Su Mohan, Kamu Sangat Baik
Su Mohan, Kamu Sangat Baik
Sedangkan, wajah Ye Ya sudah pucat saat ini. Di hadapan publik, Su Mohan membela wanita lain dan bahkan memberi peringatan kepada ayahnya demi wanita itu. Su Mohan membuat Ye Ya menjadi lelucon di depan semua orang. Di mana ia bisa meletakkan wajahnya?
Aula perjamuan masih sunyi. Su Mohan meraih tangan kecil Ye Fei dan berencana untuk membawanya pergi.
"Ayo kita pergi."
Ye Ya masih berdiri di tempat yang sama, menerima lelucon dan tatapan ejekan dari orang lain. Ia tidak pernah berpikir bahwa kemunculan Ye Fei hari ini tidak hanya membawakan Han Xueqian sebuah hadiah besar, tetapi memberikan kejutan untuk dirinya juga.
Mata semua orang tertuju pada punggung Su Mohan dan Ye Fei. Tidak jauh dari situ, orang-orang melihat Su Mohan melepas jas abu-abunya dan menutupi pundak Ye Fei dengan jasnya.
Ye Ya mengepalkan tinjunya dengan erat dan akhirnya bergegas menyusul ke depan, "Tuan Su! Di mana kamu menempatkanku saat kamu membelanya seperti ini? Aku adalah tunanganmu. Pernahkah kamu mempertimbangkan perasaanku?"
Ye Fei dengan ringan tersenyum. Ia tidak menyangka bahwa Ye Ya juga bisa menanyakan hal semacam ini.
Siapa Su Mohan? Ia adalah Dewa Kekaisaran Su! Semua makhluk hidup lah yang harusnya mencoba memikirkan apa yang ada di pikirannya. Kenapa Su Mohan harus mengkhawatirkan perasaan orang lain?
Su Mohan tetap melangkahkan kakinya tanpa menoleh ke belakang sambil berkata dengan dingin, "Jika kamu melakukan kesalahan, aku yakin ada banyak orang yang bersedia menggantikanmu."
Setelah mendengar itu, Ye Ya ingin berbicara lagi. Tetapi, Jiang Huiru menariknya dan tidak membiarkannya berkata lebih banyak lagi.
Pintu lift perlahan terutup. Su Mohan masih memegang tangan kecil Ye Fei yang dingin.
Ye Fei mendongak untuk melihat Su Mohan seperti sebelumnya. Wajah pria itu terlihat dingin dan tegas. Akhirnya Ye Fei berinisiatif untuk bersandar di dada Su Mohan.
Su Mohan menatap wanita mungil di depannya dan dengan lembut memeluknya. Dadanya bidang dan hangat dengan sentuhan aroma yang ringan. Ketika Su Mohan memperhatikan tindakannya, mata Ye Fei terasa perih.
Air mata Ye Fei jatuh tak terkendali membasahi kemeja putih salju Su Mohan. Air mata yang hangat hampir membakar hatinya. Su Mohan menepuk punggung Ye Fei seperti anak kecil, suasana tenang dan terasa murni.
Ye Fei tersedak dan berkata, "Su Mohan, kamu sangat baik."
Su Mohan pelan-pelan menepuk Ye Fei, mengerucutkan bibirnya, dan tidak membuka mulut.
Segera, lift tiba di lantai atas. Ye Fei perlahan melepaskan lengan Su Mohan dan menyeka air mata di wajahnya. Su Mohan langsung membawanya ke kamar di lantai paling atas.
Setelah Ye Fei mengikuti langkahnya, Su Mohan melepaskan tangannya. Ia menaikkan suhu pendingin ruangan dan meminta pelayan untuk membawakan makanan. Lalu, ia pergi ke kamar mandi untuk mandi.
Ye Fei terduduk lama di kursi dengan mantel Su Mohan. Ia sendiri tidak tahu entah apa yang ia pikirkan.
Setelah sekian lama, Su Mohan menyeka rambutnya dan keluar dari kamar mandi. Ia mengerutkan kening saat melihat makanan yang tidak Ye Fei sentuh dan bertanya, "Tidak cocok di lidah?"
Ye Fei menatap Su Mohan sambil tersenyum, "Tidak, aku menunggumu."
Su Mohan terdiam sejenak sebelum duduk di kursi. Ye Fei juga tidak berdiri dan langsung mengambil mangkuk untuk memberinya nasi, lalu mulai memakan hidangannya.
Untuk sesaat, ruangan hanya sesekali diramaikan oleh suara sumpit. Selain itu, hanya ada keheningan.
Ye Fei sedikit linglung. Ia memandang pria di depannya beberapa kali dan akhirnya bertanya dengan lembut, "Tuan Su, tidakkah kamu mengkhawatirkan kekecewaan dari keluarga Ye?"
Su Mohan berkata dengan jijik, "Apa yang bisa dilakukan oleh keluarga kecil seperti keluarga Ye?"