Ia Benar-benar Sangat Tampan
Ia Benar-benar Sangat Tampan
Ketika kekuatan seseorang jauh melampaui maksimum yang dapat diterima oleh orang yang luar biasa. Maka semua yang telah dikatakan menjadi pudar. Pada saat ini, perasaan orang tentang Su Mohan seperti ini, dan tidak ada yang tahu bagaimana ia melakukannya. Bahkan tidak ada yang mengerti mengapa ia bisa menjadi tidak normal sampai seperti ini.
Tetapi tidak peduli bagaimana, semua orang dapat memahami bahwa orang ini adalah keberadaan yang tak terbayangkan, keberadaan yang tak terjangkau.
Napas Li Mingwei menjadi sedikit lebih keras ketika Su Mohan melafalkan angka miliknya. Wajahnya terlihat menjadi semakin jelek, dan banyak keringat muncul di dahinya, lalu tangan serta kakinya menjadi dingin.
Orang-orang menatap layar lebar, menyaksikan Su Mohan secara bertahap memperpendek jarak dengan angka terakhir yang dilafalkan Li Mingwei.
"Dia akan menyalip Li Mingwei dalam sepuluh angka lagi!"
"Dia pasti bisa melampauinya, tidak peduli bisa atau tidak, tapi dia sudah memenangkan pertandingan!"
———
Semua orang di bawah panggung berbicara dan gugup, seolah-olah orang-orang di atas panggung adalah diri mereka sendiri.
"Dua lagi!"
"Yang terakhir!"
"59."
Lima puluh sembilan adalah angka terakhir dalam ingatan Li Mingwei sebelumnya. Ia menggunakan ingatan Han Xueqian untuk mengingatkannya agar melafalkan posisi ini sebanyak yang ia bisa. Tapi sekarang, Su Mohan dengan mudah menghapus prestasinya.
Di depan pria ini, kesombongan Li Mingwei sebelumnya tampak sangat konyol. Sebab, arogansi kemenangan yang sesungguhnya menjadi penghinaan terbesar dan pencapaian kebanggaannya. Seketika dilenyapkan oleh Su Mohan tanpa ada upaya untuk menghancurkannya. Malah terasa seperti tamparan keras yang mengenai wajahnya secara langsung.
Li Mingwei lupa cara untuk bernapas sebentar, ia lalu mengepalkan tinjunya dan melihat sekeliling. Orang-orang yang memperhatikan Su Mohan dan sorakan untuknya, kini berubah menjadi pisau beku dengan ironi. Seketika hal itu menusuk hati Li Mingwei dengan keras.
Su Mohan tidak menyembunyikan ironi di matanya, namun senyum jijik lah yang muncul di sudut mulutnya. Lalu ia menatap langsung pada rasa malu Li Mingwei. Matanya dingin, bibir tipisnya terbuka sedikit, kemudian ia melafalkan semua angka di layar besar lainnya. Bahkan tidak ada yang salah dari pelafalannya.
Tubuh Li Mingwei bergetar. Menghadapi mata Su Mohan yang sinis dan tajam, seluruh tubuhnya terhuyung-huyung beberapa langkah, "Bagaimana bisa? Bagaimana bisa…" gumamnya.
Li Mingwei membanggakan bahwa ia pernah berpartisipasi dalam kontes ingatan dan menerima pelatihan khusus. Tetapi sekarang ia benar-benar dikalahkan oleh pria ini, belum lagi ia benar-benar hancur.
Secara alami Li Mingwei tahu bahwa Su Mohan melafalkan kelompok angka miliknya hanya dalam satu menit untuk mempermalukannya. Tapi sekarang, menghadapi penghinaannya, ia bahkan tidak bisa melawan. Jadi dirinya hanya bisa membiarkan orang lain mengolok-oloknya seperti lelucon.
Li Mingwei tidak mau mengakui bahwa dirinya yang selama ini selalu menjadi orang yang memiliki hak istimewa. Saat ini malah menjadi lelucon yang membuat tatapannya terasa tidak menginginkannya.
Tepat ketika pembawa acara siap membuka mulut untuk mengatasi rasa malu ini, namun Su Mohan tidak menatapnya. Ia lalu menggenggam tangan Ye Fei dengan salah satu tangannya, dan berjalan ke arah Li Mingwei selangkah demi selangkah.
Ye Fei melihat tatapan tidak senang Su Mohan dan dengan cerdik mengikutinya, bahkan tanpa berbicara terlalu banyak. Tetapi ia harus mengakui bahwa sekarang Su Mohan benar-benar terlihat sangat tampan.