Mencuri Hati Tuan Su

0"Ya, terima kasih." Yin Shaolong berkata dengan ringan. Kalimat sederhana itu membuat pipi wanita itu sedikit merah. Setelah Yin Shaolong menyesap teh, ia perlahan meletakkan cangkir teh di tangannya dan menatap Ye Fei sambil berkata dengan lembut, "Duduklah."     

Ye Fei tidak menolak, tetapi menatap Yin Shaolong dengan tatapan dingin, kemudian berkata, "Saya tidak tahu mengapa Anda membawa saya ke sini dengan cara seperti ini?"     

Yin Shaolong tidak berbicara dengan tergesa-gesa. Ia meminta seseorang untuk membuka sebotol anggur merah dan menuangkannya kepada Ye Fei. "Anggur merah dengan wanita cantik, sangat cocok."     

Ye Fei melirik gelas anggur yang indah di depannya. Cairan ungu kemerahan di dalamnya terlihat lembut dan memabukkan. Tidak tahu apakah karena pria di depannya, sehingga segelas anggur yang sangat biasa itu sangat menggoda keinginan batin orang yang melihatnya.     

Ye Fei menarik kembali pandangannya ke gelas anggur namun tidak menyentuhnya, lalu tidak banyak basa-basi. "Apa yang ingin kamu dapatkan dari Su Mohan dengan menggunakan diriku?"     

Yin Shaolong terkekeh ringan dan berkata, "Kamu tidak perlu khawatir. Apa yang aku inginkan tidak penting baginya, dan itu tidak akan memengaruhinya dengan cara apa pun."     

Ye Fei awalnya tidak percaya padanya, karena jika itu benar-benar tidak penting, mengapa ia harus meminta kepada Su Mohan dengan cara seperti ini? Namun sekali lagi, ia merasa bahwa Yin Shaolong tidak berbohong padanya jika dilihat dari identitas Yin Shaolong sendiri.     

Mata Yin Shaolong tertuju pada Ye Fei, dan ia dengan hati-hati melihat ekspresi Ye Fei. Reaksi Ye Fei sangat ringan dan tenang. Sepertinya Ye Fei tidak khawatir tentang situasinya saat ini. Sepertinya Ye Fei juga tidak pernah ragu apakah Su Mohan akan bersedia menukar barang itu dengannya.     

"Apakah kamu tidak takut mati?" Yin Shaolong berkata dengan ringan.     

Mendengar ini, Ye Fei pada awalnya terkejut, kemudian ia tersenyum. "Siapa yang tidak takut mati?"     

"Tetapi sepertinya kamu sama sekali tidak takut saat ini."     

Ye Fei menatap pria yang menyihir di depannya, kemudian tertawa pelan, seolah-olah ia telah mengajukan pertanyaan yang sangat lucu. "Kamu bukan monster atau makhluk buruk rupa. Dengan wajah yang begitu tampan, apakah kamu berpikir bahwa kamu benar-benar bisa membuat orang ketakutan?"     

Mendengar ini, Yin Shaolong tidak bisa menahan tawa, seolah-olah ia dalam suasana hati yang baik.     

Ye Fei juga sedikit mengangkat sudut bibirnya. Apa yang ia katakan bukanlah kebohongan. Meskipun aura Yin Shaolong sedikit lebih aneh, terkadang sangat menakutkan, tetapi Yin Shaolong sangat lembut di sebagian besar waktu. Sehingga ia tampak tidak sulit untuk disentuh dan benar-benar tidak terlalu buruk.     

Jika murni berdasarkan perasaan, Ye Fei berpikir bahwa Yin Shaolong cukup mudah didekati. Temperamennya jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan Su Mohan yang dingin, mulia, dan tidak mudah didekati itu.     

Namun tentu saja, Ye Fei tidak akan secara naif berpikir bahwa Yin Shaolong adalah orang yang baik. Bagaimanapun juga, Su Mohan pun sangat waspada terhadapnya. Secara alami, Yin Shaolong benar-benar bukan seperti apa yang ia lihat.     

Yin Shaolong mengangguk dan berkata dengan lembut, "Kamu benar-benar tidak perlu takut pada apa pun sekarang. Pemandangan di pulau ini sangat bagus. Beberapa hari ini kamu dapat bersantai di sini dan berlibur. Jika kamu memerlukan sesuatu, katakan saja."     

Ye Fei dengan tajam menangkap kata-kata dalam kalimat Yin Shaolong: 'sekarang'.     

Ketika Yin Shalong mengatakan kepada Ye Fei bahwa ia tidak perlu takut pada apa pun sekarang, apakah yang Yin Shaolong maksud adalah sebelum Su Mohan membawa sesuatu yang diinginkan? Atau sebelum batas waktu tertentu?     

Yin Shaolong tampaknya telah melihat melalui pikiran Ye Fei, lalu ia segera membuka mulutnya untuk menyelesaikan kebingungan Ye Fei. "Aku memberi Su Mohan waktu lima belas hari untuk memikirkannya, jadi kamu tidak perlu khawatir tentang hal itu sebelum batas waktunya tiba. Tetapi jika waktunya sudah datang, kemudian dia tidak memberikan apa yang aku inginkan, jangan salahkan aku jika bersikap kasar."