Isi Kepalanya Kemasukan Air (Eror)
Isi Kepalanya Kemasukan Air (Eror)
Manajer toko mengikuti Su Mohan sepanjang jalan dan selalu berusaha memberikan penjelasan singkat. Ia tidak pernah mengatakan sepatah kata pun tentang Su Mohan, apalagi berani mengeluh.
Pada saat ini, Ye Fei keluar dari ruang ganti dan menyerahkan gaun itu kepada karyawan toko di sampingnya. Su Mohan akhirnya menarik kembali pandangannya dan menatap Ye Fei yang berjalan ke arahnya sambil berkata dengan dingin, "Biarkan dia mencoba semua gaun yang baru saja dijelaskan."
Manajer toko awalnya terkejut karena ia baru saja menjelaskan lebih dari selusin gaun. Tetapi, untungnya ia bisa merespons dengan cepat. Sebelum Su Mohan menjadi tidak sabar, ia segera meminta asisten toko untuk mulai menyiapkan semua pakaiannya.
"Untuk apa semua ini?" Ye Fei menoleh untuk melihat manajer toko yang membawakan pakaian kepadanya dan memandang Su Mohan dengan bingung.
"Cobalah."
Ye Fei sedikit terkejut. Alih-alih langsung mengambil pakaian yang diserahkan oleh manajer toko, ia berlari ke arah Su Mohan dan sedikit berjinjit. Ia memeluk pinggang Su Mohan dengan kedua tangannya dan berkata dengan lembut, "Jika semua itu untukku, baru aku bersedia mencobanya."
Sudut mulut Su Mohan menunjukkan lengkungan yang dangkal. Ia mengulurkan tangan untuk meremas wajah mungil Ye Fei dan berkata, "Gadis mungil yang tak pernah puas."
Ye Fei menunjukkan senyum menyanjung dan tidak menyangkalnya. Su Mohan menepuk pantatnya, "Ayo cobalah."
Setelah mendapat anggukan Su Mohan, Ye Fei langsung menjadi energik dan berlari ke ruang ganti. Wajahnya tersenyum lebar, seolah-olah ia telah mendapat beberapa tawaran besar. Sementara itu, Su Mohan melihat bahwa hari masih pagi sehingga ia duduk di sofa lagi untuk membaca majalah.
Penjaga toko di samping ternganga hingga dagunya seperti hendak jatuh ke tanah. Ia berpikir bahwa wanita ini sepertinya sangat manja.
Meskipun Plaza Ginza dimiliki oleh keluarga Su, jarak antara gedungnya dengan Hotel Dinasti tempat Tuan Su bekerja dan vila keluarga Su tidak dekat. Faktanya, Tuan Su jarang membawa wanita ke Plaza Ginza. Meskipun hal ini terjadi sesekali, Tuan Su tidak akan pernah memilih pakaian satu per satu secara pribadi seperti ini dan paling hanya memilih dengan sembarangan.
Setelah tiga jam, Ye Fei akhirnya tidak sanggup untuk mencoba semuanya. Ia duduk di samping Su Mohan, kemudian mengambil kopi yang baru saja diminumnya dan meneguknya beberapa kali.
Su Mohan meletakkan majalah yang sedang dibacanya. Entah sudah berapa majalah yang ia baca. Kemudian, ia memandang wanita yang terlihat puas di sebelahnya dan bertanya, "Apakah sudah cukup?"
"Sudah cukup~ Sudah lama sekali sejak aku merasa begitu bahagia."
Su Mohan tersenyum saat melihat mata Ye Fei yang menyipit seperti bulan sabit. Lalu, ia memerintah, "Bungkus semuanya."
"Iya."
Ye Fei memeluk lengan Su Mohan dengan erat dan berkata, "Benarkah kamu akan membelikan semuanya untukku?"
"Ya."
"Ah! Tuan Su, aku sangat mencintaimu!"
Ye Fei sangat senang. Tidak ada wanita yang tidak menyukai pakaian dan perhiasan yang indah. Terlebih lagi, Ye Fei adalah wanita yang telah berpakaian bagus selama delapan belas tahun. Tetapi, kenyataan pada akhirnya membuatnya harus mengenakan pakaian murahan. Bahkan jika ia tidak mengeluh, rasa cintanya pada barang yang berkilauan ini tidak bisa dirubah.
Sudut mulut Su Mohan terangkat sedikit dan ia secara otomatis menarik tangan mungil Ye Fei, "Ayo pergi."
Ye Fei terkejut, "Bagaimana dengan pakaiannya…"
"Mereka akan mengantarnya ke mobil," jelas Su Mohan dengan sabar.
Baru saat itulah Ye Fei merasa lega. Ia pun menggenggam tangan Su Mohan dengan kuat dan berjalan keluar dari toko mengikuti pria itu.
Su Mohan kemudian membelikan tujuh hingga delapan pasang sepatu dan lusinan tas berukuran besar sampai kecil. Mata Ye Fei sampai hampir merah karena kegembiraan. Ia merasa bahwa jika ini bukan mimpi, mungkin isi kepala Su Mohan sedang kemasukan air.
Sudah jelas, Ye Fei tidak berpikir dirinya sedang bermimpi. Jadi, ia yakin isi kepalanya pasti sedang kemasukan air.