanya dan berkata dengan penuh hormat, "Para Sesepuh, boleh kutahu siapa kalian sebenarnya? Namaku Mo Yun, Sesepuh Nine Heavens Supreme Purity Palace. Kuharap Para Sesepuh akan memberi maaf jika kami sudah mengusik kalian dalam bentuk apapun."      

Lan Ying dan para praktisi lainnya terkejut ketika melihat Mo Yun bersikap demikian. Mereka tahu betul seberapa besar kekuatan dan sikap arogan Bibi Guru Mo. Tapi…      

"Cepat, kalian semua turun dari kuda. Jangan bersikap tidak sopan. Para Sesepuh itu tidak lebih lemah dibandingkan Master Nine Heavens Supreme Purity Palace! Kita tidak boleh sampai membuat mereka tersinggung!" Bibi Guru Mo bergegas berkata setelah melihat semua orang tampak terperangah.      

"Tidak lebih lemah dibandingkan Master Nine Heavens Supreme Purity Palace?"      

Ekspresi kelompok Lan Ying berubah setelah mendengar kata-kata tersebut. Mereka segera turun dari kuda. Wajah mereka dipenuhi dengan ekspresi penuh hormat.      

Pasukan hitam di langit di kejauhan berangsur-angsur mendekat setelah kelompok Lan Ying berhenti. Seiring pasukan itu mendekat, aura suram mengerikan tersebut membuat ekspresi kelompok Lan Ying memucat. Hati mereka dipenuhi rasa tidak yakin. Sebenarnya kelompok misterius di depan mereka ini berasal dari fraksi apa? Pasukan seperti itu bahkan tidak bisa diproduksi oleh Nine Heavens Supreme Purity Palace mereka.      

Lan Ying dan para praktisi lainnya diam-diam mendongak ketika membungkukkan badan dengan penuh hormat. Sesaat kemudian, kelompok Lan Ying melihat beberapa sosok di depan kelompok itu perlahan-lahan melayang turun mendekati mereka.      

"Nona Lan Ying, sudah bertahun-tahun sejak kita terakhir kali bertemu. Bagaimana kabarmu?"     

Bibi Guru Mo bergegas membungkuk ketika melihat orang-orang itu melayang turun. Akan tetapi, suara tawa hangat mendadak terdengar dari bagian depan. Kejadian itu membuatnya terkejut. Para Sesepuh itu ternyata kenal dengan Lan Ying?     

Lan Ying juga terkejut. Dia bertukar pandang dengan Bibi Guru Mo. Sesaat kemudian, dia berhati-hati menengadahkan kepala, dan melihat beberapa orang sedang berdiri di depannya. Di bagian paling depan, terdapat seorang pemuda kurus.      

Umur pemuda itu sepantaran dengannya. Wajahnya yang masih muda membuat Lan Ying merasa tidak asing.      

"Sesepuh, apa kau mengenal Lan Ying?" Bibi Guru Mo berhati-hati bertanya. Dia tidak sembrono hanya karena orang itu terlihat muda. Tekanan energi yang menguar dari badan sosok itu membuat Mo Yun bahkan tidak mampu menggerakkan Yuan Power di dalam badannya.      

"Kau … Kau … Kau Lin Dong?!"      

Suara Bibi Guru Mo baru saja terdengar ketika Lan Ying yang sedang berpikir keras di sampingnya itu mendadak berteriak. Raut terkejut dan tidak percaya memenuhi wajah cantiknya.      

"Kau … Kau masih hidup?"      

Lan Ying berseru menambahkan sesaat kemudian.      

"Lin Dong? Lin Dong yang mana?" Sesepuh Mo memandang Lan Ying dengan ekspresi kebingungan. Dia berpikir beberapa saat, tapi tidak bisa mengingat praktisi papan atas seperti itu di dalam Benua Xuan Timur.      

"Dia adalah Lin Dong dari Sekte Dao! Lin Dong yang sama—praktisi yang didesak pergi dari Benua Xuan Timur oleh tiga Ketua agung Yuan Gate pada tiga tahun yang lalu! Dia keluar bersama-sama denganku di Perang Seratus Dinasti di masa lalu!" Lan Ying bergegas menyahut.      

"Lin Dong dari Sekte Dao?"      

Sesepuh Mo kembali tercengang. Dia mendadak teringat akan sesuatu, dan raut terkejut segera terpancar di wajahnya. Matanya terlihat seakan dia sedang melihat hantu ketika kembali menatap pemuda yang sedang tersenyum di depannya.      

"Ha ha, sepertinya Nona Lan Ying masih mengingatku."      

Lin Dong tersenyum. Dia memandang wajah cantik Lan Ying yang tidak asing dan merasa terbawa emosi. Segala sesuatu sudah berubah ketika mereka kembali bertemu bertahun-tahun kemudian. Lin Dong punya kesan yang baik dengan Lan Ying di Perang Seratus Dinasti. Paling tidak, Lan Ying tidak meremehkannya hanya karena Lin Dong berasal dari dinasti level bawah.      

"Kau … Kudengar kalau kau didesak meninggalkan Benua Xuan Timur oleh tiga Ketua Yuan Gate … Aku tidak mengira kalau kau ternyata masih hidup … Apa kau tahu? Adik seperguruan Su Rou sering memikirkanmu. Kakak seperguruan Qingzhu juga. Dia selalu menyinggung namamu. Mereka pasti akan sangat senang kalau tahu kau masih hidup." Wajah cantik Lan Ying agak memerah karena bersemangat. Bahkan suaranya juga terdengar semakin tergesa-gesa.      

"Su Rou…"      

Mata Lin Dong seakan menjadi agak ramah ketika mengingat gadis muda yang kikuk tersebut. Tapi tak lama kemudian, perasaan rumit menyeruak di dalam hatinya.      

Ling Qingzhu.      

Sosok yang dulunya dingin dan berharga diri tinggi itu merupakan satu-satunya wanita yang diperhatikan dan dikejar olehnya. Malah karena wanita itu, Lin Dong meninggalkan Dinasti Agung Yan. Tak peduli apapun yang terjadi, Lin Dong tahu kalau dia tidak akan bisa melupakan satu-satunya wanita yang pernah melakukan tindakan intim dengannya. Dia penasaran bagaimana kabarnya selama beberapa tahun terakhir ini.      

"Uhuk."     

Bibi Guru Mo memandang Lan Ying yang wajahnya merona merah karena bersemangat dan segera terbatuk. Lin Dong sekarang sudah jelas bukan murid lemah dari Sekte Dao di masa lalu. Jika menimbang kondisi kelompok praktisi di depan mereka, jelas kalau Lin Dong adalah pemimpin mereka. Selain itu, faktor yang paling mengerikan adalah kekuatan para praktisi terlebih tidak lebih lemah apabila dibandingkan dengan Master Nine Heavens Supreme Purity Palace mereka…      

Dia sama sekali tidak bisa membayangkan bagaimana bisa seorang murid Sekte Dao menjadi mengerikan begini dalam waktu singkat hanya tiga tahun…      

Lan Ying segera tersadar usai mendengar Bibi Mo yang terbatuk lirih. Dia segera berteriak tertahan dan bergegas mundur selangkah.      

Lin Dong tersenyum. Dia hendak berbicara ketika sorot matanya menjadi serius. Sorot matanya yang acuh lantas diarahkan ke kejauhan, di mana terdapat sekelompok praktisi sedang bergegas mendekati mereka. Beberapa praktisi kuat juga tampak melayang di udara. Orang-orang itu memiliki aura yang luar biasa.      

Bibi Guru Mo dan Lan Ying juga mendeteksi aktivitas di belakang, sorot cemas terpancar di mata mereka.      

"Ketua Agung."     

Komandan Iblis Heaven Dragon memandang Lin Dong.      

"Mereka dari Yuan Gate." Tikus kecil tersenyum simpul. Ekspresi dingin terpancar di wajah tampannya.      

"Bunuh mereka semua." Lin Dong mengalihkan pandangan matanya, lalu berkata dengan suara acuh.      

"Baik."      

Komandan Iblis Heaven Dragon tersenyum, lantas mengangguk. Sosoknya bergerak dan menghilang cekatan. Sesaat kemudian, teriakan memilukan mendadak terdengar dari belakang. Lan Ying dan para praktisi lainnya bergegas menoleh. Mereka lantas melihat para praktisi kuat Yuan Gate, yang bahkan tidak bisa dikalahkan oleh Bibi Guru Mo, seketika terbunuh. Terlebih lagi, mereka bahkan tidak punya kekuatan untuk membalas.      

"Swuush!"     

Bahkan satu menit belum berlalu ketika Komandan Iblis Heaven Dragon kembali muncul di belakang Lin Dong. Tidak ada jejak darah sedikit pun di badannya. Akan tetapi, aura kuat yang mengintimidasi itu membuat para praktisi di belakang Lan Ying gemetaran, dan mereka segera mengatupkan mulut dengan rapat.      

Bibi Guru Mo dan Lan Ying menelan banyak ludah. Mereka semua paham kalau terdapat tiga praktisi level Profound Death Tingkat Awal dari Yuan Gate…      

Jika dibandingkan dengan para praktisi Yuan Gate, jelas kalau kelompok di depan mereka merupakan Dewa Kematian yang sebenarnya. Akan tetapi, rasa takut berubah menjadi sukacita setelah mereka mengingat betapa banyak anggota klan mereka yang sudah dibunuh oleh Yuan Gate.      

"Lin Dong, terima kasih sudah menyelamatkan kami." Lan Ying mengepalkan tangannya erat. Wajahnya sudah agak memerah karena dia sudah berhasil selamat dari marabahaya. Dia segera berterima kasih padanya dengan penuh rasa syukur.      

Lin Dong tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Dia lantas berkata, "Nona Lan Ying, apa kau tahu kita sekarang berada di Benua Xuan Timur sebelah mana?"      

"Tempat ini adalah wilayah selatan di Benua Xuan Timur. Area ini merupakan perbatasan antara Dinasti Celestial dan Dinasti North Mountain. Akan tetapi, Dinasti Celestial sudah tidak ada lagi," kata Lan Ying dengan sedih.      

Lin Dong mengangguk. Dinasti Celestial berada di bawah naungan Nine Heavens Supreme Purity Palace. Karena Yuan Gate sudah menyatakan perang dengan Nine Heavens Supreme Purity Palace, maka mereka pasti tidak akan membiarkan dinasti-dinasti yang merupakan anak buah sekte super tersebut begitu saja.      

"Apa Nine Heavens Supreme Purity Palace masih baik-baik saja?" Lin Dong ragu-ragu sesaat dan bertanya.      

"Kami tidak yakin. Kami semua sudah kabur dari Yuan Gate selama beberapa saat terakhir. Sudah lama sejak terakhir kami menerima kabar dari Nine Heavens Supreme Purity Palace. Tapi, aku percaya pasti tidak akan ada masalah kalau Master Nine Heavens Supreme Purity Palace berada di sana." Lan Ying berpikir sesaat dan berbicara.      

"Benar juga…"      

Lan Ying mendadak teringat akan sesuatu, dan mata cantiknya terbelalak. " Lin Dong, aku ingat kalau kau berasal dari Klan Lin di Dinasti Agung Yan, 'kan?"      

"Ya."      

Lin Dong mengangguk. Rasa cemas menyeruak di dalam hatinya ketika dia melihat sikap Lan Ying. "Apa yang terjadi pada Dinasti Agung Yan dan Klan Lin?"     

"Kau sebaiknya segera kembali. Dinasti Agung Yan sudah diserang oleh dinasti-dinasti di sekitar yang loyal pada Yuan Gate selama tiga bulan ini, dan terus mengalami kekalahan. Mereka sudah terdesak hingga ke ibukota. Semua anggota klan agung di dinasti sudah berkumpul di ibukota. Jika kota itu sampai jatuh, kurasa mereka tidak akan bisa kabur dari pertumpahan darah!" Lan Ying bergegas menjelaskan.      

Lan Ying baru saja selesai berkata ketika dia mendadak merasa seluruh area menjadi sedingin es. Wajah Lin Dong yang awalnya tampak hangat, kini menjadi sangat beringas.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.