Mencuri Hati Tuan Su

Tidak Ingin Kamu Mengalami Bahaya karena Diriku



Tidak Ingin Kamu Mengalami Bahaya karena Diriku

1Xiang Tianqi mengangkat bahunya, "Baiklah. Sebenarnya juga tidak ada yang perlu dibicarakan. Hanya saja, setiap kali aku menghubungimu untuk bertemu, kamu selalu saja mencari alasan untuk menolak. Aku khawatir sesuatu terjadi padamu, jadi aku memutuskan untuk datang kepadamu secara pribadi dan menunggumu di bawah."     

Ye Fei berkata dengan lembut, "Terima kasih."     

Keduanya segera terdiam. Setelah beberapa saat, ketika Xiang Tianqi mengira Ye Fei tidak akan berbicara lagi, Ye Fei berkata, "Jika tidak ada sesuatu, jangan datang mencariku lagi."     

Xiang Tianqi mengerutkan kening dan bertanya, "Kenapa?"     

Ye Fei memandang pria yang liar dan menawan di depannya. Ia ragu-ragu sejenak, kemudian melanjutkan, "Sebaiknya kita jangan bertemu lagi untuk saat ini. Jika Su Mohan salah paham lagi, apa yang akan terjadi? Ini akan menjadi sulit bagi kita dan kamu tidak akan pernah bisa menyelamatkan A Lai."     

Xiang Tianqi berdiri di tempat dan memandang Ye Fei dengan tenang untuk beberapa saat. Matanya bertatapan dengan mata Ye Fei yang jernih, tapi agak lelah. Akhirnya Xiang Tianqi tersenyum jahat, "Bisakah aku menganggap kamu mengatakan ini karena kamu peduli padaku?"     

Ye Fei tidak mengira bahwa Xiang Tianqi akan menjawab seperti ini, seolah-olah semua kalimatnya barusan tidak mengganggunya. Namun ia tahu bahwa pada kenyataannya, hidup Xiang Tianqi sedang tidak mudah akhir-akhir ini.     

Perusahaan keamanan yang berada di bawah nama Xiang Tianqi menjadi berita utama beberapa kali. Meskipun Ye Fei tidak tahu apa artinya, ia bisa memahami bahwa untuk perusahaan yang biasanya tenang, bukanlah hal yang baik untuk berada di tajuk utama berita beberapa kali.     

"Ya, aku tidak ingin kamu mengalami bahaya karena diriku. Jadi, kita jangan bertemu lagi untuk saat ini," kata Ye Fei dengan tenang.     

Xiang Tianqi diam dan tidak berbicara selagi menatap Ye Fei yang perlahan menghilang. Setelah itu, ia berdiri sendirian di bawah untuk waktu yang lama sampai tanah di sana penuh dengan puntung rokok, kemudian pergi sendirian di malam hari.     

Pada saat ini, Su Mohan sedang duduk di sebuah ruangan di Humanity in Heaven. Seluruh tubuhnya diselimuti bayangan di sudut dan memancarkan aura yang ingin mengisyaratkan agar orang-orang lain menjauhnya.     

Chu Zheng, yang baru kembali sehari yang lalu, harus berdiri di samping dengan wajah cemberut dan hati-hati. Ia mencoba mengurangi rasa keberadaannya karena ia takut bencana yang tidak beralasan ini akan berpengaruh kepadanya.     

Setelah melihat jam, waktu sudah menunjukkan hampir pukul 12 malam. Su Mohan menyeka puntung rokok di tangannya dan langsung berjalan keluar. Ketika melewati lobi, ia mengamati sudut tempat ia biasa duduk sebelumnya dengan santai, tetapi ia tidak melihat sosok yang dikenalnya.     

Setelah mereka pergi dari Humanity in Heaven dan masuk ke dalam mobil, Chu Zheng menyalakan mobil. Namun, saat menyalakan mobil, ia melihat ke arah Su Mohan dan berkata, "Tuan, ada masalah dengan mobilnya."     

Su Mohan masih menutup matanya dan berpura-pura tidur, seolah ia tidak mendengar apa yang dikatakan oleh Chu Zheng.     

Chu Zheng menyalakan mobil seperti biasa dan melaju dengan kecepatan normal. Tidak lama setelah mengemudi, ia melihat beberapa Volkswagen hitam di kaca spion. Karena malam terlalu gelap, Chu Zheng agak bingung entah itu berjumlah 6 atau 7 mobil. Tetapi, hal yang pasti adalah mobil-mobil ini memiliki niat jahat.     

Setelah mobil melaju sekitar lima menit, Su Mohan membuka matanya dalam gelap. Ia mengamati kaca spion dan dengan cepat menghitung jarak antar mobil.     

"Masih ada 30 detik," Su Mohan berbicara dengan acuh tak acuh dalam keheningan.     

Chu Zheng mengangguk dan bersiap menginjak rem.     

"Sepuluh, sembilan, delapan…"     

"Tiga, dua, satu!"     

Pada tiga detik terakhir, Chu Zheng dan Su Mohan membuka pintu bersamaan dan meluncur di tempat. Chu Zheng langsung meluncur ke lapangan di tepi jalan. Tetapi, ketika ia melihat ke atas, ia mendapati Su Mohan berdiri dengan mantap di pinggir jalan dan tidak mengikuti rencana, yaitu terjun ke lapangan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.