Menghajar
Menghajar
Ketika Liu Yan melihat wajah pemuda di depannya yang sangat dikenalnya dengan baik, air mata terus bercucuran. Setelah itu, kedua tangannya gemetaran ketika diulurkan, lantas menyentuh wajah Lin Dong dengan lembut. Sikap Liu Yan yang berhati-hati memperlihatkan seakan dia takut kalau kejadian di depannya hanya halusinasi sebelum kematian.
Lin Dong berdiri sambil menyunggingkan senyum, dan membiarkan tangan Liu Yan yang sedingin es menyentuh wajahnya. Ketika mereka bersentuhan, hubungan darah di antara keduanya membuat jantung Lin Dong agak gemetar.
"Ternyata benar-benar kau … Dong'er, kau masih hidup!"
Kesan hangat yang terasa di tangannya membuat Liu Yan tersadar sepenuhnya. Raut gembira yang meluap-luap segera menyeruk di wajahnya. Setelah itu, dia memeluk Lin Dong erat sambil terus menangis. Karena bagaimanapun juga, tidak ada seorang pun yang tahu betapa sakit hati Liu Yan ketika dia menerima berita kalau Lin Dong didesak keluar dari Benua Xuan Timur oleh Yuan Gate, dan tak ada siapapun yang tahu apakah Lin Dong masih hidup atau sudah tidak bernyawa. Untung saja, pada akhirnya Liu Yan menerima berita kalau Lin Dong masih hidup, dan informasi itu membantu membalikkan kondisinya. Meskipun demikian, hati Liu Yan masih terasa seolah ditusuk oleh banyak jarum jika memikirkan kesulitan yang harus diderita Lin Dong ketika bepergian di dunia seorang diri.
Lin Dong memeluk Liu Yan erat dan bersandar lembut di bahu Ibunya. Mata hitam legamnya yang tidak pernah memperlihatkan rasa takut sedikitpun ketika dihadapkan dengan situasi hidup dan mati yang berbahaya, kini tampak air mata tengah berkumpul di dalamnya.
"Ibu, aku baik-baik saja."
Lin Dong menghirup udara dalam-dalam dan menenangkan diri. Dia lantas mendongak memandang Lin Xiao yang berdiri di samping Liu Yan. Saat ini, wajah ayahnya yang biasanya serius, juga tampak dipenuhi raut gembira. Akan tetapi, dia sudah menahan sebagian besar perasaannya sekarang.
"Ayah."
Lin Dong tersenyum pada Lin Xiao dan berkata.
"Humph, Bocah. Tak kusangka kau ternyata masih ingat kalau punya Ayah. Sudah bertahun-tahun sejak kau pergi, tapi kau tidak pernah mengabari kami bagaimana kondisimu." Wajah Lin Xiao menjadi suram ketika dia menegurnya dengan acuh.
"Omong kosong apa yang kaukatakan. Dong'er sudah sangat menderita di dunia luar. Kau punya hak apa mengkritiknya?" Liu Yan segera menoleh dan mengomel marah ketika mendengar kata-kata Lin Xiao.
Walaupun biasanya hangat dan ramah, tapi Liu Yan sekarang terlihat seperti harimau betina yang melindungi anaknya.
Lin Xiao terkekeh datar. Dia memandang ke arah wajah Lin Dong yang tersenyum, matanya sontak memerah. "Nak, kau masih saja keras kepala seperti biasa. Dulu, kubilang kalau kau selalu bisa kembali pulang kalau sudah lelah dengan dunia luar. Aku mungkin tidak sekuat kau, tapi aku tidak akan membiarkanmu menderita selama aku masih hidup."
"Ayah, sejak kapan Ayah menjadi orang sentimental begini?" Bahkan dengan sikapnya, Lin Dong masih merasa kalau hidungnya berkedut ketika mendengar ucapan Lin Xiao. Hanya di depan mereka, dia kembali menjadi pemuda lemah dari Kota Qingyang, bukanlah praktisi elit papan atas.
Lin Xiao tersenyum. Setelah itu, dia segera melangkah ke samping dan berkata, "Nak, kakekmu ada di sini. Mengapa kau tidak memberi salam padanya?"
"Haha, tidak perlu terburu-buru. Pemuda ini baru saja kembali. Biarkan dia bicara dengan ibunya terlebih dulu." Lin Zhentian tertawa terbahak-bahak. Sebelum ini, dia menghabiskan mayoritas waktunya untuk tetap diam. Namun sekarang, sikapnya sudah sangat berubah. Bahkan, air mata tampak berkilauan di matanya yang sudah berumur ketika memandang Lin Dong. Sementara itu, wajahnya dipenuhi ekspresi bangga.
"Kakek, meskipun kau sudah berumur, tapi kau tetap sehat seperti biasa." Lin Dong memandang ke arah Lin Zhentian dan tertawa. Dulu, pak tua itu merupakan sosok paling berkuasa di keluarganya, bahkan dia juga merasa takut dengan pria tersebut.
Lin Zhentian tertawa terbahak-bahak. Dia lantas melangkah maju dan menepuk bahu Lin Dong keras. Lin Zhentian berkata dengan penuh semangat, "Bagus sekali. Nak, kau adalah kebanggaan Keluarga Lin kita!"
Alasan mengapa Keluarga Lin mereka menikmati status yang tinggi di Dinasti Agung Yan, dan mengapa bahkan ketua klan utama harus memperlakukan mereka dengan penuh hormat adalah karenakan usaha Lin Dong.
Semua orang di dinding-dinding kota saat ini berangsur-angsur tersadar. Ketika memandang sosok pemuda kurus yang berdiri di depan Lin Xiao, mereka semua lantas saling bertukar pandang. Karena bagaimanapun juga, banyak orang di tempat ini yang tahu siapa Lin Dong. Beberapa tahun yang lalu, Lin Dong hanya pemuda biasa ketika meninggalkan Dinasti Agung Yan untuk berpartisipasi di Perang Seratus Dinasti. Namun ketika dia kembali, pemuda itu sudah seperti seorang sesepuh agung. Bahkan dia bisa dengan mudah menghadang serangan seorang praktisi Tingkat Samsara sebelumnya. Sehingga, sebenarnya sekuat apa Lin Dong sampai bisa melakukannya?
"Haha, tampaknya Nak Lin Dong adalah praktisi yang sudah menyelamatkan kami semua. Atas nama Dinasti Agung Yan, biarkan aku berterima kasih padamu." Mo Jingtian segera melangkah maju. Dia menangkupkan kedua tangannya bersama, dan berkata sambil menyunggingkan senyum. Senyumnya bahkan tampak mengandung penuh hormat.
Karena bagaimanapun juga, kekuatan yang memegang kekuasaan tertinggi di dunia ini. Bahkan, posisinya sebagai kepala keluarga kerajaan kemungkinan tidak berpengaruh apapun di mata Lin Dong sekarang.
Lin Dong membalas senyum Mo Jingtian. Setelah itu, dia memandang pemuda di belakang Mo Jingtian dan terkekeh. "Kak Mo Ling, bagaimana kabarmu di Sekte Dao?"
Mo Ling memperlihatkan ekspresi bersemangat dan dia segera mengangguk. Hati Mo Ling lantas berkecamuk, dan dia teringat bagaimana mereka sudah saling mendukung ketika bersama-sama berpartisipasi di Perang Seratus Dinasti.
"Kau … kau adalah Kakak Seperguruan Lin Dong?"
Suara bernada malu-malu terdengar dari belakang Mo Ling. Lin Dong mendongak dan melihat kalau suara itu berasal dari seorang wanita muda berbaju hijau. Wanita itu cukup cantik dan memiliki postur lembut. Bahkan, dia tergolong lumayan cantik. Akan tetapi, terdapat sorot panas berapi-api yang terpancar di mata lebarnya sekarang.
"Dia adalah Anran. Haha, dia juga merupakan murid Aula Desolate kita, dan dia selalu memujamu. Tentu saja, kurasa tidak ada seorang pun murid di Sekte Dao yang tidak memujamu. Bahkan, kemungkinan bakal ada keributan besar kalau mereka tahu kalau kau sudah kembali." Mo Ling terkekeh.
Ketika Lin Dong memikirkan tentang saudara seperguruannya di Aula Desolate, rasa hangat menyeruak di dadanya. Dia lantas tersenyum menatap Anran. Ketika gadis kecil itu melihat senyum Lin Dong, wajah mungil serta cantiknya tampak sangat bersemangat hingga memerah. Sambil menggenggam kedua tangan mungilnya bersama, gadis kecil itu tak lagi terlihat lancang seperti biasanya.
"Sesepuh Xia, sudah lama sejak kita terakhir berjumpa. Bagaimana kabarmu?"
Perhatian Lin Dong dialihkan pada pak tua tuna netra berjubah abu-abu di belakang. Dia lantas terkekeh pelan. Dia sering bermain catur dengan Sesepuh Xia ketika di Sekte Dao, juga menerima banyak petunjuk darinya. Oleh karena itu, Lin Dong sangat hormat padanya.
"Anak muda…"
Mata putih Sesepuh Xia memandang Lin Dong, dan senyuman puas terukir di wajahnya. Pemuda di masa lalu itu rupanya sudah bertambah dewasa hingga mencapai level di mana bahkan dia sendiri tidak mampu menyentuhnya meskipun ingin.
Atmosfer yang awalnya menegangkan dan membuat semua orang putus asa di dinding kota itu segera menghilang. Alih-alih, wajah mereka dipenuhi raut gembira ketika diam-diam melihat sosok pemuda kurus tersebut. Sejak pemuda itu muncul, dia bahkan tidak melihat musuhnya di kejauhan. Maka dari itu, sikapnya memunculkan harapan di hati mereka yang awalnya dipenuhi dengan rasa putus asa.
"Boleh kutahu siapa kau? Aku adalah Sesepuh Yuan Gate, Zhao Kuo. Kuharap kau tidak sembarangan ikut campur. Karena kalau tidak, kau mungkin bakal memunculkan masalah yang tak penting untuk dirimu sendiri."
Zhao Kui yang berdiri di langit di kejauhan menatap sosok di dinding kota dengan sorot mengancam. Teriakan bernada beratnya terdengar seperti gemuruh petir ketika menggema di langit.
Jika menimbang serangan Lin Dong barusan, Zhao Kui tahu kalau pemuda itu pasti punya kekuatan yang sangat mengerikan. Maka dari itu, dia menjadi waspada dengannya, dan tak berani sembarangan menyerang lagi.
Berpasang-pasang mata praktisi di dinding kota memandang ke arah Lin Dong setelah Zhao Kui berbicara. Satu-satunya praktisi yang bisa menghadang Zhao Kui kemungkinan hanya pemuda tersebut.
"Dong'er."
Liu Yan menarik tangan Lin Dong, wajahnya dipenuhi dengan ekspresi cemas.
Lin Dong tersenyum memandang Liu Yan. Akan tetapi, dia mengabaikan ancaman angkuh yang dikatakan Zhao Kui. Ketika kerumunan melihat sikapnya, mereka juga tidak berani membuka mulut.
"Jangan bilang kalau kau tidak bisa mendengar kata-kataku?"
Zhao Kuo murka ketika melihat Lin Dong sepenuhnya mengabaikannya. Dia lantas berteriak mengancam. Karena bagaimanapun juga, Yuan Gate mereka sudah berbeda apabila dibandingkan dengan sebelumnya. Bahkan seandainya praktisi lawannya adalah seorang praktisi super Tingkat Samsara, Yuan Gate mereka sama sekali tidak takut dengannya.
"Dasar anjing tua yang berisik."
Lin Dong akhirnya menyahut, tapi dia tidak membalikkan badannya. Alih-alih, dia hanya bicara dengan suara pelan.
"Kau!"
Zhao Kui sangat murka. Dia mengepalkan tangannya, dan Yuan Power mengerikan berkumpul di sana.
"Bzzt!"
Ketika dia hendak kehilangan kendali dan menyerang, dimensi di atas dinding kota kembali terdistorsi. Sesaat kemudian, 10 sosok mendadak muncul di belakang Lin Dong.
Kemunculan sosok-sosok yang terjadi secara tiba-tiba itu mengejutkan Mo Jingtian, Lin Fan, dan para praktisi lainnya. Keringat dingin segera bermunculan di dahi ketika mereka merasakan tekanan energi mengerikan yang menguar dari badan mereka.
"Komandan Pertama?"
Komandan Iblis Heaven Dragon memandang Zhao Kui yang berisik, sementara sorot dingin terpancar di matanya. Setelah itu, dia menoleh memandang Lin Dong dan bertanya. Seorang praktisi Tingkat Samsara biasa ternyata berani bersikap sangat angkuh di depan mereka?
Di sampingnya, Mo Jingtian dan para praktisi lainnya semua terkejut ketika mereka melihat betapa hormat Komandan Iblis Heaven Dragon ketika berbicara dengan Lin Dong.
Lin Dong mengabaikan ekspresi terkejut mereka. Dia hanya mengayunkan tangannya perlahan, dan suara acuh terdengar darinya. "Habisi dia!"
Komandan Iblis Heaven Dragon segera tertawa beringas ketika mendengar kata-kata tersebut. Sosoknya lantas bergerak, dan dia segera menghilang. Ketika sosoknya kembali muncul, Komandan Iblis Heaven Dragon sudah berdiri di depan Zhao Kui.
"Anjing tua dengan aura tidak stabil, berani-beraninya kau bersikap arogan di tempat ini! Kau benar-benar cari mati!"
Komandan Iblis Heaven Dragon terkekeh menatap Zhao Kui dan mengerahkan kepalan tangannya ke depan. Yuan Power yang mengerikan berkumpul, disusul raungan naga yang menggema. Bahkan, samar-samar terdapat riak-riak energi Tingkat Reincarnation di dalam Yuan Power-nya yang dahsyat.
Zhao Kui bergegas menggerakkan Yuan Power-nya ketika melihat serangan tersebut. Dia lantas menggunakan segenap kekuatannya untuk mengerahkan serangan balasan.
"Dhuaar!"
Gelombang energi yang mengerikan sontak menyebar ke sekitar saat kepalan-kepalan tangan mereka beradu. Setelah itu, semua orang dapat mendengar Zhao Kui berteriak, dan sosoknya terpental mundur hingga puluhan kilometer dengan cara yang menyedihkan. Rupanya Zhao Kui bahkan tidak bisa menerima satu serangan dari sosok misterius yang kuat tersebut.
"Haha, aku juga akan mencobanya."
Komandan Iblis Golden Ape tertawa terbahak-bahak menghadap langit ketika menyaksikan kejadian itu. Sosoknya lantas bergerak, dan dia muncul di belakang Zhao Kui yang sekarang terpukul mundur. Tak lama setelahnya, sosoknya berhenti, dan sebuah tendangan yang mengandung riak-riak samar energi Tingkat Reincarnation diayunkan mengenai badan Zhao Kui.
"Blaar!"
Zhao Kui segera memuntahkan banyak darah. Bahkan sebelum sempat menstabilkan badan, dia kembali terpental mundur ke arah yang berbeda. Sementara itu, organ-organ dalamnya sudah terguncang hebat.
"Haha."
Zhou Yi bersaudara juga tertawa keras. Salah satu dari mereka lantas melangkah maju dan mengerahkan pukulan hingga membuat Zhao Kui terpental lagi.
"Bam! Bam! Bam!"
Beberapa sosok tampak berdiri di langit ketika pukulan-pukulan itu dikerahkan. Setelah itu, semua orang melongo ketika melihat Zhao Kui yang sebelumnya sudah meremehkan mereka dan menganggap mereka tak berbeda dengan semut, sekarang ditendang ke sana-kemari seperti samsak tinju. Pemandangan itu jelas menandakan kalau Zhao Kui bahkan tidak punya kemampuan sedikit pun untuk bertahan.
Di kejauhan, pasukan di sekitar yang hendak menyerang Dinasti Agung Yan juga mulai gemetar terkejut. Sementara itu, Mo Jingtian serta para praktisi lainnya yang berdiri di dinding kota memandang kejadian ini dengan wajah menggelap. Karena bagaimanapun juga, Zhao Kui adalah seorang praktisi super Tingkat Samsara…
Mereka diam-diam melirik Lin Dong yang masih bicara dengan Liu Yan, dan bahkan tidak menoleh sama sekali. Sensasi merinding segera menjalar di sekujur badan mereka. Terlebih lagi, mereka masih ingat bagaimana orang itu memanggil Lin Dong barusan.
Komandan Pertama.
Lin Dong jelas adalah pemimpin kelompok mengerikan tersebut. Meskipun mereka belum melihat bagaimana performa Lin Dong di pertarungan yang sebenarnya, tapi mereka paham kalau pemuda yang selalu tersenyum itu kemungkinan adalah sosok yang paling mengerikan…
Lin Xiao dan Lin Zhentian saling bertukar pandang. Setelah itu, mereka tersenyum kecut dan merasa tidak berdaya. Akan tetapi, juga terdapat ekspresi bangga yang meluap-luap di wajah mereka berdua. Mereka penasaran hal apa saja yang sudah ditahan oleh pemuda itu selama bertahun-tahun terakhir demi menjadi sangat kuat.
Suara-suara ledakan terus terdengar untuk saat yang lama. Hingga akhirnya, Lin Dong tersenyum pada Liu Yan dan berkata, "Ibu, biarkan aku pergi dan menyelesaikan situasi ini."
Lin Dong perlahan-lahan membalikkan badan setelah berbicara. Wajahnya yang tersenyum ramah lantas perlahan-lahan berubah sedingin es. Dia mengulurkan tangannya, dan sebuah lubang hitam menyeruak dari telapak tangannya. Kekuatan penghisap lantas menyembur keluar. Tak lama kemudian, sosok menyedihkan yang sudah babak-belur di kejauhan itu terpental mundur dan melayang di depan Lin Dong. Saat ini, darah dan raut ketakutan memenuhi wajah Zhao Kui.
Lin Dong tersenyum padanya, lalu tangannya perlahan-lahan meraih tenggorokan Zhao Kui. Akan tetapi di mata Zhao Kui, senyuman Lin Dong terlihat seperti iblis.
"Apa kau yang tadi ingin membunuh orang tuaku?"