Jika Sudah Mengantuk, Tidur Saja
Jika Sudah Mengantuk, Tidur Saja
Saat Ye Fei melihat tangan Su Mohan yang pelan-pelan melepaskannya, ia menarik kakinya perlahan dan mendekatinya dengan telinga yang sedikit memerah sambil berkata, "Terima kasih."
Su Mohan melirik Ye Fei, lalu bangkit dari sofa untuk pergi ke kamar mandi dan mengambil handuk panas. Ia langsung meletakkan handuk panas itu ke wajah Ye Fei sambil berbicara, "Apa kamu tidak tahu bagaimana caranya menghindar agar tidak terkena pukulan?"
Ye Fei memegang handuk dengan satu tangan dan tidak berani menatap Su Mohan. Ia menjawab berkata dengan lembut, "Aku sedikit mabuk saat itu, jadi aku tidak bisa menghindar."
Su Mohan mendengus dingin dan kembali duduk di sofa sambil memegang remot. Pada akhirnya, ia berhenti menonton siaran berita. Ye Fei mengangkat kepalanya diam-diam untuk melihat Su Mohan, kemudian menarik pandangannya dengan sedikit kegembiraan di hatinya.
Aku akhirnya selangkah lebih dekat dengan tujuanku, kan? batin Ye Fei.
Jarum jam terus berjalan dan waktu sekarang sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Su Mohan masih tidak ada keinginan untuk tidur sama sekali. Ye Fei tidak tahan untuk mencondongkan tubuhnya ke depan dan dengan hati-hati duduk di pangkuan Su Mohan hingga menghalangi pandangannya dari televisi.
"Tuan Su, aku mengantuk…" gumam Ye Fei sambil bersandar di dada Su Mohan dan tangan kecilnya menjelajah dengan sedikit gelisah.
"Tidurlah jika kamu mengantuk," kata Su Mohan dengan dingin dan menyingkirkan tangan kecil Ye Fei yang gelisah.
Ye Fei sedikit terkejut. Ia tidak menyangka bahwa pria ini akan membiarkannya pergi tidur lebih dulu.
Ye Fei telah bersama Su Mohan selama lebih dari tiga bulan. Meskipun mereka tidak bertemu setiap hari, ia harus menunggu pria ini bersenang-senang sebelum ia bisa tidur setiap kali mereka bertemu. Seiring waktu, Ye Fei juga jelas merasa bahwa pria ini memperlakukannya seolah semakin tidak bisa melepaskan dirinya dari tubuhnya. Jika Ye Fei menggoda Su Mohan, pria ini akan berubah menjadi serigala atau binatang buas.
"Tuan Su~"
Suara Ye Fei menjadi lebih lembut. Tangannya yang bergerak dengan gelisah menggambar lingkaran di dada Su Mohan dan kaki kecilnya juga dengan lembut mengusap betisnya yang kuat.
Dalam dua menit, Ye Fei dengan jelas merasakan reaksinya. Tetapi, tidak ada waktu untuk merasa bahagia. Su Mohan menyingkirkannya dari pangkuannya dan bangkit, kemudian menunjukkan ekspresi wajah yang gelap padanya.
"Jika tidak ingin tidur, maka pergilah keluar," kata Su Mohan dengan dingin.
Ye Fei menggigit bibirnya saat melihat Su Mohan membanting pintu kamar mandi. Ye Fei pun kembali ke tempat tidur dengan marah dan menutupi dirinya dengan selimut. Tetapi, setelah berbaring dalam diam, ia tidak bisa tidur dan menggulingkan badannya dengan gelisah berulang kali.
Reaksi Su Mohan berulang kali muncul dalam pikiran Ye Fei.
Apakah dia tidak tertarik padaku lagi? Atau, dia sudah lelah… Bagaimana bisa dia acuh tak acuh pada rayuanku? Tapi, tadi dia jelas merespons… Mungkinkah gara-gara dua hari ini aku berjualan alkohol dan membuatnya merasa najis? Atau, karena dia melihat luka di telapak kakiku dan memikirkan bekas luka di punggungku?
Ye Fei berbaring di tempat tidur sambil berpikir untuk waktu yang lama. Tetapi, ia masih tidak tahu mengapa Su Mohan tidak menyentuhnya hari ini. Tidak peduli apapun alasannya, ini sama sekali bukan fenomena yang bagus.
Dua puluh menit kemudian, pintu kamar mandi dibuka kembali. Ye Fei mendengarkan langkah kaki Su Mohan, tetapi ia masih tidak bisa tertidur. Su Mohan melirik Ye Fei yang berada di tempat tidur dengan membelakanginya dan tidak bergerak. Kemudian, pria itu mematikan lampu dan pergi tidur.
Ye Fei tahu bahwa Su Mohan berada di sampingnya ketika tempat tidur menjadi sedikit tenggelam, tetapi ia tidak bergerak. Padahal, ia ingin melihat Su Mohan. Ia tidak percaya bahwa pria ini benar-benar hanya ingin tidur dengannya dengan cara yang normal.
Su Mohan menatap langit-langit kamar yang gelap dengan menggunakan kedua tangannya sebagai bantal. Ia sendiri tidak tahu apa yang ia pikirkan. Tetapi, sesekali ia melirik wanita yang memunggunginya dan tetap tidak bergerak.
Satu menit berlalu... Lima menit berlalu... Sepuluh menit berlalu...
Bergerak!
Orang yang ada di belakang Ye Fei akhirnya bergerak... Tetapi, saat Su Mohan baru saja bergerak dan membalikkan badannya, ternyata tidak ada lagi gerakan selanjutnya setelah itu.