Itu Semua Milikmu
Itu Semua Milikmu
Mendengar perkataan Ye Fei membuat wajah Su Mohan benar-benar menjadi gelap lagi. Ia berkata dengan dingin, "Ada dua transaksi di Timur Tengah yang sangat penting juga. Pergi dan urus semuanya."
"Baik..."
Chu Zheng berdiri di tempat sambil memandang dengan sedih ke arah dua orang di depannya yang berjalan semakin jauh. Setelah berjalan jauh, Ye Fei memutar pinggangnya dan tiba-tiba menoleh sambil menunjukkan senyum lebar yang polos. Hati Chu Zheng yang selalu kuat sepertinya nyaris bekerja terlalu keras dan bisa membuatnya benar-benar tidak sadarkan diri.
Setelah Chu Zheng tidak ada, suasana hati Su Mohan jelas sedikit lebih baik. Ditambah dengan mulut manis Ye Fei, tidak butuh waktu lama untuk suasana di antara keduanya menjadi sangat harmonis.
"Apakah Tuan Su membawakan hadiah untukku kali ini?" tanya Ye Fei sambil menggoyangkan lengan Su Mohan. Matanya yang sedikit berair menyerupai anak anjing yang terlihat menyedihkan.
"Tidak ada."
Mendengar itu, Ye Fei mendadak cemberut dalam sekejap dan ia mengerucutkan bibir kecilnya, sampai seolah bisa digantungi beberapa botol minyak, "Huh, pelit."
Su Mohan memandang Ye Fei dan tidak berbicara. Ia langsung membawa Ye Fei ke butik Valentino, "Ikutlah denganku menghadiri pesta makan malam malam ini."
Mata Ye Fei segera berbinar lagi dan seluruh tubuhnya mendadak bersemangat. Apakah dia akan mengajakku ke pesta? Bukankah dia selalu bersama wanita bernama Shi Xiangwan itu jika ada kesempatan seperti ini? pikirnya.
"Tuan Su tidak takut merasa malu?"
"Aku takut, jadi aku mengajakmu untuk membeli pakaian."
Jawaban tegas Su Mohan membuat suara Ye Fei bergetar untuk sementara waktu. Wajah putihnya terlihat tidak senang dan ia melotot lagi, "Huh. Kalau begitu, kamu bisa mengajak orang lain. Kenapa kamu masih ingin mengajakku…"
Ye Fei mengatakan itu sambil benar-benar melepaskan tangan kecilnya dari lengan Su Mohan dan berdiri di tempat dengan amarah. Lengkungan bibir Su Mohan menjadi jelas lagi. Ia mengulurkan tangannya dan meremas wajah kecil Ye Fei, "Menurut saja."
"Tidak mau."
"Menurutlah."
Ye Fei sedikit frustasi saat mendengar Mo Yesi mengulanginya dengan tegas tanpa gejolak pasang surut. Tetapi, ia masih memunggunginya dan berkata, "Jika ingin pergi kamu bisa pergi sendiri. Aku masih ingin mencari uang."
"Aku akan membayar untuk penjualan alkoholmu."
Ye Fei segera berbalik, "Bagaimana dengan pakaian untuk pesta makan malam?"
"Itu milikmu."
"Bagaimana dengan perhiasan?"
"Itu milikmu."
"Sepatunya?"
"Itu semua milikmu."
"Setuju!"
Ye Fei dengan senang hati berlari kembali ke arah Su Mohan dan meraih lengannya lagi. Melihat tangan kecil dan suhu hangat pada tubuhnya, ekspresi Su Mohan sedikit melembut dan ia berkata, "Bawakan gaun perak yang aku pesan."
Ye Fei memandang pria di sampingnya dengan bingung, tetapi ia menunggu dengan sabar. Setelah beberapa saat, manajer toko datang bersama dua asisten toko yang membawa gaun perak panjang dan berjalan ke arahnya. Rumbai perak di gaun panjang itu bergoyang ringan, memamerkan kecemerlangan di seluruh bagiannya.
Saat Ye Fei melihat gaun itu, sepasang mata kucingnya bersinar seperti bintang. Ia langsung meninggalkan Su Mohan dan menyentuh gaun itu dengan penuh kasih.
Beberapa menit kemudian, Ye Fei mengganti pakaiannya dan keluar dari ruang ganti. Semua orang di toko mengalihkan pandangan mereka ke arahnya dan tidak bisa melepaskan pandangan mereka.
Gaun warna perak pucat membungkus tubuh Ye Fei yang anggun, seperti putri duyung yang muncul dari air. Berlian yang dijahit tangan tampak sangat cerah di atas renda abu-abu. Seolah-olah semua sinar bulan menyelimuti dirinya tanpa ragu-ragu.
Ye Fei menatap bayangan dirinya di cermin dan melihat bahwa desain di dadanya sangat tepat. Meskipun potongannya rendah, dadanya tidak terekspos sama sekali. Gaun ini yang sangat indah dan cukup untuk membuatnya menjadi wanita yang paling menonjol di antara kerumunan manusia.