Ilmu Pengguncang Alam Semesta

Metode Asura



Metode Asura

2Matahari yang bersinar terik naik sampai ke puncak langit. Sinar matahari menyinari seluruh area di Pulau Perkumpulan Ilmu Bela Diri, sehingga membuat pulau yang awalnya sudah sangat ramai dan berisik semakin panas dan berkecamuk.      

Banyak orang yang berkumpul di sekeliling alun-alun di puncak gunung. Gelombang-gelombang suara terdengar bersahut-sahutan, bahkan awan-awan di langit menjadi tercerai-berai.      

Setelah kemenangan tiga ronde yang terjadi dengan begitu mudah oleh Klan Wei saat melawan Klan Song, ronde perkumpulan ilmu bela diri selanjutnya ditentukan sekarang. Ronde selanjutnya adalah Klan Wei melawan Klan Gu. Hanya pemenang pertarungan itu yang bisa menantang pemenang sebelumnya, yaitu Klan Shentu.      

Berpasang-pasang mata diedarkan pada area tempat duduk Klan Gu dan Klan Wei, lalu suara bisik-bisik terdengar di sana. Rupanya, orang-orang di sana tengah mengamati kemampuan bertarung dua belah pihak.      

"Dalam Klan Wei, baik Wei Zhen dan Chen Luo sudah bisa naik ke level Profound Life Tingkat Menengah. Bahkan kekuatan praktisi terlemah mereka—Wei Li—sudah mencapai puncak level Profound Life Tingkat Awal…" Gu Mengqi menggigit bibirnya pelan dan menghela napas lirih. Dia lalu memandang ke arah Klan Wei.      

"Kali ini, situasinya tidak terlalu berpihak pada kita…"      

"Satu-satunya kemungkinan kita menang adalah kalau Kak Mengqi berhasil dipasangkan melawan Wei Li, praktisi terlemah mereka, lalu mengalahkannya. Setelah itu ditambah Lin Dong yang berhasil memenangkan pertarungannya. Hanya itu cara di mana kita bisa memenangkan dua lawan satu melawan Klan Wei," Gu Yan berkata tak berdaya.      

Lin Dong mengernyit. Dia tidak suka mengandalkan undian yang belum pasti.      

Generasi tua Klan Gu jelas tahu betapa penting pertarungan tersebut. Namun setelah berdiskusi selama beberapa saat, mereka menyadari kalau situasi itu tetap tidak akan berpihak pada mereka. Oleh karena itu, mereka hanya mampu mengernyit dan menggeleng. Sesaat kemudian, Gu Shou datang mendekat. Dia lalu memandang ke arah Lin Dong serta dua praktisi muda lainnya, lalu berkata dengan nada tak berdaya, "Mengqi, ambillah dulu undian itu dan mari kita lihat bagaimana hasilnya."      

Gu Mengqi mengangguk singkat. Dia lantas menggerakkan tangannya yang seperti giok, lalu label bercahaya di sana terbagi dalam tiga bagian. Sambil diawasi oleh wasit Klan Shentu tak jauh di sana, wanita itu menawarkannya pada Lin Dong serta Gu Yan.      

Gu Yan adalah orang yang pertama mengulurkan tangannya dan mengambil label bercahaya. Setelah melihatnya sekilas, dia berkata sambil tersenyum kecut, "Lawanku adalah Chen Luo…"      

Dengan kekuatan wanita itu, jika dia sampai melawan Wei Zhen, hasil akhirnya pasti kalah.     

Lin Dong mengulurkan tangannya dan melihat hasil yang muncul. Ekspresinya seketika berubah aneh, dan berkata, "Sepertinya kau kehilangan harapanmu tadi. Lawanku adalah Wei Li…"      

Saat mengucapkan kata-kata itu, Lin Dong juga merasa tak berdaya. Dia tak pernah membayangkan kalau praktisi terlemah di antara tiga partisipan Klan Wei bakal terpilih menjadi lawannya.      

"Kalau begitu, lawanku pasti Wei Zhen." Gu Mengqi berkata sambil menggigit bibirnya. Dia lalu melihat ke arah label bercahaya yang terakhir, lalu menghela napas lirih sebelum membalas, "Sepertinya pertarungan terpenting ronde ini akan tergantung padaku…"      

Jika melihat situasi sekarang, Gu Yan jelas bakal kalah dari Chen Luo. Sedangkan Lin Dong, karena dia dipasangkan dengan Wei Li yang terlemah, jelas pemuda itu akan menang. Maka dari itu, pertarungan terpenting sudah berubah menjadi duel Gu Mengqi melawan Wei Zhen. Posisi mereka berubah drastis dibandingkan dengan ronde sebelumnya…      

Ketika melihat kondisi itu, Gu Shou mengerutkan dahinya. Namun, hasilnya sudah keluar, dan dia tidak bisa berbuat apapun selain berkata, "Mengqi, kau majulah terlebih dulu. Kalau hasilnya tidak baik, kita tidak perlu melanjutkan sisa pertarungannya…"      

Dari pembagian lawan itu, jelas bagian terpenting adalah hasil pertarungan Gu Mengqi. Kalau wanita itu kalah, maka skor akan berhenti di dua lawan nol. Kalau saat itu tiba, meskipun Lin Dong kuat, tapi dia tak akan bisa mengubah hasilnya.      

Saat mendengarnya, Gu Mengqi mengangguk singkat. Dia lalu menggigit bibirnya dan menjawab, "Aku akan berusaha sebisaku." Setelah bicara, dia tak lagi ragu-ragu. Sosok cantiknya bergerak, dan dia melesat ke arah arena melingkar.      

Ketika menyaksikan sosok cantik itu sudah pergi, Gu Shou lalu menghela napas dan menatap ke arah Lin Dong. Sesepuh itu berkata sambil tersenyum kecut, "Bukan salahmu kalau kita kalah. Kenyataannya Klan Gu kami memang lebih lemah dibandingkan mereka."     

Lin Dong merasa tak berdaya. Tak lama kemudian, dia menoleh dan menatap ke arah Klan Wei. Saat ini, Wei Zhen juga memandang ke arahnya, memperlihatkan seringai gembira akan kesialan Lin Dong. Wei Zhen bergerak dan langsung menuju ke arah arena melingkar di mana Gu Mengqi berada.      

"Haha, Nona Mengqi, sepertinya tenaga bantuan eksternal Klan Gu-mu tidak bisa menyelamatkanmu dari kondisi krisis ini…" Saat Wei Zhen mendarat, dia menyunggingkan seringai pada Gu Mengqi dan berseru.      

"Wei Zhen, jangan terlalu cepat merayakan kemenanganmu!" Amarah muncul di wajah ramah Gu Mengqi karena hinaan tak berperasaan itu, sehingga suaranya yang ramah berubah dingin.      

"Hasil itu sudah bisa terlihat jelas sekarang. Kecuali kau yakin bisa mengalahkanku?" Wei Zhen menggodanya.      

"Kita akan tahu bagaimana nanti kalau bertarung!" Gu Mengqi berkata dengan nada dingin. Dia mengepalkan tangannya yang seperti giok, sebuah longsword berbentuk bulan sabit biru langit seketika muncul di sana. Kilau dingin berpendar di permukaan pedang tersebut. Rupanya pedang itu adalah Soul Treasure yang cukup kuat.      

Ketika melihat kejadian itu, Wei Zhen tersenyum samar. Tangannya perlahan-lahan menarik pedang raksasa yang berada di punggungnya. Pedang besar itu terayun dan tertancap keras pada tanah di hadapannya.      

"Dhuaar!"     

Saat pedang besar itu tertanam ke tanah, bahkan bumi ikut bergetar. Sementara itu, kilau pedang yang berkedip cepat dan beringas terpancar di sana—sehingga menyebabkan ekspresi orang-orang berubah—berangsur-angsur terpancar dari badan Wei Zhen.      

"Kau akan tahu hasilnya dalam 10 ronde."     

Wei Zhen meraih gagang pedang. Dia mendongak dan menyeringai pada Gu Mengqi. Saat ini, tatapan matanya seketika berubah tajam dan kejam seperti pisau. Dia bergerak cekatan dan kemudian melesat secepat petir.      

"Dhuaar! Dhuaar!"      

Saat Wei Zhen melesat cepat, kilau pedang yang sangat cepat dan beringas menjulang tinggi sampai ke awan. Ketika kilau pedang itu melintas di permukaan arena melingkar yang keras, pedang Wei Zhen mengirisnya seperti tahu. Bebatuan dan kerikil bertebaran ke semua arah, menyebabkan ekspresi beberapa orang berubah.      

Di luar lingkaran, Lin Dong memandang ke arah kilau pedang yang memenuhi seluruh arena, dan mengatupkan bibirnya sedikit rapat. Di sampingnya, ekspresi Gu Yan serta orang-orang lainnya berubah mengerikan.      

Situasi di arena melingkar kini di bawah kendali Wei Zhen. Qi pedang yang cekatan, beringas, dan mendominasi menyelimuti seluruh sudut arena. Sedangkan Gu Mengqi, ketika menghadapi serangan sekuat itu, dia hanya mundur sedikit demi sedikit. Dari situasi sekarang, semua orang tahu kalau kemungkinan Gu Mengqi menang melawan Wei Zhen bilang dibilang sama sekali tidak ada…      

"Sebelum 10 ronde, dia akan kalah…" Lin Dong menatap ke arena dan berkata dengan suara lirih.      

Setelah mendengarnya, sorot mata Gu Yan dan orang-orang lainnya meredup, sedangkan Gu Shou juga menghela napas tak berdaya. Sudah tidak ada cara mengubah hasil tersebut.      

Atmosfer di tempat duduk Klan Gu semakin berat dan menyesakkan. Semua murid Klan Gu mengepalkan erat tangan mereka. Apakah Klan Gu mereka bakal berhenti di tempat ini…      

"Chi! Chi!"      

Qi pedang yang mendominasi terlontar hebat. Serangan-serangan Wei Zhen seperti petir, dan sosok cantik di dalamnya mirip perahu kecil di tengah badai yang berada di ambang kehancuran.      

"Dia sudah kalah." Mata Lin Dong mendadak terfokus dan dia bergumam.      

"Heh heh."     

Ketika Lin Dong selesai berbicara, seringai terukir di wajah Wei Zhen. Sesaat kemudian, tatapan matanya seketika berubah sedingin es. Pria itu lalu menggenggam pedangnya dengan dua tangan, lalu mengayunkannya ke bawah secara beringas.      

"Mountain Render!"     

Qi pedang yang berkecamuk meraung-raung, dan kilau-kilau pedang berubah menjadi sebuah puncak gunung raksasa di udara. Puncak gunung itu lalu menghantam ke arah Gu Mengqi.      

"Swuush! Swuush! Swuush!"      

Gu Mengqi menatap ke arah gunung yang terbuat dari kilau-kilau pedang, tiba-tiba mendadak turun hendak menghantam ke arahnya. Sorot matanya berubah sangat mengerikan. Bisa dibilang semua Yuan Power di dalam badannya menyeruak keluar, dan pelangi pedang berukuran ratusan meter sontak terlontar. Cahaya pelangi pedang itu lalu menebas keras ke arah gunung dari kilau pedang Wei Zhen.      

"Dhuaar!"      

Ketika dua serangan itu beradu, suara menggemparkan bumi sontak terdengar. Tak lama kemudian, Qi pedang yang mengamuk dan kilau-kilau pedang menyapu hebat, menghantam tanpa ampun pada badan Gu Mengqi.      

"Urgh!"      

Darah dalam jumlah besar sontak menyembur dari mulut Gu Mengqi. Sosok wanita cantik itu terhempas mundur. Setelah mendarat dengan menyedihkan di luar lingkaran, auranya seketika melemah. Rupanya dia sudah menderita luka-luka yang cukup serius.      

"Sudah kubilang tadi. Kau bakal kalah dalam 10 ronde." Wei Zhen berdiri di udara, dan dia menyimpan pedangnya kembali. Seringai yang sangat kasar muncul di sudut mulutnya.      

"Klan Wei memenangkan pertarungan pertama!" Ketika melihat kondisi itu, wasit Klan Shentu segera mengumumkan hasilnya.      

Saat pengumuman itu terdengar, suara riuh-rendah seketika terdengar dari arah Klan Wei, dan berpasang-pasang mata menatap puas ke arah Klan Gu. Kejadian itu membuat ekspresi cukup banyak murid Klan Gu memburuk.      

Raut Gu Mengqi terlihat agak memucat ketika dia kembali ke area tempat duduk Klan Gu. Wanita itu lalu memandang ke arah Lin Dong serta orang-orang lainnya, dan berkata sambil tersenyum kecut, "Maaf…"      

Lin Dong menghela lirih dalam hati. Dia kemudian memiringkan kepala dan bisa menyaksikan Wei Zhen yang melayang di udara juga sedang menatap ke arahnya. Ketika Wei Zhen mendapati Lin Dong memandang ke arahnya, ekspresi mendominasi terlihat di wajahnya.      

"Lin Dong, sepertinya kau masih belum bisa menyelamatkan mereka dari situasi menyedihkan ini." Wei Zhen melayang di udara dan menatap ke arah Lin Dong sambil tersenyum.      

"Bukankah kau merasa jengkel ketika berhadapan dengan kompetisi seperti ini, di mana kau bahkan tidak bisa melakukan apapun?"      

Lin Dong agak menautkan alisnya. Dia lalu menatap Wei Zhan yang sudah lepas kendali karena terlalu senang. Namun, Lin Dong masih tetap diam.      

"Ah, lupakan…"     

Gu Shou menepuk bahu Lin Dong, lalu menghela napas. "Mengenai kuota, kurasa Klan Gu kami tidak bisa memberikannya padaku. Kalau kau perlu imbalan lain, tak usah sungkan bilang pada kami…"      

Lin Dong memijat dahinya sambil menjawab, "Bukankah sudah kubilang kalau aku hanya berminat dengan kuota masuk Menara Chaotic?"      

"Tapi, Klan Gu kami sudah kalah…" Gu Shou menjawab tak berdaya.      

"Kalah? Mungkin tidak demikian…"     

Ketika mendengarnya, Lin Dong hanya terkekeh. Dia memiringkan kepalanya, lalu memandang Gu Shou serta orang-orang lainnya. Pemuda itu kemudian berkata dengan suara lirih, "Bukankah ada Metode Asura?"     

"Metode Asura?"     

Saat mendengar ucapannya, Gu Mengqi dan orang-orang lainnya seketika mendongak. Mereka menatap Lin Dong dengan sorot terkesima. Bahkan Gu Shou dan wajahnya yang sudah berumur samar-samar agak bersemangat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.