Damai
Damai
Mengenai keributan yang disebabkan oleh Ling Qingzhu, Lin Dong juga merasa sangat tidak berdaya. Bahkan, dia hampir tidak punya kesempatan berbincang dengannya, karena Liu Yan tampaknya sangat menyukai Ling Qingzhu. Sehingga, setelah Liu Yan menarik Ling Qingzhu dan Qingtan ke dalam rumah, tidak ada aktivitas dalam waktu lama. Rupanya mereka sedang berbincang dengan gembira.
Ketika Lin Dong melihat kelompok itu, dia memutuskan untuk tidak mengganggu. Setelah bicara dengan Lin Xiao sesaat, pria itu mendadak tersenyum dan menepuk bahunya. Lin Xiao lalu menunjuk ke depan.
Lin Dong membalikkan badannya dan menatap ke arah yang dimaksud. Dia lalu melihat beberapa sosok segera berjalan mendekatinya. Orang di bagian depan adalah seorang wanita cantik dan agak lebih tua apabila dibandingkan dengan Lin Dong. Wanita itu tampak tidak asing.
Saat ini, ada tiga pria berjalan di belakangnya. Meskipun mereka tidak bertemu dalam waktu sangat lama, tapi Lin Dong segera mengenali mereka. Tak lama kemudian, gejolak perasaan mulai berkecamuk di dalam hatinya.
Mereka berempat rupanya Lin Xia, Lin Hong, Lin Shan, dan Lin Changqiang. Mereka semua adalah saudara sedarah yang dekat dengan Lin Dong dan tumbuh besar bersama di Kota Qingyang. Meskipun dulu mereka punya beberapa konflik ketika masih muda, sekarang kalau Lin Dong kembali mengingat masa-masa itu, dia merasakan sensasi hangat di dalam dadanya.
"Lin Dong!"
Wanita cantik itu memandang Lin Dong. Ketika menatap pemuda yang tampak lebih dewasa dibandingkan ketika pertama kali meninggalkan Kota Qingyang, sorot terkejut yang tidak bisa disembunyikan terpancar di matanya. Akan tetapi, masih ada sorot ragu-ragu di mata Lin Xia. Karena bagaimanapun juga, mereka juga tidak bertemu dalam waktu yang sangat lama, dan Lin Dong bukan lagi seorang pemuda lemah yang bertarung dan bermain-main dengan mereka ketika dulu berada di Kota Qingyang. Jangankan Klan Lin, kemungkinan hampir tidak ada praktisi di seluruh Benua Xuan Timur yang pantas mendapatkan perhatian Lin Dong sekarang.
Pemuda dari Kota Qingyang itu sekarang sudah menjadi praktisi super yang berdiri di puncak dunia.
"Kak Lin Xia, sudah lama sejak kita terakhir kali bertemu."
Ketika Lin Dong menatap Lin Xia, senyum lembut tersungging di wajahnya. Namun, dia juga menyadari sorot ragu-ragu di mata Lin Xia serta saudara-saudaranya yang lain. Sehingga, Lin Dong segera tersenyum lalu mengulurkan kedua tangannya, dan mendekap Lin Xia. Tak lama kemudian, dia juga memeluk trio Lin Hong. Karena bagaimanapun juga, Lin Dong sudah mengalami terlalu banyak insiden antara hidup dan mati. Sehingga, dia sangat menyayangi saudara pria dan wanita yang memiliki hubungan darah secara langsung dengannya tersebut.
Saat kelompok Lin Xia yang berisikan empat orang itu melihat apa yang Lin Dong lakukan, raut gembira sontak muncul, dan mereka tak lagi sekikuk sebelumnya. Lin Xia segera menarik Lin Dong dan terus mengajaknya bicara. Saat ini, dia sudah tak lagi terlihat seperti kakak perempuan yang menakutkan. Lin Hong dan Lin Shan bersaudara langsung tersenyum ke arah Lin Dong. Mereka sudah seringkali membuat masalah pada Lin Dong ketika masih anak-anak. Namun, mereka akhirnya mengalami kekalahan besar di tangan Lin Dong. Sekarang, mereka memiliki status yang cukup tinggi di Klan Lin. Terkadang, mereka hanya perlu bicara tentang bagaimana mereka bertarung melawan Lin Dong di masa lalu, dan mereka akan segera ditatap dengan penuh hormat oleh banyak sekali anggota Klan Lin.
Lin Chanqiang masih gembul seperti biasa. Pemuda itu menyukai Qingtan sejak masih muda. Dulu, dia sering mengikuti di belakang Lin Dong demi mencari kesempatan untuk bicara dengan Qingtan. Saat itu, Lin Chanqiang punya hubungan yang cukup baik dengan Lin Dong.
Lin Dong dan mereka berempat berbincang dan tertawa. Saat dia menatap wajah-wajah tak asing mereka, dia perlahan-lahan mulai teringat akan berbagai macam insiden yang dulu terjadi di Kota Qingyang. Sekarang kalau dia memikirkannya, bahkan seseorang seperti Lin Dong yang sudah melalui berbagai macam situasi antara hidup dan mati, juga masih merasakan nuansa hangat yang samar-samar menyeruak di dalam hatinya.
Ling Qingzhu yang berbincang dengan Liu Yan di dalam ruangan, kini agak mendongakkan kepalanya. Matanya menatap ke arah jendela dan tak sengaja melihat wajah Lin Dong. Wajah Lin Dong kembali mendapatkan kesan lembut dan muda seperti dulu. Selain itu, ekspresi lembut dan muda di sana membuat Ling Qingzhu mendadak teringat akan saat-saat mereka pertama kali berjumpa…
"Nona Qingzhu?" Liu Yan memanggilnya lembut, segera menyadarkan Ling Qingzhu. Dia lantas memandang mata Liu Yan yang terlihat ramah, dan wajahnya memerah. Tak lama kemudian, dia segera berkata, "Tolong panggil aku dengan nama Qingzhu."
Liu Yan tersenyum dan mengangguk. Dia lantas berujar, "Qingzhu, Dong'er tidak mengganggumu, 'kan? Kau bisa bilang padaku jika dia berani mengganggumu di masa depan nanti, dan aku yang akan menanganinya."
Ketika Ling Qingzhu mendengar ucapannya, dia merasa agak pusing dan tak tahu harus menjawab apa. Ling Qingzhu hanya bisa mengutuk Lin Dong diam-diam dalam hatinya.
…
Tak lama kemudian, Lin Dong memperkenalkan pak tua Fen Tian pada Lin Xiao. Ayahnya lantas bersikap sangat hormat ketika mendengar status pak tua Fen Tian. Karena bagaimanapun juga, praktisi kuat seperti Fen Tian bisa dengan mudah menjadi Ketua Sekte di Benua Xuan Timur. Sehingga, Klan Lin benar-benar diberkahi jika seorang praktisi sekuat Fen Tian mau menjadi sesepuh tamu mereka.
Karena hubungannya dengan Lin Dong, pak tua Fen Tian juga menjadi sangat hormat pada Lin Xiao. Mereka berdua berbincang, dan pak tua Fen Tian akhirnya setuju untuk tinggal sementara waktu di Klan Lin. Karena bagaimanapun juga, dia tidak mengenal orang selain mereka di dunia ini. Lagipula, Fen Tian cukup menyukai ide untuk tinggal di sana dan mengajari beberapa generasi muda.
Saat melihat mereka mengobrol gembira, Lin Dong beranjak pergi sambil tersenyum. Dia pun perlahan-lahan menjelajahi seisi Klan Lin yang besar. Selama perjalanan, dia melihat banyak anggota Klan Lin. Ketika mereka melihat Lin Dong, tatapan mata mereka menjadi bersemangat. Tak ada bedanya ketika Lin Dong berjumpa dengan sesepuh Klan Lin.
Ketika melihat respon mereka, Lin Dong tersenyum kecut. Dia segera berbalik, lalu menemukan jalan terpencil, dan berjalan di sana.
Lin Dong berjalan di jalur setapak berbatu di dalam hutan. Sementara itu, sinar-sinar cahaya yang tidak beraturan menyinari dan menyelimuti badannya. Sensasi santai dan tenang itu membuat senyum simpul muncul di sudut bibirnya.
Memang enak kalau kembali pulang.
Lin Dong melompat di pohon besar. Setelahnya, dia bersandar dan berbaring malas di sebuah dahan pohon. Sambil memejamkan kedua matanya secara perlahan-lahan, dia akhirnya berangsur-angsur terlelap.
Lin Dong tidur sepanjang sore. Baru setelah matahari tenggelam, dia perlahan-lahan membuka matanya. Sementara itu, sepasang matanya tampak sedamai langit malam, sehingga membuat siapapun terlena karenanya.
Mental Energy yang besar dan dahsyat di dalam Istana Niwan-nya tampaknya memadat dengan cekatan.
Lin Dong melemaskan pinggangnya dan dia bergerak, kemudian melompat turun. Ketika hendak beranjak pergi, dia samar-samar bisa merasakan gejolak Mental Energy. Sementara itu, gejolak energi di sana terasa tak asing lagi.
"Ada banyak sekali kawan di sini."
Lin Dong menghela napas pelan setelah mendeteksi gejolak Mental Energy itu. Dia lantas berpikir sesaat dan berjalan semakin ke dalam. Dia pun melihat sebuah sosok yang indah sedang duduk diam di samping kolam kecil di dalam hutan.
Sosok indah itu mengenakan baju sederhana dan memiliki perangai yang diam serta elegan. Jika melihat dari samping, wanita itu terlihat lumayan cantik. Selain itu, wajah wanita di sana terasa tidak asing bagi Lin Dong.
Lin Ke'er. Dia bertemu dengannya di Kota Yan. Selain itu, karena Lin Ke'er, Lin Dong pergi ke makam tua yang akhirnya mengantarkannya ke insiden menggelikan antara dia dan Ling Qingzhu.
Saat ini, tampaknya Lin Ke'er sedang menempa diri karena ada Mental Energy yang besar dan dahsyat menyebar di sekitar sosoknya. Jika dia naik satu tingkat lagi, maka kekuatan Lin Ke'er bakal meningkat menjadi level Divine Symbol Master Tingkat Awal.
Dulu, Lin Dong sadar kalau Lin Ke'er menempa Mental Energy-nya. Tapi tak disangka, Lin Ke'er mengalami perkembangan yang baik selama bertahun-tahun ini.
Lin Dong memandang kejadian itu. Sesaat kemudian, dia tersenyum simpul dan sebuah kendali pikiran melintas di dalam kepalanya. Sebuah gelombang Mental Energy lantas segera menguar dan menyelimuti di sekeliling Mental Energy milik Lin Ke'er.
Setelah Mental Energy-nya mendadak diselimuti oleh energi Lin Dong, Lin Ke'er terkejut. Mental Energy-nya segera mendesing dengan maksud untuk membebaskan diri. Akan tetapi, Mental Energy yang misterius itu mendadak menguarkan riak-riak energi hangat.
Sambil didekap oleh energi hangat, Mental Energy Lin Ke'er merasa seperti janin yang dirawat di dalam rahim seorang Ibu, dan berangsur-angsur tertidur. Saat tertidur, Mental Energy-nya diam-diam berkembang. Bahkan sebelum Lin Ke'er sadar, Mental Energy-nya sudah menembus hambatan yang mengusiknya sejak lama, dan dia naik ke Tingkat Divine Symbol Master.
Energi hangat itu rupanya menghilang secara misterius, dan Lin Ke'er mendadak membuka matanya. Awalnya dia merasa agak terkejut. Setelahnya, dia bergegas menoleh dan memandang ke arah di kejauhan. Ada sebuah sosok berpostur kurus yang berangsur-angsur pergi di kejauhan.
"Lin Dong…"
Lin Ke'er menggigit bibirnya pelan dan tampak agak terperangah ketika memandang pemuda yang pergi dengan sikap tenang serta tanpa beban di sana. Berbagai macam insiden yang terjadi bertahun-tahun lalu segera terputar kembali di dalam kepalanya. Dia pun tersenyum lembut. Tapi terdapat ekspresi getir di balik senyumnya.
…
Ketika Lin Dong kembali ke halaman di mana kamarnya terletak, dia tak sengaja melihat Liu Yan keluar dari sebuah kamar. Saat melihatnya, Lin Dong segera tersenyum dan melangkah maju.
"Apa mereka berdua sedang beristirahat?"
Liu Yan tersenyum dan mengangguk. Saat dia memandang ke arah Lin Dong yang sekarang sudah satu kepala lebih tinggi dibandingkan dengannya, senyum puas terukir di wajah Liu Yan. Karena bagaimanapun juga, dia masih bisa samar-samar mengingat bagaimana pemuda itu bekerja keras demi mendapatkan elixir untuk Lin Xiao bertahun-tahun lalu. Namun, waktu cepat bergulir. Pemuda lemah bertahun-tahun lalu, sekarang menjadi sosok yang dibanggakan oleh seisi Klan Lin.
"Dong'er, Qingzhu adalah gadis yang baik dan ibu suka dengannya." Liu Yan menarik lengan Lin Dong dan berkata sambil tersenyum.
Lin Dong sontak tersenyum malu ketika mendengarnya.
"Tapi … mengapa kau tidak membawa serta Ying Huanhuan?" Liu Yan menatap Lin Dong lalu bertanya, "Aku juga sangat suka dengannya. Selain itu, aku tahu kalau dia juga sangat menyukaimu."
Lin Dong tersenyum kecut. Saat ini, dia sedang berpikir keras mengenai masalah tersebut. Karena bagaimanapun juga, dia menaruh perasaan pada Ling Qingzhu serta Ying Huanhuan, dan tahu betul kalau mereka berdua sudah berkorban demi dia. Namun dua gadis itu punya harga diri yang tinggi. Salah satu dari mereka adalah Master Nine Heavens Supreme Purity Palace, sedangkan sisanya adalah reinkarnasi Ice Master. Dengan demikian, bisa mendapatkan salah satu dari mereka sudah merupakan berkah yang besar. Tapi, dia sekarang sudah terlibat dengan mereka berdua, dan tak tahu apakah itu berkah atau kutukan.
Liu Yan adalah seseorang yang berpengalaman. Sehingga, dia segera paham akan situasi yang terjadi ketika melihat ekspresi Lin Dong. Sambil menutup mulutnya, dia terkekeh. "Dong'er benar-benar populer."
Lin Dong menjadi malu. Dia berkata dengan nada tak berdaya, "Ibu, berhentilah menggodaku."
"Kalau urusan seperti itu, kau perlu menentukannya sendiri. Tapi, aku sangat suka dengan mereka berdua." Liu Yan berkata sambil tersenyum. Lin Dong terkekeh datar karena dia paham apa maksud Ibunya. Akan tetapi, permintaannya sekarang sangat sulit untuk dipenuhi.
Liu Yan memandang Lin Dong. Dia lantas mendadak menghela napas dan berkata, "Masih ada masalah Qingtan…"
"Apa yang terjadi pada Qingtan?" Lin Dong agak terkejut.
Bibir Liu Yan bergerak. Akan tetapi, akhirnya dia menggeleng putus asa. Dia lalu mengulurkan tangannya dan menjewer telinga Lin Dong. Liu Yan akhirnya membentaknya, "Bukan apa-apa. Aku akan pergi dulu dan beristirahat. Kau juga sebaiknya segera istirahat."
Usai bicara, Liu Yan melangkah dan berjalan menjauh. Di waktu yang bersamaan, dia sontak menggelengkan kepalanya. Putranya benar-benar kelewat luar biasa dan membuatnya pusing. Apalagi, gadis bernama Qingtan itu…