Mencuri Hati Tuan Su

Aku Akan Membunuhnya



Aku Akan Membunuhnya

0"Apakah Feifei bisa minum alkohol?" tanya Luo Shaojun.     

"Tuan Jun ingin minum dengan cara seperti apa?" Ye Fei bertanya balik.     

"Oh, bagus! Apakah kamu bisa bermain morra?"     

"Bisa, tapi Tuan Muda Kedua tidak boleh terlalu kejam dengan saya."     

Mendengar persetujuan Ye Fei, Luo Shaojun memanggil para wanita yang baru saja ia usir, "Kalian, kemarilah, ayo bermain bersama."     

Morra adalah permainan tebak-tebakan angka. Permainan tangan ini berasal ribuan tahun lalu dari zaman Yunani dan Romawi kuno. Setiap pemain secara bersamaan menunjukkan tangan mereka sambil mengulurkan sejumlah jari dan menyebutkan suatu angka. Pemain yang berhasil menebak jumlah jari semua pemain akan mendapat poin,     

"Enam enam enam, sembilan tiga kali…"     

Dengan adanya Luo Shaojun, suasana dengan cepat menjadi hidup. Sementara itu, Tuan Mu yang sedari tadi berada di sisi lain mulai bangkit dan keluar untuk menjawab telepon. Kedua wanita yang duduk di sebelah Su Mohan melihat Luo Shaojun bermain begitu lincah di sini.     

Salah satu wanita di sebelah Su Mohan merasa ragu-ragu dan dengan malu bertanya, "Tuan Su, maukah ikut bermain dengan kami sebentar?"     

Su Mohan mengangkat kelopak matanya dengan sembarang dan melirik ke arah wanita di depannya. Wanita itu langsung menunduk dan terdiam, tidak berani membahasnya lagi.     

"Adik Feifei, jika kamu kalah, kamu harus pergi denganku!" kata Luo Shaojun sebelum menjatuhkan beberapa ciuman di leher Ye Fei. Napasnya bercampur dengan aroma alkohol yang menyengat dan pangkal janggutnya sedikit menyakitkan, tidak sehalus Su Mohan.     

"Tuan Muda Kedua, saya juga ingin pergi dengan Anda," kata salah satu wanita lain dengan tidak puas.     

Luo Shaojun menatap wanita itu dengan tidak sabar dan menghardik, "Diam. Menurutmu aku mau dengan semua jenis barang?"     

Senyum di wajah wanita itu membeku, lalu ia menundukkan kepalanya dan tidak berani berbicara. Ye Fei tidak menyela, tetapi berpura-pura tidak melihat. Setelah beberapa dari mereka bermain sebentar, Luo Shaojun menariknya dan berkata kepada Su Mohan, "Su Mohan, aku akan membawanya pergi!"     

Luo Shaojun mengatakan itu, lalu menyeret Ye Fei dan hendak pergi. Sementara itu, Ye Fei kembali menatap Su Mohan. Saat ia melihat bahwa Su Mohan tidak berniat untuk berbicara, hatinya menjadi dingin. Jangan-jangan, apa yang aku pikirkan benar-benar terjadi? Bahwa Su Mohan menjualku kepada orang lain hari ini? batin Ye Fei.     

Saat Luo Shaojun berjalan tidak jauh dari sana, ponselnya tiba-tiba berdering. Ia melepaskan Ye Fei, kemudian melirik ponselnya dan alisnya menjadi melengkung sebelum mengangkat telepon itu, "Halo? ...Apa yang kamu katakan?!"     

Dengan raungannya, Luo Shaojun berlari langsung ke luar pintu. Ye Fei terkejut untuk beberapa saat begitu melihat bahwa pria angkuh ini tiba-tiba menjadi sangat aneh. Luo Shaojun meninggalkan dirinya di sini, jadi ia kembali menatap Su Mohan ke belakang.     

Su Mohan merangkul pinggang seorang wanita, seolah sedang mendengarkan sesuatu yang menarik tentangnya. Meskipun ekspresinya samar, ia tetap melakukan itu.     

Setelah ragu-ragu beberapa saat, Ye Fei berjalan kembali. Tetapi, sebelum ia duduk, kulit kepalanya terasa sakit dan air matanya jatuh di tempat. Sebuah kekuatan yang besar menjambak rambutnya.     

Sebelum Ye Fei bisa bereaksi, ia melihat Luo Shaojun yang tadi pergi kini telah kembali. Seolah-olah Luo Shaojun sudah gila dengan mata merah seperti iblis. Pria itu menodongkan pistol di tangannya ke atas kepala Ye Fei.     

Ye Fei bahkan lupa cara menangis karena rasa sakitnya. Ia hanya bisa menelan air ludahnya pelan dan tidak berani bergerak sedikitpun. Ye Fei Luo Shaojun akan membunuhnya jika tidak sengaja menyenggol pelatuk pistol hingga menembakkan peluru.     

Su Mohan perlahan berdiri dari sofa dan bertanya lantang, "Luo Shaojun, apa yang kamu lakukan?"      

Luo Shaojun mencibir, "Apakah kamu mengirim seseorang untuk membawa An'an pergi?"     

"Bukankah kita sudah seperti saudara dan kita menganggap wanita diibaratkan seperti pakaian? Bukankah reaksi Tuan Luo terlalu berlebihan hanya karena hanya sepotong pakaian?" balas Su Mohan. Sebuah senyum dingin terbit di bibirnya dan tidak ada tanda-tanda bercanda di antara ekspresinya.     

"Su Mohan, lepaskan dia! Jika An'an kehilangan rambutnya barang sehelai saja, aku akan mengubur kalian semua!" seru Luo Shaojun. Suaranya dipenuhi dengan niat membunuh yang arogan, berbeda dengan aura Su Mohan yang dingin, seperti lebih banyak aura bertangan besi.     

Su Mohan hanya menatap Luo Shaojun tanpa berbicara. Beberapa wanita di sekitar melihat Luo Shaojun mengeluarkan senjata sehingga mereka langsung bersembunyi di bawah meja karena terkejut dan takut.     

"Su Mohan, jika kamu tidak membiarkannya pergi, aku akan membunuhnya!" seru Luo Shaojun lagi.     

Saat Luo Shaojun melihat bahwa Su Mohan tidak menanggapi, ia semakin memperjelas bahwa pistol di tangannya terisi. Ia memberikan sedikit jarak, tetapi jika ia menarik pelatuknya, pelurunya bisa menembus kepala Ye Fei dalam sekejap mata.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.