Aku Enggan Berpisah Denganmu
Aku Enggan Berpisah Denganmu
Setelah beberapa saat, Ye Fei merasa sudah cukup memainkan jarinya dan mengangkat kepalanya. Ia berlari ke ujung sofa dan meluruskan kakinya, namun kakinya mencapai kaki Su Mohan sehingga ia sedikit gemetar dan mulai khawatir. Apa yang harus aku lakukan dengan bekas luka di punggungku? pikir Ye Fei sambil melirik Su Mohan dan mengerutkan bibirnya. Ia sedang tidak memegang uang di saat ia benar-benar memerlukan biaya untuk operasi. Namun, jika ia terus menjual alkohol, akankah pria ini benar-benar membunuhnya?
Su Mohan tidak tahu apa yang sedang dipikirkan Ye Fei. Ia melihat cahaya yang menyinari kaki putih Ye Fei yang mulus dan kecil seperti kristal. Jari kakinya yang nakal terus bergerak dari waktu ke waktu hingga membuat Su Mohan ingin meraih dan memainkannya. Wanita itu benar-benar cantik dan memancarkan pesona yang tak tertahankan dari ujung kepala hingga ujung kaki.
Ye Fei menghela napas ringan dan tidak melakukan apa-apa. Ia memalingkan kepalanya, berniat untuk menonton televisi, dan matanya tertuju pada remot di atas meja. Namun, ia menatap Su Mohan yang sedang membaca dokumen dan kemudian terdiam. Kalau aku berisik, bagaimana jika pria itu mengusirku? pikir Ye Fei.
Ye Fei menghitung hari dan tenggat waktu seratus hari akan segera datang. Ia tidak tahu apa yang akan pria itu lakukan padanya. Setelah Ye Fei duduk sebentar dan merasa bosan, ia berdiri dan berlari ke jendela untuk melihat pemandangan.
Di dalam ruangan itu terlihat sesosok mungil yang sibuk bolak-balik ke sana dan kemari. Sosok itu duduk di atas karpet sebentar, lalu berlari ke jendela, lalu berlari ke tempat tidur dan menyelimuti darinya. Sepertinya ia sangat bosan. Akhirnya, ia kembali ke ujung sofa dan meluruskan kakinya.
Sialan! Su Mohan merutuk dalam hati. Su Mohan memperhatikan jari-jari kaki Ye Fei yang terus bergerak, lalu menutup dokumen di tangannya dengan gelisah dan langsung menjatuhkannya di atas meja kecil. Kemudian, ia meraih kaki Ye Fei yang berayun. Su Mohan tidak bisa berkonsentrasi dan bekerja sama sekali karena kehadiran wanita kecil ini di dalam kamar. Ia biasanya bisa memproses dokumen-dokumen itu dalam beberapa menit di hari kerja, tapi hari ini ia berlarut-larut begitu lama.
Ye Fei jelas terkejut dan tersadar dari lamunannya. Begitu ia berhadapan dengan tatapan Su Mohan, ia segera menyipitkan mata dan tersenyum. Lalu, ia bangkit dari sofa untuk duduk di pangkuan Su Mohan dan memeluk leher pria itu sambil berkata, "Tuan Su, aku sangat bosan…"
Su Mohan menyipitkan matanya dan meletakkan satu tangannya di pinggang Ye Fei. Ia menyalakan sebatang rokok dan tidak menyentuh wanita itu. Sejak awal, Su Mohan bukanlah seseoorang yang suka dimanja, atau bahkan sangat acuh tak acuh terhadap wanita. Namun, setelah bertemu wanita kecil di depannya, ia tidak bisa mengendalikan dirinya lagi. Hari ini, ia ingin melihat pesona apa yang dimiliki Ye Fei.
"Tuan Su… Ini sudah hampir seratus hari, tapi aku tidak ingin berpisah denganmu," kata Ye Fei dengan suara yang lembut dan menggoda. Sepasang tangan kecilnya menggambar lingkaran di dada kokoh Su Mohan hingga terasa sedikit menggelitik.
Abu dari puntung rokok Su Mohan jatuh di atas karpet. Hanya dalam beberapa menit, urat hijau kembali bermunculan di dahi Su Mohan dan seluruh tubuhnya menjadi kaku. Ye Fei tidak bisa menahan tawa saat melihat reaksi pria itu dan mengejek, "Apakah Tuan Su tidak menyukaiku?"
Sialan! Benar-benar setan kecil! rutuk Su Mohan dalam hati. Ia membuang rokok di tangannya, lalu ciuman tipis yang dingin mendarat di leher Ye Fei.
---
Dari 15 Februari 2020, koin yang sudah digunakan untuk membeli buku yang tidak terpilih akan dikembalikan dalam waktu 30 hari. Perlu diperhatikan Fast Pass yang sudah digunakan tidak bisa dikembalikan.
Buku-buku yang terpilih untuk dilanjutkan akan memiliki tanda khusus di pojok sampul dalam 30 Hari untuk menunjukkan kelanjutannya.
Terimakasih atas pengertian Anda.