Mencuri Hati Tuan Su

Kamu Berbohong



Kamu Berbohong

0"Hmph..."     

Apa-apaan? Ini sangat menyakitiku!     

Air mata Ye Fei meledak dan ia mengeluh, "Su Mohan, apakah kamu seekor anjing?"     

Su Mohan melihat dua air mata di wajah Ye Fei dan akhirnya merasa bahwa ia sedikit lebih nyaman. Ia berkata perlahan, "Tidak ada cara lain. Karena ingatanmu terlalu buruk, Tuanmu akan membantumu membuat ingatanmu bertahan lama!"     

Sialan!     

Gigi Ye Fei terasa gatal, seperti binatang buas kecil yang gila. Ia menatap pria di depannya dengan mata merah. Sementara itu, Su Mohan mengangkat alisnya, seolah bertanya padanya, Bagaimana?     

Ye Fei mengepalkan tinjunya dan tanpa menunggu Su Mohan bereaksi, ia tiba-tiba menggertak tubuhnya dan menggigit bahu Su Mohan dari luar bajunya. Su Mohan mendengus dan mengerutkan kening, namun tidak mendorong Ye Fei.     

Baru setelah bau darah memenuhi mulutnya, Ye Fei tersadar dan perlahan melepaskan bahu Su Mohan. Saat ia melihat bekas gigi merah di kemeja putih pria itu, ia sedikit linglung.     

Ye Fei menatap Su Mohan, air mata di mata Ye Fei tiba-tiba melonjak. Tetesan air mata seukuran kacang melebur seperti untaian mutiara yang pecah. Mereka bergerak dan jatuh di tubuh Su Mohan, membakar hatinya dengan rasa sakit.     

Su Mohan sedikit bingung. Ia tidak tahu apa yang terjadi pada Ye Fei secara tiba-tiba. Iia dengan cepat mengangkat tangannya untuk membantu menyeka air mata dari wajah Ye Fei.     

Ye Fei lah yang menggigit Su Mohan seperti ini. Pada akhirnya, kenapa jadi dirinya yang menangis?     

"Jangan menangis," Su Mohan mengerutkan alisnya dan membuka mulutnya dengan suara yang dalam karena ia benar-benar tidak tahu bagaimana cara membujuk seorang wanita.     

Tetapi, ketika Ye Fei mendengar nada rendahnya, air matanya menjadi lebih deras untuk sementara waktu. Air mata yang jernih segera mengaburkan matanya dan membuatnya hampir tidak bisa melihat pria di depannya.     

Su Mohan semakin mengerutkan kening dan menepuk bahu Ye Fei dengan panik. Ia harus memberikan nada lembut dengan kaku, "Sudah, jangan menangis."     

Ye Fei menyedot hidungnya dan menyeka kedua air matanya tanpa pandang bulu. Kemudian, ia mengulurkan tangan putih kecilnya untuk melepaskan kancing kemeja Su Mohan karena ia ingin melihat luka di bahunya.     

Su Mohan sedikit tertegun. Ia terduduk di sofa dan lupa cara bagaimana bereaksi, tidak tahu apa yang akan Ye Fei lakukan.     

Ketika kemeja itu dilepas, Ye Fei melihat sebuah cetakan dari gigitan yang berdarah. Hidungnya kembali masam. Ia mencondongkan tubuh dengan hati-hati dan meniupnya dengan lembut. Lalu, ia bertanya dengan lembut, "Apakah ini sakit?"     

Hati Su Mohan melembut dan itu membuatnya tersentuh. Perasaannya hampir meleleh dan membuatnya tidak nyaman. Ia tidak menyangka. Ternyata Ye Fei merasa bersalah padanya dan kesal pada dirinya sendiri karena menggigitnya begitu keras. Tetapi, pada saat ini Su Mohan merasa bahwa darahnya tidak seberharga air mata Ye Fei.     

Su Mohan mengangkat tangannya dan mengusap kepala mungil Ye Fei. Ia berkata dengan lembut, "Bodoh."     

Ye Fei menjatuhkan tangan Su Mohan yang besar dan menatapnya dengan keras kepala. Ia bertanya lagi, "Apakah itu sangat menyakitkan?"     

Su Mohan menatap mata merah Ye Fei dan hatinya dipenuhi kelembutan. Ia tidak bisa untuk tidak memanjakan Ye Fei sepanjang hidupnya.     

"Tidak sakit."     

"Kamu berbohong!"     

"Aku tidak bohong."     

"Itu omong kosong! Aku tidak melihat ada darah saat kamu menggigitku, tapi aku merasa sedikit sakit. Sedangkan kamu pasti kesakitan karena ada begitu banyak darah," bantah Ye Fei dengan hidung yang masih terasa masam.     

Ye Fei tidak tahu bagaimana ia bisa menjadi begitu sentimental. Ia merasa sedikit kasar. Tetapi, ketika ia melihat darah di baju putihnya, hatinya menjadi sakit tanpa bisa dijelaskan. Pria berdarah dingin ini jelas mengeluarkan darah sangat banyak, tetapi bahkan tidak memiliki reaksi sedikit pun.     

"Su Mohan, kamu terbuat dari kayu! Bagaimana bisa yang seperti itu tidak sakit…"     

Su Mohan tidak bisa menahannya lagi, jadi ia berbalik dan menutup mulut yang berceloteh itu dengan sangat lembut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.