Mencuri Hati Tuan Su

Aku Tidak Akan Pergi Kemana pun



Aku Tidak Akan Pergi Kemana pun

0Di mana Nenek? Apakah Nenek bertengkar dengan ibu tiriku? pikir Ye Fei dengan panik. Ia menendang sepatu kristalnya hingga lepas dan bergegas menaiki tangga.      

Begitu Ye Fei berdiri di tangga, ia mendengar pertengkaran antara nenek dan ibu tirinya dengan jelas. Benar saja... Itu benar-benar terjadi!     

Tidak. Ye Fei ingin memberitahu neneknya untuk segera pergi dari sini. Ia ingin memberitahu nenek untuk berhati-hati terhadap wanita itu...     

———     

"Ye Fei, bangun!"     

Su Mohan menyalakan lampu di samping tempat tidur dan menepuk pipi Ye Fei. Tetapi, wanita ini sepertinya tenggelam dalam mimpi buruk dan berjuang mati-matian dengan air mata berlinangan di wajahnya.     

———     

"Nenek... Nenek, cepat pergi! Cepat..."     

Ye Fei langsung membuka pintu kamar ibu tirinya. Ia memandang kedua orang itu dengan keheranan dan menarik neneknya dengan putus asa untuk pergi.     

"Feifei, jangan takut. Nenek akan menjadikanmu yang paling utama dari segalanya, dan Nenek pasti akan melindungimu!"     

Nenek menepuk tangan Ye Fei dengan pelan, tetapi tidak berniat untuk pergi bersamanya. Ye Fei cemas, takut, dan panik hingga membuatnya menangis dan memohon, "Nenek, tolong. Ikuti aku, oke…?"     

"Feifei, ada apa dengan anak ini? Siapa yang mengganggumu? Nenek akan pergi denganmu. Aku ingin melihat siapa yang berani menggertak cucu keluarga Song!"     

Mendengar itu, Ye Fei menghentikan tangisnya dan tersenyum. Lalu, ia menatap ibu tiri yang berdiri di sampingnya dengan waspada dan bergegas pergi bersama neneknya. Ketika Ye Fei mencapai tangga, ia melihat kembali ke arah pintu yang ia tutup dan membantu neneknya dengan hati-hati karena takut ia akan jatuh.     

"Feifei, kamu tidak perlu memegang Nenek dengan erat. Meski Nenek sudah tua, tulang Nenek masih kuat…"     

Tiba-tiba, terdengar sebuah suara dari kamar Ye Fei yang dengan jelas masuk ke telinga Ye Fei dan Nenek, "Mingwei, jika Feifei tahu kita bersama, seperti apakah reaksinya? Hihi."     

Nenek mengerutkan kening dan ingin segera kembali naik ke atas. Wanita tua itu bertanya pada Ye Fei, "Siapa yang ada di kamarmu?"     

Ye Fei terus menarik neneknya sambil berkata, "Nenek, ayo kita pergi... Sebaiknya kita meninggalkan tempat ini terlebih dahulu, ya?"     

"Tidak. Wanita itu baru saja menyebut nama Li Mingwei! Apakah pria itu berselingkuh?!" kata Nenek sambil mengetukkan tongkat di tangannya dengan keras.     

Ye Fei khawatir tentang kecelakan yang terjadi di tangga sehingga ia berulang kali menarik neneknya untuk membawanya pergi. Namun, saat ia mencoba menarik neneknya, kakinya terpeleset. Ye Fei sekali lagi melihat neneknya yang ia cintai berguling jatuh dari tangga.     

Genangan darah menyebar dan menembus karpet sedikit demi sedikit, berubah menjadi merah tua. Ye Fei berteriak dengan suara serak sambil menatap neneknya dengan mata terbelalak lebar, "Tidak! Tidak!"     

Jari-jari Ye Fei gemetar dan air matanya jatuh. Ia bergumam lirih, "Bukan aku... Bukan aku... Benar-benar bukan aku..."     

———     

"Ye Fei!"     

Su Mohan menarik Ye Fei ke pelukannya dan melihat wanita itu menangis terisak. Sekeras apapun ia memanggil namanya, Ye Fei tetap tidak terbangun.     

———     

"Ya Fei, kamu seorang pembunuh! Kamu benar-benar membunuh Nyonya Besar Song!"     

"Kamu adalah pembunuh, kamu adalah pembunuh!"     

"Kamu benar-benar membunuh nenek yang sangat mencintaimu…"     

Ye Fei gemetar dan duduk di tangga. Rok kasa putih dan karpet merah cerah membentuk kontras yang tajam. Tuduhan serta pelecehan di sekitarnya seperti membanjirinya dan bisa membuatnya tenggelam. Dirinya yang membunuh Nenek... Ia benar-benar membunuhnya...     

Sang ibu yang telah meninggal selama bertahun-tahun tiba-tiba muncul di hadapannya dengan hati yang sakit dan menuduh, "Feifei, bagaimana bisa kamu mendorong nenekmu sendiri?"     

Ye Fei membuka matanya yang berkaca-kaca dan berputar, lalu memandang seorang wanita yang lembut dan bermartabat di depannya. "Ibu… Ibu?"     

"Jangan panggil aku ibu! Aku tidak akan memaafkanmu! Kamu membunuh ibuku!"     

Ye Fei mengejar ibunya dengan panik dan mencengkeram lengannya erat-erat sambil memohon, "Bu, itu bukan aku… Aku benar-benar tidak melakukannya... Ibu harus percaya padaku…"     

———     

Su Mohan tidak peduli dengan lengannya yang dicengkeram Ye Fei. Ia ingin pergi mengambil handuk, namun Ye Fei semakin mencengkeramnya dengan kuat dan mengigau, "Jangan pergi... Jangan tinggalkan aku. Aku takut… Aku sangat takut!"     

Su Mohan diam-diam menatap Ye Fei yang berlinang air mata. Ia menyeka air mata wanita itu, memegang bibir tipisnya dan memeluknya. "Jangan takut, aku tidak akan pergi. Aku tidak akan pergi ke mana pun," kata Su Mohan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.