Mencuri Hati Tuan Su

Menikah Atau Tidak



Menikah Atau Tidak

0Su Mohan memandang pria itu tanpa ekspresi, seolah-olah ia sedang melihat mayat. Awalnya ia sudah tidak dapat menahan ketika mengetahui bahwa Li Mingwei adalah kekasih masa kecil Ye Fei. Tapi hari ini, pria ini malah telah menantangnya terus menerus.     

Sebuah sepatu kulit yang mengkilap menghantam pergelangan tangan Li Mingwei. Jeritan menyakitkan Li Mingwei diiringi dengan suara 'klik', dan semua orang yang hadir langsung bergidik ngeri.     

"Ah! Tanganku, tanganku…"     

Su Mohan dengan pelan meremas pergelangan tangannya dan tidak berbicara, tetapi tindakannya tidak diragukan lagi. Hal itu menunjukkan bahwa ia adalah seorang kaisar dalam gladiator.     

Li Mingwei tidak pernah setakut ini sekarang. Napas dingin pria ini terasa seperti perintah dari neraka. Bahkan ia tidak ingin mengakuinya, ia jelas merasakan jiwanya sedang bergetar.     

Li Mingwei yakin bahwa Su Mohan akan membunuhnya di sini, tetapi kesombongannya membuatnya tidak mau menundukkan kepalanya dan mengakui kesalahannya. "Su... Su Mohan! Jika kamu melakukan ini padaku, keluarga Li tidak akan membiarkanmu pergi!" ancamnya.     

Su Mohan menutup telinga terhadap kata-kata Li Mingwei, tetapi malah berkata dengan lemah, "Aku akan memberimu kesempatan terakhir untuk menikah dengannya. Kamu masih anak kedua dari keluarga Li. Jika kamu tidak menikahinya, kamu akan disingkirkan dari pewaris keluarga Li."     

Hati semua orang terpana, dan mereka sekali lagi melihat kekuatan pria ini. Padahal keluarga Li dapat dikatakan sebagai yang teratas di antara delapan keluarga raksasa. Tapi sekarang, dengan kalimat yang ringan, Su Mohan malah bisa langsung menentukan generasi ketiga dari pewaris keluarga Li.     

Hati Li Mingwei bergetar, ia lalu menoleh untuk melihat Han Xueqian yang tergeletak di sisi lain. Tidak, ia tidak ingin menikahi wanita itu. Namun saat menghadapi mata dingin Su Mohan, tubuhnya malah bergetar untuk waktu yang lama dan tidak bisa berkata-kata.     

"Kamu punya tiga detik untuk memutuskan," ucap Su Mohan sambil mengangkat tangannya dan melihat arloji di pergelangan tangannya, dengan sedikit ketidaksabaran diantara penampilannya.     

"Aku, aku, aku tidak akan menikahinya," jawab Li Mingwei yang tidak tahu dari mana kekuatan itu berasal. Bibirnya pucat, tapi ia menggertakkan gigi dan meludahkan kalimat ini.     

Su Mohan melangkah mundur dari kaki Li Mingwei dan berdiri di tempat yang sama dengan acuh tak acuh. Sentuhan kekejaman melintas di matanya. Bibir tipisnya kemudian terbuka dengan lembut dan berkata perlahan, "Sangat bagus."     

Su Mohan mengangkat tangannya dan mengeluarkan pistol dari sakunya. Pistol hitam itu kemudian menunjuk langsung ke arah Li Mingwei. Jelas ia tidak bermaksud untuk melepaskannya.     

Seketika ada teriakan dari penonton. Semua orang yang masih menonton pertunjukan dalam sekejap panik dan ingin pergi.     

Namun, saat ini kastil tersebut sudah berada di bawah darurat militer. Orang-orang berbadan besar dan berbaju hitam yang datang entah dari mana telah mengepung kastil lapis demi lapis. Semua orang harus menunduk dan tutup mulut, karena takut itu akan membawa bencana bagi diri mereka sendiri.     

Melihat pistol gelap dengan matanya yang kejam dan dingin, Li Mingwei merasakan ketakutan sesungguhnya untuk pertama kalinya. Seluruh tubuhnya gemetar, dan matanya berkaca-kaca. "Su... Su Mohan... Beraninya kamu!" gumamnya dengan terbata-bata     

'Dor!'     

Suara tembakan diiringi jeritan yang kacau, membuat orang-orang menutup telinga mereka untuk mengelak. Hingga suasana belum tenang, mereka tidak berani mengangkat kepala.     

"Kakiku, kakiku... Ah! Kakiku!" Li Mingwei berteriak dengan wajah pucat. Lalu pada bidikan sebelumnya, ada sesuatu yang basah di bawah celananya, dan memancarkan bau amis samar.     

"Tuan Su, aku akan menikah dengannya, aku akan menikahinya! Jangan bunuh aku, jangan bunuh aku!" kata Li Mingwei yang awalnya bersemangat, sekarang malah menangis dan memohon belas kasihan.     

Su Mohan lantas berkata dengan ringan, "Sudah terlambat."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.