Mencuri Hati Tuan Su

Kaki yang Terluka



Kaki yang Terluka

1Ye Fei berjinjit dan berusaha keras untuk meraih kotak P3K di bagian atas rak. Meskipun raknya tidak terlalu tinggi, masih agak sulit baginya untuk meraih bagian atas itu dengan bertelanjang kaki. Jari-jari Ye Fei meraih tepi kotak dengan lembut, kemudian kotak obat berwarna perak itu bergeser menjauh dan akhirnya berhenti semakin menjauh dengan mantap.     

Ye Fei menarik lengannya dan meremas pinggangnya, seolah-olah ia sangat lelah setelah waktu yang lama. Setelah beristirahat sekitar setengah menit, ia menegakkan lengannya kembali untuk mencapai kotak P3K di atas. Kali ini, mungkin karena Ye Fei mengerahkan banyak kekuatan, kotak berwarna perak itu hampir jatuh. Itu melebihi perkiraannya dan kotak itu seperti akan jatuh dari atas kapan saja.     

Brak!     

Tiba-tiba, sebuah tangan besar mendorong kotak itu kembali ke posisi semula dengan mantap. Ye Fei melihat sosok yang terpantul di rak dan menoleh ke pria yang berjalan di belakangnya sambil berkata, "Itu, Tuan Su. Aku ingin menggunakannya…"     

Su Mohan melirik Ye Fei dan berjalan ke tempat tidur dengan wajah dingin. Ia membuka laci meja di samping tempat tidur, mengeluarkan kotak obat yang ukurannya lebih kecil, lalu melemparkannya ke meja kecil.     

Ye Fei langsung tersenyum, berlari ke sana, dan mengambil kotak obatnya sambil berkata, "Terima kasih, Tuan Su."     

Sebelum kotak obat itu berada di tangan Ye Fei, tangan Su Mohan yang panjang mengulurkan tangannya lebih dulu dan mengambilnya. Ye Fei melihatnya membuka kotak P3K itu, bertanya-tanya dalam hatinya, Apakah dia masih ingin melayaniku? Tidak, tidak mungkin. Ini jelas bukan karakter Tuan Muda Su...     

"Duduk."     

"Hah?" Ye Fei menatap pria di depannya dengan tatapan kosong.     

Su Mohan mengerutkan kening dan bertanya, "Apakah kamu tidak mengerti?"     

Ye Fei segera mengangguk. Kepalanya yang kecil mengangguk-angguk seperti anak ayam mematuk bawang putih. Tetapi, ia kemudian menggelengkan kepalanya lagi dan berkata, "Aku mengerti, aku mengerti…"     

Saat Ye Fei duduk di sofa, Su Mohan juga duduk dan membungkuk. Pria itu meraih salah satu kaki Ye Fei hingga membuatnya sedikit terkejut. Seluruh tubuh Ye Fei dipaksa untuk berputar dengan kedua kaki di pangkuan Su Mohan.     

Ye Fei duduk menyamping di sofa untuk sementara waktu sambil menatap Su Mohan dengan tidak percaya. Sebelum ia sempat bereaksi, kakinya sudah terasa hangat. Sebuah tangan hangat yang besar menggenggam kedua kaki Ye Fei dan meletakkannya di atas kakinya yang kuat.     

Su Mohan mengeluarkan kapas dan obatnya. Lalu, ia mengoleskannya di telapak kakinya dengan hati-hati. Su Mohan tampak sangat fokus dan penuh konsentrasi hingga ia bahkan tidak mengarahkan satu pandangan pun pada Su Mohan.     

Tangan Su Mohan sangat hangat. Saat ia memegang Ye Fei, sentuhan kehangatan muncul dari telapak kakinya. Cahaya lampu yang menerpa wajahnya menampilkan sebuah bayangan dan Ye Fei bisa melihat Su Mohan merapatkan bibir tipisnya.     

"Sshh~"     

Su Mohan mengoleskan obat ke beberapa luka yang terbuka dan itu sedikit menyakitkan. Ye Fei mendesis pelan dan tanpa sadar menarik kakinya ke belakang untuk mencoba membebaskan diri. Su Mohan pun mengerutkan kening dan menahan pergelangan kakinya dengan erat.     

Pergelangan kaki Ye Fei yang ramping dijepit oleh Su Mohan. Ia merasa sedikit kesakitan ketika kakinya ditahan, tetapi ia tidak mengucapkan sepatah kata pun. Ye Fei hanya memperhatikan Su Mohan sambil berpegangan pada sofa dengan tenang. Pria itu menundukkan kepala dan hidungnya terasa sedikit masam.     

Waktu terus berlalu dan mereka berdua tidak berbicara lagi. Cahaya jingga pucat yang hangat menyelimuti kedua sosok itu. Berita dan iklan disiarkan tanpa henti di tevelisi. Ada sentuhan kehangatan di ruangan itu...     

Setelah Su Mohan mengoleskan obat, ia tidak segera melepaskan Ye Fei. Saat ia melihat luka di kaki putih dan lembut itu, ia menyesal telah meninggalkan wanita ini sendirian malam ini.     

Ye Fei telah memperhatikan Su Mohan yang sedang melamun. Dari perlakuannya yang sangat hati-hati saat mengobati lukanya hingga situasi kedamaian yang saat ini ia rasakan, ia merasa bahwa semuanya seperti mimpi. Pria ini, pria yang memiliki kedudukan yang lebih tinggi ini, bersedia mengobati lukanya dengan sangat lembut dan hati-hati.     

Su Mohan melepaskan tangannya dan mendapati bahwa pergelangan kaki Ye Fei yang ia jepit tadi berdarah. Ia langsung terkejut dan membeku. Kemudian, ia mengangkat kepalanya untuk melihat Ye Fei yang bingung dan jantungnya tiba-tiba berdegup kencang...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.