Mencuri Hati Tuan Su

Menghadiri Pesta Makan Malam



Menghadiri Pesta Makan Malam

1Saat mobil dinyalakan kembali, suasana di sana dipenuhi dengan napas yang ambigu. Tak satupun dari mereka berbicara lagi dan sejenak ada keheningan di dalam mobil.     

Setelah hampir satu jam, mobil berhenti di depan Hotel Dinasti.     

Ye Fei mengikuti Su Mohan yang naik lift pribadi langsung ke lantai atas dan bertanya, "Bukankah kamu ingin menghadiri perjamuan?"     

"Aku mengantarmu untuk berganti pakaian."     

"Oh…"     

Ye Fei menjulurkan lidahnya dan meringis karena kebodohannya. Barulah ia melihat kotak bungkusan yang dibawa oleh Su Mohan. Saat ia masuk ke kamar, Ye Fei terkejut karena kedua penata rias langsung menyapanya, "Nona Ye, tolong ikutlah dengan saya."     

Su Mohan melirik Ye Fei, lalu kembali ke kamar untuk mandi dan berganti pakaian dengan setelan ringan berwarna coklat. Setelah itu, ia duduk di sofa untuk menunggu Ye Fei.     

Ye Fei bergegas mandi, lalu ia didorong ke kursi oleh penata rias dan masih mengenakan mantel mandinya. Seorang penata rias dengan cepat mulai mengoleskan sesuatu ke wajahnya, sedangkan yang lainnya mulai membantunya mengeringkan rambutnya dan menata rambutnya.     

Su Mohan memandang wanita yang mengantuk di cermin dan memberitahu pelayan di sampingnya, "Beri dia sesuatu untuk dimakan lebih dulu."     

"Baik, Tuan Muda."     

Beberapa menit kemudian, pelayan membawa nampan ke hadapan Ye Fei. Mata Ye Fei berbinar melihatnya. Ia tidak sabar untuk mengambil kue coklat dan memakannya, tidak peduli jika itu akan menimbulkan masalah bagi penata rias. Ye Fei memasukkan sepotong kue coklat itu ke dalam mulutnya sambil tersenyum pada Su Mohan di cermin.     

Su Mohan melihat Ye Fei sekilas, lalu matanya kembali tertuju ke sebuah dokumen kontrak di tangannya dengan senyum di bibirnya. Setengah jam kemudian, dua penata rias yang sudah lama berada di dekatnya akhirnya menyingkir.     

"Nona Ye, sudah selesai."     

Su Mohan memandang Ye Fei yang sangat cantik dan menawan di depannya. Untuk sesaat, ia tidak bisa berpaling. Ia tiba-tiba menyesal mendandaninya begitu cantik. Saat Su Mohan melihat wanita yang sangat cantik ini, ia hanya ingin menyembunyikannya selamanya dan membuatnya menjadi miliknya sendiri.     

Ye Fei melihat Su Mohan yang terlihat agak linglung, kemudian melangkah maju dan berinisiatif untuk memeluknya, "Ternyata Tuan Su juga bisa terpesona oleh wanita~"     

Mendengar itu, beberapa pelayan dan penata rias menundukkan kepala mereka satu demi persatu dan tidak berani bernapas. Mereka hanya merasa bahwa Ye Fei sedang mencari kematian. Anehnya, Su Mohan tidak marah dan malah meremas pantat montok Ye Fei dengan keras.     

"Saat kembali nanti, aku akan menghabisimu," kata Su Mohan.     

Ye Fei terkekeh, memegang tangan Su Mohan yang besar dan hangat, dan mengikuti langkahnya. Pria itu memencet tombol lift langsung ke lantai 12.     

"Kenapa pergi ke lantai 12?"     

"Perjamuan diadakan di lantai 12."     

Ye Fei mengangguk dan berkata, "Aku masih sedikit lapar."     

"Ada makanan di perjamuan."     

Ye Fei merasa tidak puas. Ia teringat bahwa Su Mohan juga belum makan apapun dari siang hingga sekarang. Ia pun berpikir dalam hatinya, Jika ada sesuatu yang enak, aku ingin berbagi dengannya. Bagaimanapun juga, dia sudah memberikank begitu banyak pakaian dan barang untukku hari ini. Aku hanya ingin selalu membuatnya bahagia.     

Ding! Dong!     

Terdengar bunyi denting lift. Kedua pelayan itu segera membungkuk saat bertemu satu sama lain dan langsung memimpin jalan.     

"Tuan Muda, silakan masuk."     

Ye Fei menghela napas ringan dengan sedikit gugup. Ia sudah lama tidak menghadiri perjamuan seperti ini. Tetapi, tidak peduli bagaimanapun juga, ia tidak boleh mempermalukan Su Mohan hari ini. Ia akan memastikan bahwa dirinya layak dengan harga mahal yang sudah Su Mohan keluarkan untuknya.     

Angkat kepala, luruskan dada, dan mundurkan perut, Ye Fei mengingatkan diri sendiri.     

Ada senyum simpul di sudut bibir Ye Fei dan ia mengikuti Su Mohan ke ruang perjamuan. Saat keduanya muncul, situasi menjadi sunyi untuk sementara waktu. Ye Fei jelas merasakan ada banyak pasang mata yang tak terhitung jumlahnya sedang tertuju padanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.