Akhirnya Mulai Pulih Kembali
Akhirnya Mulai Pulih Kembali
Ye Fei kembali membatin, Apakah karena aku tidak lagi menarik baginya? Jika dia benar-benar tidak memiliki keinginan untuk tubuhku, apakah itu berarti aku sudah tidak diinginkan...? Tidak... Jangan sampai... Aku tidak bisa diberhentikan seperti ini begitu saja...
Mata Ye Fei tertuju pada Su Mohan, tetapi ia tidak bisa menebak apa yang pria itu pikirkan. Baru saja Su Mohan merawat lukanya dengan hati-hati hingga membuatnya merasa seakan ia bisa melihat langit yang cerah dan sinar bulan. Tetapi, pria itu kemudian menolaknya dengan acuh tak acuh.
Su Mohan jelas bereaksi, tetapi tidak ingin menyentuh Ye Fei sama sekali. Apa yang pria itu pikirkan?
Ye Fei mencondongkan tubuhnya dengan lembut dan memeluk Su Mohan dari belakang. Dagu kecilnya menempel di punggung Su Mohan dengan lembut dan bahkan pria itu bisa merasakan embusan napasnya dengan jelas.
"Tuan Su."
Hening.
"Tahukah kamu? Aku sangat bahagia hari ini..."
Masih hening.
Ye Fei tampaknya tidak membutuhkan jawaban Su Mohan sama sekali. Tetapi, ia berkata pada dirinya sendiri, "Aku sudah kehilangannya begitu lama, dan akhirnya aku bisa mendapatkannya lagi."
Su Mohan mengira bahwa yang Ye Fei maksud adalah perhiasan karang merah yang tadi. Ia hendak membuka mulutnya, namun pada akhirnya ia tetap diam saja.
"Tuan Su, terima kasih untuk hari ini."
"Hm," Su Mohan menjawab dengan tidak sabar, tanpa ada kata-kata lagi.
Tanggapan Su Mohan membuat Ye Fei melihat sedikit harapan. Ia tidak bisa menahan diri untuk tidak memeluk pria itu lebih erat lagi. Sepertinya, tubuhnya yang hangat bisa menyampaikan sebuah kehangatan padanya.
"Tuan Su, kenapa kamu begitu baik padaku? Hari ini... Aku kira kamu tidak akan datang."
"Bahkan jika aku sudah tidak menginginkan mainanku, aku tidak akan membiarkannya disentuh oleh orang lain."
Hati Ye Fei menjadi dingin. Ternyata... Hanya karena aku adalah mainannya. Aku kira... Selama lebih dari tiga bulan ini, Su Mohan bisa menjadi sedikit lebih peduli.
Ye Fei memejamkan matanya dan tertawa dalam hati, Mengapa aku bisa berpikir seperti itu? Ye Fei, Ye Fei… Apakah kamu benar-benar dengan bodohnya berpikir bahwa pria seperti Su Mohan akan tersentuh olehmu?
"Benar-benar suatu kehormatan bagiku untuk bisa menjadi mainan Tuan Su," Ye Fei berkata tanpa rasa sakit.
Nada bicara Ye Fei tenang, seolah-olah ia sama sekali tidak sedih mendengar hal itu. Tetapi, ia melepaskan tangannya yang memeluk Su Mohan dan bergerak sedikit lebih jauh darinya. Lalu, ia berbalik dan kembali ke postur awalnya yang memunggungi pria itu.
Saat Su Mohan menyadari gerakan Ye Fei, ia membuka matanya di kamar yang gelap dan menutupnya lagi setelah beberapa saat. Entah setelah beberapa saat, Ye Fei mengeluarkan suara napas yang teratur.
Su Mohan, yang sedari tadi telah menutup matanya, membuka matanya kembali. Ia mendirikan bantalnya dan duduk di atas kepala tempat tidur. Su Mohan mengambil bungkus rokok di meja samping tempat tidur dan hanya mengeluarkan satu batang. Namun, setelah ia melirik Ye Fei yang memunggunginya, ia memasukkan kembali rokok itu dan hanya duduk diam di dalam kegelapan.
Ye Fei sangat gelisah dalam tidurnya. Dalam mimpinya, ia masih menjadi seorang gadis yang berpakaian seperti putri dan berjalan di karpet merah dengan sepatu kristal yang indah.
Di perjamuan di mana cahaya dan bayangan menjadi satu, orang-orang datang dan pergi. Semua orang yang melihat Ye Fei tidak tahan untuk tidak memujinya. Setelah itu, ayahnya, Ye Tiancheng tidak bisa menahan senyum dengan bangga. Ye Fei juga tidak ragu untuk menerima semua pujian itu.
"Feifei, di mana Mingwei? Beritahu dia untuk datang dan membantu Ayah menyapa para tamu…"
Ye Fei dengan jelas melihat kegembiraan dari wajah aslinya berubah menjadi kepanikan besar. Ia mengabaikan perintah dari ayahnya, lalu berbalik dengan panik dan berlari ke vila.
Tidak... Bukan seperti ini…