Bagaimana Jika Kamu Mempertimbangkannya?
Bagaimana Jika Kamu Mempertimbangkannya?
Begitu Su Mohan melihat Ye Fei yang terlihat baik-baik saja, alisnya yang berkerut sedikit mereda. Tetapi, ia masih bertanya dengan tidak sabar pada Ye Fei, "Mengapa kamu lama sekali?"
Ye Fei berlari ke arah Su Mohan, meraih lengannya, dan berjalan ke tempat duduk mereka bersama-sama sambil menjawab dengan manja, "Ini semua karena dirimu~"
Su Mohan mengangkat alisnya. Setelah melihat bahwa Ye Fei tidak terluka, ia tidak melanjutkan pertanyaannya. Ye Fei memprotes dengan tidak puas, "Bagaimana bisa kamu begitu acuh tak acuh? Aku baru saja bertengkar demi dirimu~ Jika bukan karena kamu yang suka bermain dengan wanita, aku tidak akan menjadi duri di mata para wanita ini."
"Sekarang sudah tidak tahan? Bukankah kamu ingin menjadi Nyonya dari Tuan Su?" goda Su Mohan.
"Bagaimana bisa semua itu disamakan? Kalau sudah menjadi Nyonya Su, mereka tidak akan berani seperti ini. Mereka menindasku yang miskin, lemah, dan tidak memiliki dukungan," protes Ye Fei.
"Lagi pula, aku juga belum menjadi Nyonya dari Tuan Su. Jika aku adalah Nyonya Su, mungkin daya tahanku dan kemampuan anti-serangan milikku akan meningkat pesat~" Ye Fei menambahkan sambil tersenyum menyanjung. Mata kucingnya yang menawan terlihat cerdas dan bahagia.
Su Mohan duduk bersama Ye Fei, meliriknya, dan berkomentar, "Aku tidak tahu jika posisi Nyonya Su begitu berpengaruh."
Ye Fei mendekatkan kursinya ke sisi Su Mohan, menatapnya dengan anggun, dan merajuk, "Tuan Su, kamu tidak ingin mempertimbangkannya~?"
Su Mohan menyipitkan mata dan menatap Ye Fei di depannya. Wanita ini tidak pernah menyembunyikan niatnya terhadap Su Mohan. Baik itu kekuasaan atau kekayaan, Ye Fei sangat terbuka dan jujur. Ia juga tampak agak serakah.
Bagaimanapun, kesabaran Su Mohan sangat luar biasa. Ia sering merasa puas hanya karena senyum bahagia Ye Fei. Sesungguhnya, apa perbedaannya dari semua itu?
Mengapa wanita yang baru muncul beberapa bulan yang lalu ini selalu membuat Su Mohan ingin memanjakannya? Su Mohan tidak tahu berapa lama perasaan ini akan bertahan. Tetapi, setidaknya ia merasa bahwa sekarang tampaknya cukup baik.
"Lihat... Masih tidak berperasaan. Sia-sia aku mematahkan kuku saat bertengkar hanya demi dirimu," Ye Fei menarik kembali senyumnya yang menyanjung dan merasa sedikit kesal dengan sikap Su Mohan yang pelit.
Ye Fei mengulurkan tangan kanannya. Ketika ia melawan Yunyun di kamar mandi tadi, ia tidak sengaja mencakar tubuh wanita itu. Mungkin Ye Fei terlalu keras hingga membuat kuku di jari manisnya patah. Rasanya sakit tak bisa dijelaskan…
Baiklah, Ye Fei tidak bisa memaksakan. Sebenarnya, ia juga tidak merasakan apa-apa. Hanya saja, ketika kelima jarinya direntangkan, jari manisnya pendek sendiri.
Ye Fei merasa bahwa jika ia kehilangan kukunya dalam pertengkaran, Yunyun pasti mendapat goresan panjang di tangannya. Ini semua karena penata rias yang memasang begitu banyak berlian di kukunya.
Su Mohan mengamati tangan mungil Ye Fei yang putih, menatapnya sebentar sambil mengerucutkan bibir, dan tidak berkata apa-apa. Ye Fei mengatupkan mulutnya dan berencana untuk menarik tangannya kembali. Ia merasa bahwa keluhannya lagi-lagi selesai tanpa hasil apapun.
Tanpa disangka, ketika Ye Fei baru saja akan menyerah, pria itu mengulurkan tangan besarnya dan meraih tangannya. Ye Fei terkejut dan menatap Su Mohan. Pria tidak melihat ke arahnya, tetapi terus mengusap telapak tangannya.
Ye Fei mendadak lupa bagaimana caranya berbicara untuk sementara waktu. Su Mohan mengusap luka tipis di ujung jarinya dan ia tidak tahu apakah ia berlebihan menarik senjatanya.