Mencuri Hati Tuan Su

Kamu Adalah Seorang Wanita Sekarang



Kamu Adalah Seorang Wanita Sekarang

1Setelah menunggu lebih dari sepuluh menit, Yin Shaolong, yang awalnya sabar menjadi sedikit kesal. Ia hanya merasa bahwa Su Mohan dan Ye Fei saling bermesraan tanpa henti. Akhirnya ia tidak bisa menahan diri untuk berkata, "Apakah kalian harus bersikap seperti sudah tidak bertemu satu sama lain selama ratusan tahun? Apakah aku perlu menyiapkan kamar lain dan tempat tidur yang besar agar kalian bisa melepaskan kerinduan terlebih dahulu?"     

Mendengar kalimat Yin Shaolong yang samar, pipi Ye Fei menjadi merah merona. Ia dengan cepat melepaskan Su Mohan dan menyadari bahwa ada orang lain di ruangan itu.     

Wajah Su Mohan selalu setebal tembok kota, ia memandang Yin Shaolong dengan sinus dan berkata, "Apakah kamu iri?"     

"Aku iri? Aku bahkan tidak pernah kekurangan wanita, jadi apakah aku bisa iri?" Yin Shaolong memandang Su Mohan seolah-olah ia telah mendengar lelucon lucu.     

"Kamu tidak pernah kekurangan wanita, hanya saja aku tidak tahu apakah ada wanita yang kamu cintai?" Su Mohan berkata dengan ringan lagi, sangat ahli dalam membalas perkataan Yin Shaolong.     

Senyum di pipi Yin Shaolong sedikit lebih dalam dan terlihat lebih berbahaya. Ia menatap Su Mohan sejenak kemudian berkata, "Itu bukan urusanmu."     

Su Mohan tersenyum dan duduk dengan anggun di kursinya, tidak lupa menarik Ye Fei serta langsung menekan Ye Fei ke dalam pangkuannya, terlihat sombong dan sangat mendominasi.     

"Masih ada orang lain di sini …" Ye Fei tidak bisa melepaskan diri, pipinya pun memerah. Ia duduk di pangkuan Su Mohan dengan gugup dan berbicara dengan nada suara yang rendah.     

"Tidak perlu menganggapnya ada."     

"Hmm … Baiklah." Ye Fei melirik Yin Shaolong, lalu mengangguk penuh semangat, memutuskan untuk menjadi bayi yang penurut.     

Senyum Yin Shaolong sedikit menegang, seolah-olah ia tidak menyangka Ye Fei memiliki kebajikan yang sama dengan Su Mohan.     

Rasa dingin melintas di mata Su Mohan, kemudian matanya bertemu dengan mata Yin Shaolong.     

Mata dua bersaudara itu memancarkan sinar cahaya yang berbeda. Satu memiliki sentuhan yang dalam dan panjang, yang lainnya memiliki sentuhan acuh tak acuh serta tidak dapat diprediksi.     

Mata mereka berdua bertemu satu sama lain, seolah-olah itu adalah perlombaan yang tidak terlihat. Percikan api yang ganas bertabrakan di udara, bahkan atmosfer di sekitarnya secara bertahap mulai penuh dengan tekanan.     

Beberapa menit kemudian, Ye Fei, yang selalu bermain-main dengan jari Su Mohan menyadari situasi di ruangan itu dan mengangkat kepalanya untuk melihat Yin Shaolong.     

"Ah! Sakit!"     

Su Mohan mengerutkan kening karena merasa tidak puas, kemudian ia menarik rambut Ye Fei ke belakang. Ye Fei memelototi pria di depannya dengan marah, seolah-olah ada dua api kecil keluar dari matanya.     

'Su Mohan, apakah kamu seorang anak sekolah dasar? Atau apakah kamu seorang anak TK?! Mengapa kamu selalu suka menarik rambut anak perempuan!'     

Su Mohan mengangkat alisnya. 'Anak perempuan apanya? Jangan menjadi tidak tahu malu. Kamu adalah seorang wanita sekarang! Seorang wanita! Apakah kamu mengerti?!'     

'Kamu … terlalu berlebihan!'     

'Hei, sayang, aku hanya khawatir bahwa kamu lupa dengan identitasmu, jadi aku mencoba mengingatkanmu.'     

Ye Fei menggigit bibirnya sendiri dengan ringan, matanya sedikit membulat. Bukankah ia baru saja melahirkan seorang anak? Ia juga baru saja sedang mengandung anak kedua. Apakah Su Mohan perlu menekankan bahwa ia adalah seorang wanita!     

Su Mohan menyipitkan matanya dan menatap wanita kecil di depan dengan sedikit peringatan di matanya.     

Ye Fei mengecilkan lehernya dengan tidak nyaman, kemudian ia menundukkan kepalanya dan tidak berani menatap Yin Shaolong lagi. Ia terlihat seperti akan menjadi anak baik-baik, seolah-olah berkata 'jangan memarahiku'.     

Su Mohan mendengus pelan dan menarik pandangannya kembali untuk melihat Yin Shaolong yang duduk di seberang meja. Bukan karena ia pelit, namun karena sosok pria ini terlalu seperti siluman. Selain matanya, Su Mohan selalu khawatir jika Ye Fei benar-benar terpesona oleh wajahnya.     

"Di mana barangnya?" Yin Shaolong mengambil inisiatif untuk berbicara. Nada suaranya sangat ringan, namun Ye Fei, yang duduk di pangkuan Su Mohan, dapat mendengar antisipasi di dalam suaranya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.