Mencuri Hati Tuan Su

Apakah Kamu Merindukanku?



Apakah Kamu Merindukanku?

2Sampai hampir pukul lima, Ye Fei duduk di dalam mobil dan masih tidak menyangka.     

Karena terlalu banyak barang, Su Mohan meminta sopirnya pulang lebih dulu. Ia langsung duduk di posisi mengemudi dan Ye Fei duduk di sampingnya. Kursi belakang dan bagasi dipenuhi tas dan kotak bungkusan dari berbagai merek terkenal.     

Su Mohan menatap ke jalan, namun ia masih bisa merasakan dengan jelas orang di sisinya sedang menatap ke arahnya. Ia pun bertanya, "Apa yang kamu lihat?"     

Ye Fei langsung mengulurkan tangan dan memeriksa dahi Su Mohan, lalu menjawab sambil tersenyum, "Aku sedang bertanya-tanya apakah Tuan Su sedang demam."     

"Kenapa?"     

"Tuan Su, kenapa tiba-tiba kamu begitu baik padaku? Aku tidak terbiasa~"     

Su Mohan masih memegang setir. Ia tidak mengerti apa yang salah. Ia hanya melihat saat Ye Fei keluar dengan gaun perak itu dan merasa hanya gaun seperti itu yang layak untuk gadis mungil ini. Setiap kali Su Mohan hanya berkeliling secara acak dan melihat gaun yang indah, tanpa sadar ia selalu memikirkan apa yang Ye Fei kenakan.     

Su Mohan juga berpikir bahwa ia sendiri sedikit kejam. Ia akan merasa sangat bosan dalam memilih pakaian untuk seorang wanita. Tetapi, ketika ia melihat Ye Fei menjadi sangat bahagia, ia merasa seolah-olah semuanya sepadan dan bahkan suasana hatinya ikut menjadi lebih baik.     

Setelah Ye Fei bertanya, ia jelas tidak mengharapkan pria itu menjawabnya. Ia hanya melihat kondisi jalan di depan sambil mengusap perutnya dan berkata, "Berapa lama lagi...? Aku sangat lapar. Tuan Su, apa kamu lapar?"     

"Hm..."     

Begitu Ye Fei menoleh, wajah yang sangat tampan muncul di depannya dan mendekat. Ia hanya bisa bergumam, "Tuan…"     

Sebelum Ye Fei selesai berbicara, bibirnya menjadi lembut karena bibir tipis Su Mohan langsung menutupi bibirnya. Ia sejenak lupa bernapas sebentar dan menatap pria di depannya dengan linglung, Apa yang dia lakukan? Apakah dia menciumku?     

"Tutup matamu."     

Ye Fei menutup matanya tanpa sadar dan semua inderanya sepertinya menjadi lebih sensitif untuk sementara waktu. Tangan Su Mohan perlahan menahan bahunya dengan lembut.     

Aroma tembakau yang samar bercampur dengan aroma Su Mohan yang menyegarkan. Ye Fei bisa dengan jelas merasakan suhu tubuhnya dan melalui pakaian tipisnya, ia bahkan bisa mendengar detak jantungnya yang kuat. Janggut Su Mohan dicukur sangat bersih dan ia hampir tidak merasakannya. Sebaliknya, sedikit gesekan darinya membuatnya merasa sangat nyaman.     

Ye Fei tidak bisa menahan diri untuk tidak melingkarkan tangan di leher Su Mohan. Pria itu membuka matanya dan melirik ke gadis mungil yang menawan di depannya, lalu menutup matanya lagi. Lidahnya yang fleksibel masuk ke antara bibir Ye Fei dengan dominan dan menghirup aromanya.     

Bibir Ye Fei mati rasa ketika mereka berciuman. Seluruh tubuhnya melembut dan ia terjebak di kursi dengan kuat.     

Setelah lebih dari sepuluh menit, klakson mobil terdengar. Su Mohan perlahan-lahan melepaskan Ye Fei. Ye Fei membuka matanya dengan ringan dan melihat air liur yang tertarik seperti benang perak di antara bibir dan gigi mereka. Telinga mereka segera menjadi merah. Ye Fei pun tidak berani melihat langsung ke pria di sampingnya.     

Mata Su Mohan yang dalam menatap wanita yang sedang malu di hadapannya, "Apakah kamu merindukanku?"     

"Iya," Ye Fei mengeluarkan jawaban singkat. Ia jelas merasa bahwa jantungnya seperti akan melompat keluar dari tubuhnya.     

"Aku tidak mendengarnya."     

Su Mohan sepertinya tidak berniat melepaskan Ye Fei karena ia mengetahui dari mulut Chu Zheng bahwa wanita tak berperasaan di depannya ini tidak pernah bertanya tentangnya sama sekali. Padahal, berdasarkan apa yang telah ia katakan, ia pasti sebelumnya berinisiatif meneleponnya dan mengirimnya pesan teks.     

"Iya," Ye Fei tersipu dan harus menjawab lebih keras.     

Suara klakson di belakang menjadi lebih keras dan lebih nyaring. Klakson yang terus bersahut-sahutan itu juga menjadi semakin tidak sabaran. Su Mohan melirik Ye Fei dan membiarkannya pergi untuk sementara. Ia berencana untuk kembali memberi gadis mungil ini pelajaran di malam hari.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.