Mencuri Hati Tuan Su

Hanya Memiliki Dirinya Sendiri



Hanya Memiliki Dirinya Sendiri

0Mata Su Mohan sedikit menggelap. Ia bahkan tidak melihat ke arah Ye Fei. Ia hanya menatap Luo Shaojun perlahan dan berkata, "Bagaimana kalau kita bertaruh? Jika dia mati, apakah aku yang lebih sedih? Atau, jika Lu An'an mati, apakah kamu yang lebih menderita?"     

Bulu mata Ye Fei bergetar saat memandang pria yang bercanda dan tertawa di hadapannya. Hatinya terasa dingin. Ternyata dirinya masih belum ada apa-apanya dan tidak bernilai apapun di mata Su Mohan. Ternyata seorang pria yang melindungi seorang wanita bukan berarti karena cinta.     

Ye Fei sendiri tidak tahu. Dalam permainan ini, apakah ia benar-benar memiliki peluang untuk menang?     

Tangan Luo Shaojun bergetar. Di bawah tatapan tenang Su Mohan, ia akhirnya meletakkan pistol di tangannya. Kemudian, ia mendorong Ye Fei dan berkata dengan gemetar, "Katakan, apa yang kamu inginkan? Akan aku penuhi!"     

Su Mohan menyesap segelas anggur di atas meja dan melihat ke arah Luo Shaojun sambil berbicara tanpa tergesa-gesa, "Luo Shaojun, jika kamu berani menyentuh wanitaku lagi, aku pasti tidak akan membiarkanmu mengenakan satu 'pakaian' pun."     

Luo Shaojun menatap tajam ke arah Su Mohan. Mengetahui bahwa Su Mohan tidak sedang bercanda lagi, ia mencibir, "Ini benar-benar Tuan Su! Sungguh metode yang bagus!"     

Su Mohan mengerutkan bibirnya dan tidak berkata apa-apa. Kemudian, Luo Shaojun berbalik dan pergi dengan marah. Setelah pria itu pergi, Ye Fei masih menunduk.     

Bahkan jika Ye Fei dipeluk oleh Su Mohan, ia masih merasa sangat dingin. Ia menyadari bahwa ia tidak bisa memahami pria ini sama sekali. Pria ini masih bercanda dan tertawa di saat-saat terakhirnya. Su Mohan bisa membiarkan dirinya berada di pelukan orang lain, tetapi setelahnya, ia mampu memeluknya selembut mungkin.     

Su Mohan melirik Ye Fei, lalu duduk di sofa dengan lengan di belakang punggung Ye Feu. Namun, setelah duduk di sofa, Ye Fei tidak bersandar pada lengan pria ini seperti biasa. Ia terus duduk tegak dan entah sedang memikirkan apa. Alis Su Mohan berkerut saat melihat Ye Fei yang linglung sehingga ia bertanya, "Apakah kamu ketakutan?"     

Setelah mendengar ini, Ye Fei memperlihatkan wajahnya yang tersenyum dan menjawab singkat, "Tidak."     

Alis Su Mohan menegang saat melihat ekspresi Ye Fei dan mendengar jawaban yang jelas terdengar asal-asalan dari mulutnya. Tiba-tiba ia kehilangan kesabaran dan berkata dengan dingin, "Bukankah barusan kamu bilang kamu ingin berjualan alkohol?"     

"Oh, benar. Kalau begitu, aku pergi sekarang," kata Ye Fei, lalu ia cepat-cepat berdiri dan berencana untuk pergi.     

"Berhenti."     

Setelah Ye Fei baru mengambil dua langkah, Su Mohan memanggilnya lagi. Ye Fei pun menoleh dan menatap pria murung di depannya.     

"Kenapa masih bisa berencana untuk duduk di atas pria lain dan menjual alkohol lagi? Apakah bagimu sangat mudah untuk melakukan hal itu?" tanya Su Mohan dengan suara dingin.     

Untuk beberapa saat, Ye Fei tidak tahu bagaimana harus menjawabnya. Sangat jelas Su Mohan baru saja tidak menghiraukannya saat dirinya diseret oleh Luo Shaojun. Tetapi, sekarang pria ini menyalahkannya?      

Hati Su Mohan tercekik begitu melihat Ye Fei hanya terdiam. Saat ia mengingat bahwa Ye Fei baru saja berjanji untuk ikut bersama Luo Shaojun dengan senyuman, ia sudah merasa itu adalah hal yang buruk malam ini. Namun, begitu Su Mohan melihat wajah mungil Ye Fei yang menjadi pucat karena ketakutan, ia sangat mengkhawatirkannya dan berkata dengan lembut, "Bawalah dan jual alkoholnya ke sini."     

Ye Fei mengangguk dan pergi. Tetapi, setelah ia pergi dari hadapan Su Mohan, ia tidak langsung pergi untuk mengambil alkohol. Ye Fei malah berlari ke sudut ruangan dan bersandar pada dinding dengan tubuh yang bergetar tak terkendali. Seluruh tubuhnya gemetar...     

Meskipun Ye Fei telah dipenjara selama enam tahun, ia tidak pernah ditodong dengan pistol tepat di atas kepalanya, seperti yang dilakukan oleh Luo Shaojun tadi. Ia yakin pria itu bisa membunuhnya tanpa mengedipkan matanya.     

Namun, hal yang lebih membuat Ye Fei takut adalah ia tidak mengerti apapun hingga kejadian menakutkan tadi terjadi… Bahwa yang ia miliki hanyalah dirinya sendiri… Dari awal, yang ia miliki hanyalah dirinya sendiri.     

Ye Fei membenamkan kepalanya di atas lututnya dan duduk di sudut tembok. Ia tidak menangis, tetapi bersembunyi diam-diam dalam bayangan, seperti serigala yang kesepian dan diam-diam terluka di pojokan. Meskipun luka itu menyakitkan dan meskipun ada ketakutan, ia selalu terjebak dalam rongga kesepian di dalam keberaniannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.