Mencuri Hati Tuan Su

Nomor yang Anda Tuju Tidak Aktif



Nomor yang Anda Tuju Tidak Aktif

3Sekretaris itu telah bekerja untuk Su Mohan cukup lama. Tapi hanya karena ini, sudah bisa membuktikan kehati-hatian dan pengelolaannya. "Ya, Tuan Su."     

"Menurutmu, apakah bunga itu akan layu besok?" tanya Su Mohan.     

Sekretaris itu tertegun dan menatap bunga enchantress biru di atas meja. Ia tidak bereaksi untuk sesaat.     

Apa yang barusan Tuan Su tanyakan?     

Su Mohan mengerutkan alis dan memandang sekretarisnya dengan tidak puas. Sekretaris itu sadar dan memerhatikan tatapan dinginnya. Kemudian sekretaris tersebut tersadar. Sambil menggigil ketakutan, ia berkata dengan tenang, "Seharusnya tidak. Enchantress biru ini bukan hanya baru dipetik, namun juga diawetkan selama berada dalam perjalanan udara. Sesuai dengan periode mekar yang normal, bahkan jika tidak disiram dengan baik, bunganya dapat bertahan setidaknya dua minggu …"     

"Cukup." Su Mohan menyela dengan tidak sabar.     

Sekretaris tidak tahu bagian mana dari kalimatnya yang salah, tapi ia langsung menutup mulut dengan patuh. Bagaimanapun, ia telah bekerja untuk Su Mohan dalam kurun waktu yang lama, dan ia tahu tentang temperamennya.     

Sementara sekretarisnya diam, sorot mata Su Mohan sedikit melembut. Pria itu mengendus aroma bunga yang samar dan berkata lagi, "Apakah aromanya akan berkurang besok?"     

Sekretaris pun langsung menjadi bingung. "Seharusnya ... Seharusnya tidak."     

Alis Su Mohan menekuk lebih dalam. Pria itu mengangkat tangannya dan menyentuh setetes air di kelopak bunga dengan lembut. Lagi-lagi ia bertanya, "Apakah embun di kelopaknya akan hilang besok?"     

Bahkan jika tidak ada embun, akankah masih ada beberapa tetes air yang tertinggal di sana?     

Terlebih lagi, setelah dibiarkan selama beberapa jam, harusnya embun pada kelopak bunga sudah hilang kan?     

Sekretaris itu hendak membuka mulut dan menjawab. Tapi sebelum iasempat bicara, ia menangkap sorot mata Su Mohan yang setajam pisau. "Benar, kan?" ulang pria tersebut.     

"Ah … Iya, benar …" Sekretaris tersebut sudah tidak bisa berpikir apa-apa. Kemudian ia mengangguk pelan seperti orang penurut.     

"Keluar." Ekspresi Su Mohan yang sempat tegang, kini sedikit mereda setelah beberapa menit.     

Sekretaris itu pun segera keluar. Setelah keluar, ia menyadari bahwa pakaiannya menjadi basah di hari yang sangat dingin ini.     

Su Mohan mengangguk dengan puas. Ya, jika bunganya diberikan besok, embunnya akan hilang. Jika embunnya hilang, tidak akan terlihat segar. Jika tidak segar akan mudah mengering.     

Su Mohan mengangguk, tampak sangat puas dengan jawaban sekretarisnya. Ia segera mengenakan mantel dan keluar sambil memegang seikat bunga itu.     

Ya, ia bukannya sangat ingin melihat wanita itu atau sedang merasa kesal. Ia hanya khawatir embun di kelopak bunga itu akan mengering besok.     

"Ya Tuhan! Aku melihat Tuan Su memegang seikat mawar di tangannya."     

"Kamu melihatnya juga? Aku pikir ada yang salah dengan mataku."     

"Aku tidak tahu wanita mana yang akan mendapatkan bunga dari Tuan Su. Pasti akan sangat bahagia."     

Beberapa pejabat tinggi yang baru saja menyelesaikan rapat kebetulan melihat sosok Su Mohan. Tatapan mereka seketika berbinar terang. Ada sorot keterikatan dan kekaguman yang tak terlukiskan di dasar mata mereka. Su Mohan tidak menggubris para wanita yang saling berkasak-kusuk itu. Ia malah sedang bertanya-tanya di dalam hatinya apakah masih terlalu awal jika ia datang ke rumah Song Zhenhai sekarang.     

Su Mohan kemudian menyetir, melewati sepanjang jalan menuju rumah Song Zhenhai. Saat ini hari sudah gelap. Meski matahari belum terbenam sepenuhnya, banyak lampu jalan yang sudah menyala.     

Su Mohan menghentikan mobilnya di tempat yang sama dan mengeluarkan ponsel untuk menelepon Ye Fei.     

"Nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif." Suara operator terdengar dari telepon. Mata Su Mohan yang sedikit memancarkan sorot senang sebelumnya langsung ditutupi oleh lapisan dingin yang sudah lama tidak terlihat.     

Setelah mengonfirmasi bahwa ia tidak salah nomor, Su Mohan melakukan panggilan lagi. Tapi suara yang terdengar di telepon masih sama seperti terakhir kali, tanpa perbedaan apa pun. Bahwa nomor yang sedang ia hubungi tak dapat tersambung.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.