Mencuri Hati Tuan Su

Saatnya Menunjukkan Keahlian Bersandiwara



Saatnya Menunjukkan Keahlian Bersandiwara

1Menyadari keributan itu, orang-orang di sekitar berkumpul dan mendapati sepotong besar kue bersaus cokelat bercucuran di wajah wanita itu. Kue itu meluncur perlahan di sepanjang wajahnya yang lembut dan mencipratkan semua noda hingga orang-orang tidak bisa melihat dengan jelas penampilan aslinya.     

Di depannya, Ye Fei sedang terduduk di lantai dengan postur anggun. Matanya yang indah menjadi memerah, seperti kelinci yang ketakutan dan terlihat sangat teraniaya.     

Wanita itu menyeka pipinya dengan sapu tangan yang diserahkan oleh pelayan dan berteriak histeris sambil menghadap Ye Fei di lantai, "Ah...! Wanita jalang, aku... Aku tidak akan membiarkanmu pergi...!"     

Ye Fei duduk di lantai dan melihat wajah wanita itu semakin banyak dilumuri saus cokelat. Ia menundukkan kepalanya dan bahunya gemetar.     

Jangan khawatir, Ye Fei sedang tersenyum… Tetapi, di mata para penonton, itu sama sekali berbeda. Mereka malah melihat bahwa adegan wanita dengan gaun merah muda yang terlalu emosi hingga membuat Ye Fei ketakutan.     

"Beri jalan."     

Pemilik perjamuan segera mengosongkan jalan dan kerumunan itu berpindah ke samping. Su Mohan mengerutkan alisnya dan berjalan menghampiri tempat kejadian.     

Ketika Su Mohan melihat gadis mungilnya yang tadinya bahagia sepanjang hari itu jatuh menyedihkan di lantai, wajahnya langsung menjadi gelap. Hawa dingin yang memancar dari seluruh tubuhnya membuat semua orang di sekitarnya mengambil dua langkah mundur secara tidak sadar.     

Su Mohan secara paksa menahan amarah di dalam hatinya, lalu ia berjongkok di depan Ye Fei dan mencoba menenangkan suaranya untuk bertanya, "Apa yang terjadi?"     

Ye Fei masih menundukkan kepalanya dan tidak menatap Su Mohan, apalagi berbicara. Alis Su Mohan menegang, "Ada apa? Jangan takut."     

Ye Fei masih menundukkan kepalanya dan tidak mengatakan apa-apa. Su Mohan akhirnya tidak tahan dan memegang pundak Ye Fei yang kurus. Pada saat ini, barulah Ye Fei mengangkat kepalanya. Saat Su Mohan melihatnya, satu tetes hingga dua tetes air mata besar pecah di matanya. Hati Su Mohan tiba-tiba sakit melihatnya.     

"Hei, jangan menangis," Su Mohan memeluk Ye Fei dan menepuknya dengan ringan. Kemarahan yang terkumpul di matanya sebanding dengan letusan gunung berapi.     

Shi Xiangwan berdiri di belakang kerumunan dan menyaksikan adegan ini sambil memegang erat tas tangannya. Tetapi, ia berusaha keras untuk berpura-pura seakan tidak terjadi apa-apa.     

Ye Fei! Ye Fei! Dia hanyalah seorang wanita yang menjual alkohol! Apa yang membuatnya spesial?! pekik Shi Xiangwan dalam hati. Ia telah bersama Su Mohan begitu lama, tetapi pria itu tidak pernah memperlakukannya dengan begitu lembut sekalipun. Selain dari penampilan Ye Fei, apa yang membuatnya bisa seperti itu?     

Ye Fei bersandar di bahu Su Mohan dan menyeka air matanya tanpa peduli jika air matanya yang murahan akan menodai pakaiannya yang sangat mahal. Lalu, ia berkata, "Kakiku sakit."     

Mendengarkan rintihan Ye Fei, Su Mohan melepaskannya terlebih dahulu dan matanya tertuju pada kedua kakinya. Pergelangan kaki Ye Fei yang ramping terekspos dan ternyata salah satu pergelangan kakinya sedikit merah dan bengkak. Su Mohan memutar alisnya dan mengulurkan tangannya. Ketika ia meremas pergelangan kaki wanita itu, ia mendengarnya menarik napas dengan dalam.     

"Tulangnya baik-baik saja. Jangan takut."     

"Hm."     

Ye Fei menangis pelan. Mata merahnya menatap wanita bodoh yang berdiri di depannya dan sesaat ia terlihat sedikit bersalah, "Aku... Aku tidak bermaksud."     

"Kamu...! Dasar wanita jal...!"     

Wanita itu sudah dipermalukan dengan saus coklat berlendir yang melumuri wajahnya. Saat ini, ia dikalahkan oleh Ye Fei. Ia sangat marah sehingga ia tidak punya tempat untuk melampiaskan. Tetapi, yang dihadapinya adalah Su Mohan dengan tatapan yang tajam seperti pisau. Mulutnya mendadak seperti dijahit lagi dan ia tidak bisa mengucapkan kata 'jalang'.     

"Jika bukan karena ada yang membuatku tersandung, aku tidak mungkin secara tidak sengaja menjatuhkan sesuatu di wajahmu," Ye Fei bersandar di pelukan Su Mohan lagi dan diam-diam membela dirinya dengan suara rendah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.