Lihat Saja Apakah Kamu Masih Bisa Tertawa
Lihat Saja Apakah Kamu Masih Bisa Tertawa
Kali ini, Ye Fei mendekati pria linglung di depannya sambil tersenyum, dan mencoba yang terbaik. Untuk membuat setiap sel dari kepala hingga kakinya, memancarkan sanjungan yang membuat orang yang melihatnya terpesona hingga ke tulang, bahkan tidak dapat dijelaskan dan menawan.
Bahkan, jika Ye Fei ingin pergi, bahkan jika di dalam hatinya ia hanyalah seorang wanita yang tidak tahu malu dan tidak bermoral. Tapi dirinya masih ingin meninggalkan bayangan yang tak tergantikan di dalam hati pria ini.
Ye Fei mendekati Su Mohan selangkah demi selangkah, lalu perlahan mengangkat kedua tangannya dan mengalungkannya di sekitar leher Su Mohan. Dengan lembut, kemudian ia meniupkan bisikan samar di telinganya, "Tuan Su~"
Deg!
Otak Su Mohan berdengung, tapi menjadi kosong. Kemudian, tangan besarnya secara alami memeluk pinggang halus Ye Fei, dan seluruh darahnya tampak mendidih saat ini.
Ye Fei dengan rakus melihat pria di depannya. Tapi terasa seperti ada sentuhan tekad di bawah keserakahan. Semakin ia seperti itu, semakin banyak ketidakpedulian yang dirinya rasakan.
Ye Fei lalu menunduk dan bersandar di bahu Su Mohan.
Memang Ye Fei tidak akan sanggup, dan ia akan merindukannya, bahkan meneteskan air mata. Tapi semua ini tidak akan mengubah keputusan untuk meninggalkannya. Ia memang orang biasa, jadi ia akan merasa sedih dan merasa kehilangan. Tapi justru karena ia telah dikhianati dan telah disakiti, jadi ia bisa merasa lebih bersikap acuh tak acuh.
"Tuan Su, kamu mimisan~"
Sisi bibir Ye Fei mulai tersenyum. Kemudian ia menatap hidung Su Mohan, yang di bawahnya terdapat aliran merah cerah yang secara bertahap mengalir.
Wajah Su Mohan kaku. Ia lalu mendorong wanita kecil yang menyalakan api di depannya, kemudian berbalik dan berlari ke kamar mandi. Setelah itu ia menyalakan keran secara maksimal, dan menyiramkan beberapa genggam air dingin ke wajahnya.
Ye Fei mengikuti ke pintu kamar mandi, dan melihat wajah Su Mohan yang penuh dengan air. Setelah itu ia memegang tangannya dan berdiri di sisinya sambil perlahan berkata, "Tuan Su, lebih baik kamu mengangkat kepalamu saat mimisan, jika tidak, maka darahnya akan terus mengalir."
Mendengar perkataan Ye Fei dengan sentuhan godaan yang ringan, sekali lagi itu menyentuh titik kelemahannya. Wajah Su Mohan menjadi agak gelap, kemudian ia melempar handuk muka langsung ke tong sampah!
Sialan!
Seorang Su Mohan secara tak terduga mimisan karena seorang wanita menggodanya, entah bagaimana mungkin!
Namun, apapun faktanya, Su Mohan tidak akan pernah mengakui bahwa ia mimisan hanya karena seorang wanita. Jadi, ia segera menegakkan wajahnya dan berkata dengan suara yang dalam, "Akhir-akhir ini sangat panas. Aku akan memerintahkan juru masak untuk memasak beberapa hidangan yang bagus untuk gejala panas dalam."
Ye Fei mengangkat sudut bibirnya dan menghampiri Su Mohan. Lalu ia jatuh menimpanya, seolah-olah dirinya tidak memiliki tulang, "Ya, benar. Aku juga merasa seperti itu akhir-akhir ini. Tenggorokan ku kering dan tidak nyaman~"
Rambutnya lalu jatuh di leher Su Mohan. Dengan aksinya yang gatal, mata Su Mohan pun sedikit menggelap sambil menyelipkan jakunnya. Setelah itu Ye Fei sedikit mengangkat kepalanya, dan dengan polosnya melihat ke arah Su Mohan. "Tuan Su, apakah kamu juga berpikir begitu?" tanyanya.
Su Mohan melihat ke bawah, dan kebetulan melihat adegan yang membuatnya menyemburkan darah. Sebelum dirinya punya waktu untuk berbicara, ia pun kembali mendorong Ye Fei menjauh dan menoleh ke dalam kamar mandi.
Kali ini, Ye Fei akhirnya tidak bisa menahan tawa.
Ketika mendengarkan tawanya yang renyah, wajah Su Mohan pun menggelap, dan ia harus mengatasi urusan dengan hidungnya yang bermasalah. Sambil menoleh ke arah Ye Fei, kemudian ia langsung mengangkatnya dan melemparnya ke tempat tidur.
"Gadis kecil, bahkan kamu berani menertawakan Tuanmu?! Lihat saja, apakah setelah ini kamu masih bisa tertawa?!"