Mencuri Hati Tuan Su

Aku Masih Bisa Lebih Mendominasi



Aku Masih Bisa Lebih Mendominasi

0Su Mohan menyerang Ye Fei secara tidak terkendali dan terus menuntutnya. Bahkan, ia melampiaskan semua ketidakpuasannya selama satu bulan terakhir.     

"Um... Tuan Su, bolehkah aku pergi untuk lanjut berjualan alkohol…?"     

"Tidak."     

"Tuan Su, sebentar lagi 100 harinya akan berakhir! Aku..."     

———     

Dua jam kemudian, Ye Fei berbaring di paha Su Mohan. Napasnya terengah-engah dan sepasang matanya yang seperti mata kucing terlihat bengkak.     

Karena kemarin Ye Fei sudah terlalu banyak tidur, kali ini ia jadi tidak bisa tertidur. Ia meraih tangan besar Su Mohan dan memainkannya dengan lembut. Jari-jari pria itu ramping dan bersih dengan kuku-kuku dipotong dengan rapi. Su Mohan mengenakan cincin yang mewah dan sangat indah, namun terlihat sederhana.     

Bagaimana bisa tangan seorang pria terlihat begitu indah? batin Ye Fei.     

Ketika Ye Fei menghela napas, ia menemukan goresan panjang di punggung tangannya dan ada juga bekas luka belang-belang di telapak tangannya. Tanpa diduga, pemandangan ini membuat hati Ye Fei merasa sedikit terluka hingga secara tak sadar ia menarik tangan Su Mohan ke bibirnya sendiri dan kemudian menciumnya.     

Su Mohan yang sedang merokok dan menonton berita sejenak tercengang. Mata sipitnya tertuju pada wajah Ye Fei. Ye Fei malah menjulurkan lidahnya dan menyipitkan mata padanya sambil tersenyum.     

Su Mohan membelai kaki kecil Ye Fei dengan lembut dan gerakan itu membuatnya merasa sangat nyaman. Setelah mereka berbaring sebentar, Ye Fei perlahan mulai tersadar dan melihat ke arah jam dinding. Waktu sudah menunjukkan pukul 5. Ia tidak bisa menahan diri untuk bangun dari sofa, berlutut di depan Su Mohan, dan langsung memblokir pandangan pria itu dari televisi.     

Mata Su Mohan yang tadinya menatap tayangan berita kini tertuju pada wanita dengan mata bengkak di depannya. Ia mengangkat alisnya dan bertanya, "Belum puas?"     

"Tuan Su, sebentar lagi 100 hari akan berakhir. Apa yang akan kamu lakukan padaku?" tanya Ye Fei terus terang.     

Su Mohan menghela napas, mengerutkan bibirnya, dan menyipitkan matanya tanpa berbicara sepatah kata pun. Sebelumnya, ia tidak pernah benar-benar memikirkan tentang apa yang akan ia lakukan pada wanita kecil ini setelah seratus hari mereka berakhir.     

Tetapi, baru kemarin Su Mohan melihat Ye Fei hampir tenggelam di bak mandi dan hal itu jelas-jelas sudah membuatnya panik. Iya, sangat panik. Seorang Su Mohan benar-benar bisa panik!     

"Tuan Su?" Ye Fei mencondongkan tubuhnya lebih ke depan lagi. Dadanya yang memar kebiruan karena bekas ciuman terlihat di depan mata Su Mohan.     

Su Mohan merasa ragu. Di satu sisi, ia mengerti dengan jelas bahwa jika wanita ini tetap berada di sisinya, itu berarti akan semakin banyak 'kecelakaan' terjadi. Tetapi, di sisi lain, ia kecanduan wanita ini. Keinginan Su Mohan terhadap wanita ini sudah hampir menembus akal sehatnya.     

Melihat Su Mohan yang tidak berbicara apa-apa, Ye Fei menghela napas dan turun dari tubuhnya. Kemudian, ia kembali duduk di posisi yang jauh darinya. Su Mohan pun mengangkat alisnya dan merasakan sedikit ketidakpuasan.     

"Baiklah. Karena Tuan Su tidak berencana untuk menginginkanku lagi, aku juga tidak bisa berkata apa-apa. Masalah besarnya adalah aku harus pergi mencari rumah berikutnya. Bukan berarti tidak bisa mencari seorang pria lain," Ye Fei berkata dengan datar dan sedih.     

"Beraninya kamu."     

Ekspresi Su Mohan langsung tenggelam. Muncul keinginan untuk membunuh secara tak terkendali ketika ia memikirkan tubuh wanita ini berada di bawah tubuh pria lain.     

Ye Fei mengerutkan bibir kecilnya yang merah dan "Kamu tidak menginginkanku lagi. Mengapa kamu masih memedulikanku?"     

Su Mohan menarik Ye Fei dengan kedua tangannya yang panjang dan berkata dengan tenang, "Kamu hanya bisa menjadi milikku. Bahkan, jika aku tidak menginginkanmu, tidak ada orang lain yang boleh memilikimu."     

Ye Fei merasa begitu senang. Tampaknya dalam tiga bulan terakhir, perlakuan Su Mohan padanya menjadi agak berbeda. Namun, meskipun ia merasa bahagia di dalam hatinya, ia tetap berpura-pura marah, "Kamu yang seperti ini menjadi terlalu angkuh."     

"Aku masih bisa menjadi lebih mendominasi."     

"Binatang buas~"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.