Mencuri Hati Tuan Su

Tunggu Untuk Menjemput Mayatku Besok



Tunggu Untuk Menjemput Mayatku Besok

1Setelah Ye Fei sejenak ragu-ragu, jarinya yang bersih dengan cepat mulai mengetik pesan teks.     

"Tuan Su, aku tahu aku salah…"     

Hapus!     

"Tuan Su, seseorang ingin menuangkan anggur untukku. Bisakah kamu…"     

Hapus!     

"Su Mohan, ini semua karenamu. Aku hari ini…"     

Hapus!     

Ye Fei bolak-balik mengetik ulang pesannya sampai beberapa kali. Namun, ia tidak bisa berpikir bagaimana caranya menulis pesan teks pertama untuk Su Mohan setelah waktu yang lama.     

Pada akhirnya, lima menit kemudian, beberapa pria mendesaknya dengan tidak sabar. Ye Fei akhirnya mengetikkan kata demi kata.     

| Ye Fei: Tuan Su, jika kamu tidak peduli padaku, tunggulah untuk menjemput mayatku besok.     

Konfirmasi dan kirim… Setelah tiga bulan, pesan teks pertama yang dikirim oleh Ye Fei ternyata dengan cara seperti ini.     

Ye Fei hanya bisa pasrah dan menaruh harapannya pada pria itu. Tidak ada yang bisa membantunya kecuali Su Mohan.     

Kuharap aku bisa memenangkan pertaruhan ini, batin Ye Fei. Jika Su Mohan benar-benar tidak peduli padanya, mungkin akan ada kabar dari Humanity in Heaven yang muncul di koran besok pagi: 'Penjual alkohol di Humanity in Heaven dibunuh secara brutal oleh XX'.     

Saat Ye Fei kembali ke meja, sudah ada banyak orang di sekitar. Tanpa menunda lagi, Ye Fei mengulurkan tangan kosongnya untuk mengambil segelas anggur dan meminumnya. Bau pedas dan menyengat segera menyebar dalam sekejap. Hanya satu gelas, wajah Ye Fei sudah menjadi panas dan seluruh tubuhnya terasa seperti terbakar.     

Wan Li duduk di samping pria itu sambil menyilangkan kaki dengan cibiran di sudut mulutnya. Meskipun begitu, ia masih merasa ini terlalu mudah untuk wanita jalang ini.     

Ye Fei meminum segelas demi segelas anggur. Ia tidak menenggak terlalu cepat dan sengaja mencoba menunda waktu. Sementara itu, semua orang di sekitarnya bertepuk tangan satu per satu. Orang-orang berkumpul lebih banyak dan lebih banyak lagi.     

Awalnya, pengaruh alkohol belum muncul. Ye Fei minum empat gelas sekaligus. Tetapi, ketika ia mencapai gelas kelima, tangannya mulai sedikit gemetar dan perutnya seperti dibalik oleh sebuah gelombang.     

"Ayo minum! Lanjutkan!"     

"Jika kamu tidak ingin minum, melepas pakaianmu pun tidak apa-apa. Maukah kamu melepasnya hari ini? Jika kamu melepasnya, aku akan membeli semua alkoholmu!"     

"Benar! Untuk apa berpura-pura menjadi suci? Entah sudah berapa banyak pria yang kamu setubuhi. Lepaskan saja...! Cepat…"     

Kerumunan mulai mencemooh Ye Fei. Sementara itu, Ye Fei masih sadar dan bersikap tenang. Mendengarkan ejekan-ejekan kotor itu membuat sedikit sentuhan ironi melintas di matanya. Ye Fei mengangkat tangannya dan menyeka bibir merahnya. Kecepatan minumnya jelas melambat.     

Gelas keenam...     

Ketujuh...     

Saat Ye Fei mencapai gelas kedelapan, lingkaran matanya sedikit merah karena anggur yang pedas. Ia mengutuk dalam hati, Su Mohan sialan. Aku menderita seperti ini karena dirimu. Kenapa kamu tidak datang? Jika kamu tidak datang, kamu benar-benar tidak bisa melihatku lagi...     

Setelah Ye Fei menyesap dua teguk anggur, perutnya mulai mual. Pandangan di depannya menjadi kabur dan kacau hingga merefleksikan sesosok wajah jelek dalam kilatan cahaya dan bayangan.     

Di saat ini, seorang pria yang gelisah melangkah maju dan berdiri di belakang Ye Fei. Tangan yang besar memeluk pinggang Ye Fei dan mulai bergerak.     

Ye Fei meliriknya dan tidak yakin saat melihat penampilannya, tetapi ia bisa merasakan aroma asap pria itu. Ye Fei pun langsung menahan napasnya karena aroma itu sama seperti bau asap rokok. Aroma tubuh Su Mohan memiliki aroma tembakau yang ringan, sedangkan aroma tembakau pada tubuh pria ini sangat menyengat.     

Sebelum Ye Fei bisa bereaksi, tiba-tiba ia menyadari bahwa pria itu memegangnya dengan sesuatu. Ia merasa mual. ​​Ia menginjakkan sepatu hak tinggi sepuluh sentimeternya ke kaki pria itu dan memberinya tamparan keras.     

"Ah!" Pria itu menjerit kesakitan dan menatap Ye Fei dengan marah.     

"Tuan, saya tidak menjualnya. Jika Tuan tidak bisa menjaga barang Tuan sendiri, Tuan bisa belajar dari orang zaman dahulu. Bersihkan diri Tuan dan jadilah seorang kasim," cibir Ye Fei sambil menunjukkan sebuah kilatan rasa jijik dari matanya.     

Mendengar perkataan Ye Fei itu, ada ledakan tawa dari kerumunan. Orang-orang pun mulai mencemooh pria itu.     

"Wah… Kamu bahkan tidak bisa berurusan dengan gadis muda ini. Jangan sampai keluar dengan kehilangan wajahmu!"     

"Benar! Cepat kembali saja… Dan bersihkan tubuhmu…"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.