Ilmu Pengguncang Alam Semesta

Mendapatkan Tujuannya



Mendapatkan Tujuannya

2"Bzzt! Bzzt!"      

Percikan-percikan kilat bercahaya lantas memadat di salah satu mata Lin Dong dengan kecepatan yang mencengangkan. Di waktu yang bersamaan, seakan terdapat petir yang berkecamuk di awan-awan gelap di atas kepalanya.      

Cao Ying tampak terkejut ketika menyaksikan peristiwa itu. Ada sensasi tidak menyenangkan yang diam-diam menyeruak di hatinya. Dia segera menggertakkan giginya. Kalau dia sampai kalah melawan manusia level Profound Death Tingkat Awal di hadapan begitu banyak orang, bagaimana mungkin dia bisa tetap mempertahankan harga dirinya di wilayah Beast War di masa depan nanti?      

Oleh karena itu, tidak peduli apapun yang terjadi, dia harus membunuh pemuda tersebut hari ini!      

Sorot mencekam terpancar di mata Cao Ying, tenggorokannya lalu mengeluarkan teriakan bernada rendah. Tak lama kemudian, cahaya merah darah mendesing keluar dari badannya dan mengarah ke semua penjuru. Sosoknya saat ini juga membesar dengan cepat.      

"Krak! Krak!"      

Cahaya merah darah menyebar. Sebuah sosok berdarah-darah menggeliat, dan teriakan memekakkan telinga terdengar di bentangan dunia bersama dengan bau darah yang pekat. Tak lama kemudian, semua orang menyaksikan kalau badan Cao Ying yang sedang melayang di langit, kini bertransformasi menjadi ular piton merah darah berukuran ratusan meter. Ada titik-titik hitam di badannya yang berukuran besar, dan sepasang sayap raksasa juga tampak membentang. Jika dilihat dari kejauhan, sosoknya seperti naga terbang.      

Sisik-sisik berwarna merah darah menyelimuti sosok raksasa ular piton merah terang. Mata ularnya yang berwarna merah menyala mengandung kesan sangat beringas saat menatap lekat pada Lin Dong yang berada tak jauh darinya.      

"Bentuk Hewan Iblis yang sebenarnya, huh…"      

Ketika Lin Dong menyaksikan kejadian itu, matanya sontak agak memicing. Dia tentu paham kalau bagian terkuat dari Hewan Iblis adalah fisiknya. Ketika mereka berubah menjadi bentuk aslinya, maka bisa dibilang kalau mereka sudah mengerahkan segenap kekuatan yang dimiliki. Perubahan itu juga menandakan kalau mereka akan bertarung dengan semua kemampuan yang ada.      

Ternyata Cao Ying tidak puas dengan hasil pertarungan tersebut. Maka dari itu, dia bermaksud menggunakan cara ini untuk mengakhirinya.      

Tapi … Tidak mudah untuk melakukannya…     

Sambaran petir yang berkumpul di dalam mata Lin Dong semakin terang. Awan-awan gelap juga bergerak hebat mendekatinya di langit. Langit berangsur-angsur menggelap, dan beberapa ular-ular petir bergerak-gerik di dalam awan.      

Fenomena tidak biasa itu juga bisa dideteksi oleh banyak praktisi. Mata mereka segera dipenuhi sorot tercengang. Mereka dapat merasakan gejolak energi rumit yang tergolong liar dan beringas dari dalam awan-awan gelap tersebut.      

"Dragon Ghost Skill!"     

Teriakan melengking mendadak terdengar di mulut ular piton merah raksasa yang merupakan sosok Cao Ying. Cahaya merah darah mengerikan menyeruak, ular piton raksasa itu pun menggeliat hebat. Duri-duri tulang merah darah yang tajam bermunculan dari dalam badannya. Sementara itu, tanduk naga merah darah perlahan-lahan terbentuk di kepala ular raksasa. Aura ular piton merah darah seketika menyeruak ke langit Samar-samar, aura itu menyerupai aura anggota Klan Naga.      

"Blaar!"      

Cahaya merah darah di langit lantas meledak. Pilar-pilar cahaya berwarna merah darah mendadak menjulang di sana. Naga merah darah di dalam pilar cahaya itu menguarkan auranya yang mengerikan. Dimensi di sana seolah terdistorsi ketika sosok raksasa itu bergerak.      

Tak ada teknik rumit yang digunakan, hanya ada tubrukan kekuatan dengan cara sederhana dan mengerikan yang terjadi di sana. Namun, seolah gunung bahkan bisa ikut ambruk jika sampai terkena kekuatan Cao Ying.      

Semua orang bisa merasakan betapa mengerikan dan mencengangkan kekuatan yang terkandung dalam serangan itu.      

Lin Dong menunduk dan menatap ke arah sosok merah darah seperti batu meteor yang menerjang ke arahnya. Sorot matanya berangsur-angsur semakin mengerikan. Dia segera mengulurkan tangannya lurus ke depan. Jarinya menunjuk ke arah awan-awan gelap di langit di kejauhan. Sesaat kemudian, dia menghirup napas dalam-dalam, dan sambaran petir di salah satu matanya tampak semakin menyilaukan.      

"Blaaar!"      

Awan-awan gelap di langit mulai berkecamuk setelah Lin Dong mengulurkan tangannya. Kilatan-kilatan berkumpul tak terkendali di dalam awan. Tak lama kemudian, awan-awan itu memisahkan diri, dan sebuah tangan sambaran petir berukuran ratusan meter muncul dengan mencengangkan di hadapan berpasang-pasang mata yang menatap dengan sorot ngeri di daratan itu.      

"Lightning Emperor Meteorite Hand!"     

Sambil melayang di langit, petir berkumpul di belakang Lin Dong. Sosoknya sekarang menyerupai Raja Petir. Ada tekanan energi yang sulit dideskripsikan dengan kata-kata di dalam suaranya yang bernada acuh ketika menggema di langit.      

"Gluduk!"     

Tangan berukuran ratusan meter di langit mendadak mendesing ke bawah setelah suara teriakan Lin Dong terdengar. Naga petir tampak di dalam tangan raksasa itu, dan samar-samar seolah ada simbol sambaran petir berukuran besar di dalam kilatan-kilatan tersebut. Energi liar yang besar dan dahsyat menguar dari dalam sana.      

"Dhuaar!"     

Di daratan di bawah, sudah terdapat bekas cetakan tangan berukuran ratusan meter setelah tangan petir raksasa itu menerjang. Kekuatan mengerikan itu menyebabkan kulit kepala para penonton di sana mati rasa. Bahkan, sorot ngeri juga terpancar di mata para praktisi Blood Python City.      

"Swuush!"      

Sambaran petir dan cahaya merah darah menerjang di langit dari dua sudut berbeda. Hingga akhirnya, keduanya beradu sambil ditatap oleh banyak penonton dengan sorot terkejut.      

Serangan-serangan itu seperti dua batu meteor yang beradu secara destruktif!     

"Dhuaar!"      

Suara keras menggema di seluruh area radius 500 km. Cahaya terang, menyilaukan, dan pekat tersebar dari langit. Tingkat intensitas dan kecerahan cahaya itu bahkan melampaui matahari yang bersinar panas di langit.      

Semua orang menggunakan kedua tangan mereka untuk menutupi mata masing-masing. Tatapan mata mereka memandang melalui sela-sela jari, dan terpaku lekat pada area tertentu di langit di mana cahaya itu muncul. Tampak dua sosok berukuran besar saling menggerogoti kekuatan lawan di tempat tersebut.      

"Lihatlah caraku membunuhmu!"     

Cahaya merah mengerikan menyapu dari dalam duri-duri tulang yang menyelimuti sosok ular merah darah raksasa. Sementara itu, raungan Cao Ying yang dipenuhi nafsu membunuh menggema di langit.      

"Lightning Slaughter!"     

Lin Dong mengulurkan tangannya, dan menunjuk ke arah ular piton merah terang yang menggeliat hebat di kejauhan. Tatapan matanya dipenuhi sorot acuh saat Lin Dong mengepalkan tangannya cepat. Suara bernada sedingin es lantas terdengar dari mulut pemuda tersebut.      

"Dhuaar!"      

Petir mendadak terlontar keluar dari tangan sambaran kilat raksasa setelah Lin Dong mengucapkan kalimat itu. Kilatan-kilatan mengerikan menghantam tak terkendali pada ular piton merah terang raksasa.      

"Humph!" Cao Ying mendengus acuh, dan sinar cahaya merah menyebar ke semua penjuru. Tak lama kemudian, cahaya itu beradu dengan sambaran petir.     

"Kau memang cari mati…"      

Lin Dong tersenyum simpul ketika menyaksikan kejadian tersebut. Kilatan-kilatan petir mengerikan itu tidak terbentuk dari Yuan Power biasa. Alih-alih, mengandung kekuatan Thunderbolt Ancestral Symbol…      

Sorot tercengang terpancar di dalam mata ular piton raksasa Cao Ying ketika sambaran petir pertama meledak. Dia bisa merasakan aura sangat berbahaya menguar dari riak-riak petir itu.      

Namun, jelas Cao Ying saat ini tak punya waktu untuk menghindar. Oleh karena itu, dia hanya mampu menatap dengan sorot terkejut saat kilatan-kilatan mengerikan itu menyambarnya!      

"Blaar! Blaar! Blaar!"      

Ledakan-ledakan terus terjadi di badan ular piton merah terang raksasa. Tak lama kemudian, teriakan-teriakan melengking terus terdengar. Sementara itu, energi merah darah yang bergejolak di badan Cao Ying ternyata mulai berkurang cepat ketika terkena ledakan-ledakan sambaran petir tersebut. Sementara itu, armor merah darahnya yang sangat kokoh juga memperlihatkan tanda-tanda mulai retak, dan darah merah terang menyembur hebat seperti air mancur.      

"Argh!"      

Semua orang sekarang mendongakkan kepalanya. Pupil mereka menciut ketika menyaksikan kalau ular piton raksasa berwarna merah menyala yang awalnya sangat mengerikan itu terhempas mundur. Darah menghujani daratan di bawah, asap-asap putih membumbung. Jelas, bahkan darah ular piton itu mengandung racun yang mematikan.      

"Dhuaar!"      

Ular raksasa berwarna merah terang itu melengkung dan menyemburkan darah, lalu terjatuh. Hingga akhirnya, ular itu terhempas keras di tanah yang bergetar hebat. Daratan dalam radius 3 kilometer lantas ambruk dan membentuk lubang yang dalam. Darah segar mengalir dari ular piton, bahkan tanah dibuat memerah karenanya.      

Berpasang-pasang mata tampak kebingungan dan terkejut saat menatap lubang besar di tanah, serta ular piton merah terang raksasa yang terlihat sangat menyedihkan tersebut. Jelas Cao Ying sudah kalah dalam pertarungan yang menggemparkan bumi barusan!      

Daratan yang awalnya ramai, saat ini menjadi sunyi. Para praktisi ahli dari berbagai macam fraksi memperlihatkan beragam ekspresi ketika mengetahui hasil tersebut. Sorot mata mereka menjadi mengerikan ketika mendongak menatap sosok pemuda di langit. Manusia itu ternyata memiliki kekuatan yang luar biasa. Pantas saja dia berani menantang Blood Python City…      

Para praktisi saat ini menjadi pucat pasi, terutama Cao Mang yang matanya dipenuhi dengan sorot tak percaya. Cao Ying ternyata kalah di tangan manusia level Profound Death Tingkat Awal.      

"Dia menang…"      

Xin Qing yang berdiri di bukit tinggi, kini melemaskan tangannya yang terkepal, senyum lega muncul di wajahnya. Dua wanita muda Suku Nine-tail itu bersorak-sorai dan saling berpelukan. Ada nada gembira yang terlontar di mulut mereka karena berhasil selamat dari bencana.      

Lin Dong yang melayang di langit lantas menatap daratan yang kini berubah sunyi, sementara kilau petir di matanya perlahan-lahan menghilang. Sosoknya bergerak, dan dia kembali muncul di dalam lubang besar di bawah. Lightning Emperor Scepter di tangannya diacungkan ke depan. Setelah itu, tongkat kerajaan tersebut terhenti pada sebuah sosok yang sudah kehilangan cahaya merah darah yang awalnya berpendar redup, lalu kembali ke sosok manusianya—yaitu Cao Ying.      

Sekarang ini, sosok Cao Ying sudah berlumuran darah, badannya juga dipenuhi dengan luka-luka. Auranya sangat lemah. Dia mendongak, menatap Lightning Emperor Scepter yang diarahkan di dahinya. Ketika dia menatap mata acuh Lin Dong, pandangan matanya yang dulunya beringas, sekarang dipenuhi sorot ngeri dan terkejut.      

Cao Ying bisa melihat nafsu membunuh sedingin es yang tak bisa disembunyikan dari tatapan pemuda tersebut. Bahkan, aura itu hanya dimiliki oleh seseorang yang berhasil selamat dari berbagai macam pertarungan berdarah.      

Cao Ying tidak meragukan kalau Lightning Emperor Scepter di tangan pemuda itu bakal menghantam kepalanya dengan keras, dan menghancurkan kepalanya hingga berkeping-keping sesaat kemudian.      

"Pemimpin, kau sudah kalah…"      

Lin Dong menatap Cao Ying yang tak berani bergerak sedikit pun di bawah ancaman Lightning Emperor Scepter. Senyuman tersungging di wajah Lin Dong saat dia berkata dengan nada ramah.      

Ekspresi Cao Ying agak berubah. Dia lantas menggertakkan giginya dan berkata, "Meskipun kau bisa mengalahkanku, masih ada banyak pasukan Blood Python City-ku di sini! Bagaimana mungkin kau bisa mengalahkan kami semua?!"      

"Memang akan sangat merepotkan kalau harus membunuh banyak orang … Tapi, tak ada seorang pun dari kalian yang bisa mencegahku kalau aku ingin pergi." Lin Dong tersenyum. Sorot matanya tampak acuh saat dia memandang kelompok Blood Python City tak jauh di sana, yang sekarang terlihat seakan-akan mereka sedang dihadapkan dengan musuh sangat kuat.      

"Selain itu, paling tidak aku bisa membunuh setengah praktisi papan atas Blood Python City-mu sebelum aku pergi."      

Sudut bibir Cao Ying berkedut. Jika obrolan ini terjadi sebelum mereka bertarung, dia mungkin bakal mendengus mendengar ancaman tersebut. Namun saat ini, Cao Ying tidak dapat berbuat demikian. Karena dia paham kalau pemuda yang sedang tersenyum di depannya itu memang bisa melakukannya…     

Sekarang ini, Cao Ying sudah terluka parah, dan jelas dia tidak bisa menghentikan Lin Dong seorang diri.      

"Tak perlu menanggung kerugian sebesar itu demi menangkap dua anggota Suku Nine-tail. Mengapa kita tidak melupakan saja urusan hari ini, pemimpin Cao Ying?" Lin Dong terkekeh. Saat ini, suaranya juga terdengar sampai ke area sekitar, membuat alis para penonton berkedut. Pemuda itu jelas mendesak Cao Ying untuk mundur…      

"Kau!" Cao Ying menggertakkan giginya. Jelas kalau dia sangat enggan melakukannya.      

"Kau punya dua pilihan. Kita berdua bisa saling mundur, atau aku akan membunuhmu dan menghabisi setengah praktisi Blood Python City sebelum pergi…"      

Mata Cao Ying melihat wajah Lin Dong yang tersenyum, membuat nuansa merinding menyeruak di dalam hati pria tersebut. Pemuda itu jelas tahu kalau orang di depannya tidak bisa mengambil tindakan demikian.      

Ekspresi Cao Ying berubah cepat. Hingga akhirnya, dia menggertakkan gigi, dan mengangguk di hadapan pandangan mata Lin Dong yang semakin dingin serta acuh.      

"Baiklah, Blood Python City-ku akan mengakui kekalahan kami!"      

Lin Dong tersenyum, dan dia perlahan-lahan menarik mundur Lightning Emperor Scepter di tangannya. Pemuda itu lalu menatap para praktisi di daratan sekitar yang sekarang memperlihatkan berbagai macam emosi di dalam mata mereka. Lin Dong tahu kalau dia sudah mendapatkan tujuannya…      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.