Mencuri Hati Tuan Su

Hobinya yang Spesial



Hobinya yang Spesial

3Waktu berlalu dan pembawa acara di atas panggung belum kembali. Segala sesuatu di sekitar merekaa seakan menjadi ilusi, seolah hanya mereka berdua yang ada di ruang pameran besar itu untuk sementara waktu.     

Ye Fei merasakan kehangatan ujung jari Su Mohan dan tanpa bisa dijelaskan, ia merasa bahwa adegan ini agak 'erotis'. Ia melihat Su Mohan berulang kali mengusap jari-jarinya dan bertanya-tanya, Apakah dia memiliki fetish tangan?     

Begitu Ye Fei memikirkan kemungkinan fetish (hasrat seksual terhadap obyek atau bagian tubuh yang tidak lazim) itu, Ye Fei berencana untuk menarik tangannya.     

Su Mohan mengangkat mata Ye Fei dan menatapnya. Kekuatan di tangannya menjadi sedikit lebih kuat dan ia memegang tangan mungil Ye Fei di tangan besarnya itu dengan kuat. Wajah Ye Fei menjadi sedikit memerah untuk sementara waktu.     

Apakah dia benar-benar memiliki fetish tangan? Jika ada fetish tangan, akankah ada fetish kaki…? Oh, tidak!     

Tatapan Ye Fei pada Su Mohan berubah untuk sementara waktu. Ia merasa bahwa pria ini memang tidak normal. Tetapi, ia mencoba berpikir kembali.     

Mungkin tekanan hidup dan pekerjaan Su Mohan terlalu besar. Itu sebabnya ia memiliki kebiasaan yang tidak biasa ini. Tetapi, bisakah objek dari hobi Su Mohan ini bukan Ye Fei? Kemampuannya dalam menerima sesuatu sangat tidak baik.     

Su Mohan sedikit mengernyit. Begitu ia melihat kaki Ye Fei yang bergerak, seolah-olah dengan sengaja menjauh darinya, ia tidak bisa menahan diri untuk tidak mengangkat matanya dan melihat wanita di sampingnya.     

"Tuan Su? Aku... Aku…"     

Melihat Ye Fei yang ragu-ragu untuk berbicara, Su Mohan menghentikan kegiatannya dan bertanya, "Kamu apa?"     

Ye Fei menggertakkan giginya untuk sementara waktu, tetapi akhirnya malah mengatakan sesuatu yang sangat bertentangan dengan keinginannya, "Aku... Aku tidak akan membencimu."     

Ye Fei bersumpah demi Tuhan. Hal yang ingin ia katakan adalah ia benar-benar tidak bisa menerimanya!     

Ekspresi Su Mohan membeku. Kemudian, ia bertanya perlahan, "Apakah kamu tidak menyukai Tuanmu?"     

Apakah wanita ini bermaksud mengatakan bahwa dia membenciku? Dia bahkan tidak menyukaiku! Su Mohan bisa membuat seorang wanita membencinya?! Su Mohan tak habis pikir.     

Ye Fei merasa sangat bingung saat melihat wajah Su Mohan yang tampak menggelap dan berpikir, Apakah dia akan membunuhku karena aku menemukan kebiasaan spesialnya…?     

"Bagaimana bisa? Kenapa aku bisa tidak menyukai Tuan Su? Tuan Su, kamu adalah orang yang memiliki masa depan cerah. Kamu bagaikan seekor naga dengan penampilan burung phoenix. Seseorang yang mampu memimpin sebuah negara, mampu membawa perdamaian dan kestabilan pada suatu negara. Kamu bisa membuat..."     

"Diam," Ye Fei belum menyelesaikan kata-katanya untuk membuat Su Mohan senang, tetapi ia telah dipotong oleh suara dingin Su Mohan.     

Ye Fei hampir menggigit lidahnya sendiri dan menatap Su Mohan diam-diam. Ia duduk tenang di samping untuk sementara waktu dan membiarkan tangannya mati rasa. Ye Fei tidak berani melepaskan diri dari tangan Su Mohan lagi.     

Tidak lama kemudian, pembawa acara telah kembali ke posisinya. Tetapi, wajah Su Mohan masih menggelap dan seluruh tubuhnya memancarkan aura kuat yang tidak boleh diganggu orang asing. Su Mohan mengangkat tangannya untuk melonggarkan dasinya dan ia masih tenggelam dalam tatapan menjijikkan Ye Fei.     

Apa yang membuat seorang Su Mohan bisa ditolak? Su Mohan bertanya pada dirinya sendiri.     

"Nomor 13 menawar enam juta... Apakah ada lagi? Jika tidak, akan terjual 6 juta…"     

Ye Fei melihat vas porselen di panggung. Warnanya cukup bagus dan dilukis dengan pola istana kuno. Ia tidak mendengar vas itu berasal dari tahun berapa. Tetapi, orang yang memiliki plat nomor 13 adalah Shi Xiangwan.     

Apakah karena aku baru saja membuat pria ini marah? Jadi, aku diabaikan untuk sementara waktu? pikir Ye Fei.     

"Enam juta…."     

Tubuh Ye Fei menjadi tegak. Ia memperhatikan situasi sambil berpura-pura meregangkan tubuhnya dengan sedikit gugup dan ingin mengangkat kepalanya ke arah Shi Xiangwan.     

Shi Xiangwan masih tersenyum damai. Seluruh tubuhnya masih memancarkan kelembutan dan kedamaian untuk semua orang. Sebaliknya, seperti ada aura kuat di matanya yang menunjukkan bahwa ia jelas tidak akan melepas vas kuno itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.