Mencuri Hati Tuan Su

Sedikit Lagi Saja



Sedikit Lagi Saja

2Keduanya tidur sangat nyenyak setelah bergumul sampai larut malam. Keesokan siangnya, sinar matahari yang kuat menembus tirai tebal hingga terpantul di karpet. Ye Fei mengerutkan kening dan akhirnya terbangun. Ia mengangkat tangannya untuk menghalangi cahaya yang terang, lalu memalingkan kepalanya dan menyipitkan mata sambil melihat ke sekeliling lewat celah-celah jarinya. Namun, ia masih merasa sedikit silau dan tidak bisa menutup matanya lagi.     

Setelah mengulanginya dua kali, Ye Fei benar-benar terjaga. Sepasang matanya yang jernih dan dingin menatap langit-langit sejenak, dan kemudian ia mengingat situasi saat ini secara bertahap, Tadi malam... Setelah itu... Apa yang terjadi? Su Mohan memintaku untuk melepaskan pakaiannya... Melepas satu pakaian untuk satu botol… Oh, tidak! Sepertinya berubah dari satu botol menjadi satu kotak? Tidak... Untuk seratus botol!     

Ye Fei duduk dengan tergesa-gesa dan kepalanya seakan nyaris meledak. Karena kejadian malam tadi, rambutnya menjadi berantakan dan ia tampak seperti singa kecil yang berkeliaran. Ia menoleh, lalu menatap pria yang masih tidur sambil mengerutkan kening. Ye Fei menelan ludah dan teringat, Semalam aku menari di atas panggung sebelum lampu di panggung tampaknya tiba-tiba pecah... Ya, ada baku tembak. Ke mana dia menarikku?     

Setelah Ye Fei berpikir sebentar, ia mulai menyambung berbagai keping ingatannya dan kurang lebih mengingat apa yang terjadi semalam. Ia menatap Su Mohan yang tidur di sampingnya, lalu mengangkat selimut dan mengendap-endap turun dari ranjang seperti seekor kucing. Ia kemudian teringat bahwa semalam ia duduk di paha pria lain. Kulit kepala Ye Fei seperti mati rasa dan ia hanya terpikir untuk cepat-cepat berpakaian dan kabur. Siapa yang tahu jika Su Mohan akan membunuhnya setelah bangun?     

Awalnya Ye Fei berjongkok di kamar untuk mencari pakaiannya. Namun, setelah beberapa lama, kakinya pegal. Ia kemudian berlutut di lantai dan merangkak pelan agar tidak mengganggu Su Mohan yang masih tertidur. Setelah mencari selama sepuluh menit, ia mendapati bahwa ruangan itu benar-benar bersih. Selain handuk mandi dan jubah mandi, ia tidak menemukan gaun yang bisa dipakai. Ye Fei menggertakkan gigi dan menggaruk kepalanya. Karena ia merasa bahwa tidak ada pilihan lain, ia hanya mengenakan jubah mandi di tubuhnya dan berencana untuk pergi dari ruangan ini terlebih dahulu.     

Ye Fei mengencangkan ikatan tali di pinggangnya dan terus berjalan pergi dengan langkah kaki yang pelan. Begitu ia mencapai pintu, ia menarik gagang pintu dan memutar pegangannya dengan lembut. Namun, tiba-tiba terdengar suara 'klik'. Ye Fei yang ketakutan langsung meringkuk dan mengubur kepalanya di atas karpet lagi untuk menyembunyikan kehadirannya. Setelah Ye Fei berdiam sejenak, sepertinya tidak ada gerakan di ruangan itu. Ia menarik napas panjang, lalu melihat celah pintu yang sudah sedikit terbuka. Kilatan liar melintas di matanya dengan sukacita.      

Brak!     

Tepat ketika Ye Fei mengulurkan tangannya lagi dan berencana untuk membuka celah pintu yang lebih besar, pintu kamar dibanting dengan kuat hingga tertutup. Ia menoleh dan melihat sepasang kaki yang kokoh. Saat ia mendongak, wajah tampan Su Mohan yang muram menatapnya dengan tatapan merendahkan dan tangan besarnya menahan gagang pintu dengan erat. Ye Fei hampir menangis di tempat dan hanya bisa meratap, Mengapa aku sangat sial? Aku hampir berhasil... Sedikit lagi… Aku berhasil...     

"Tuan Su, kamu sudah bangun."     

"Ingin kabur?"     

"Tidak... Kenapa ingin kabur? Aku hanya ingat bahwa pakaian dan ponselku ada di ruang ganti di lantai bawah, jadi aku ingin mengambilnya kembali," Ye Fei mengelak dan segera memasang wajah tersenyum. Dengan sedikit usaha, ia keluar dari lengan Su Mohan dan berdiri terhuyung-huyung.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.