Pergi Sejauh yang Kamu Bisa
Pergi Sejauh yang Kamu Bisa
Ekspresi Yin Shaolong tidak berubah, selalu ada senyum yang lembut di sudut bibirnya. Tetapi matanya sedikit tajam, seolah-olah menahan punggung Xiang Tianlai sehingga membuat Xiang Tianlai hampir tidak mungkin untuk bergerak.
Xiang Tianlai menjadi semakin gugup. Ia bergegas menuruni tangga beberapa langkah, tetapi tidak tahu apakah karena terlalu gugup dan bingung, Xiang Tianlai tergelincir saat menuruni tangga sehingga ia terjatuh ke lantai. Pergelangan kakinya langsung menjadi merah dan bengkak.
Yin Shaolong bangkit dan berjalan ke arah tangga, kemudian berdiri di puncak tangga sambil menatap Xiang Tianlai.
Ketika melihat air mata di pipi Xiang Tianlai, Yin Shaolong tidak bisa menahan diri untuk tidak menghela napas. Kemudian Yin Shaolong berjalan ke sisi Xiang Tianlai dan setengah berjongkok di depannya, setelah itu Yin Shaolong mengangkat tangannya untuk memegang pergelangan kaki Xiang Tianlai sambil mengerutkan kening. "Kenapa kamu sangat ceroboh?"
Air mata Xiang Tianlai langsung jatuh, Xiang Tianlai berusaha keras untuk menghindar. "Lepaskan aku."
Yin Shaolong mengerutkan kening dengan tidak puas. Ia mengangkat kepalanya dan mengulurkan tangan untuk menghapus air mata dari pipi Xiang Tianlai dengan lembut. "Aku akan membawamu untuk mendapatkan pengobatan."
Setelah mengatakan itu, sebelum Xiang Tianlai bisa berbicara, Yin Shaolong sudah mengangkatnya. Ia mengabaikan Ye Fei yang tertegun dan langsung membawa Xiang Tianlai ke atas sofa.
"Kotak obat." Yin Shaolong mengerutkan kening dan berkata dengan dingin, terlihat seperti seorang tuan muda yang terbiasa mendapatkan apa pun dengan mudah.
Su Mohan memberikan sedikit isyarat, kemudian pelayan di samping mengambil kotak obat dengan tergesa-gesa. Ye Fei di sisi lain duduk di pangkuan Su Mohan dan menatap mereka berdua, lalu Ye Fei berbalik untuk melihat Su Mohan dan berbisik pelan di telinganya. "Mereka … saling mengenal satu sama lain?"
Su Mohan tidak menjawab, tetapi matanya terus jatuh pada mereka berdua sambil memegang pinggang Ye Fei, seolah-olah sedang memikirkan apa yang sedang dipikirkan oleh Yin Shaolong.
Sebelum kotak obat diberikan, Alai mencoba untuk melepaskan tangan Yin Shaolong. Tetapi Yin Shaolong terus menggenggam Xiang Tianlai dengan erat dan menolak untuk melepaskannya. Ujung jari Xiang Tianlai secara tidak sengaja menancap ke dalam daging Yin Shaolong, sehingga membuat garis melengkung seperti bulan sabit.
"Jangan pedulikan aku, tolong lepaskan aku." Suara Xiang Tianlai dingin dan sikapnya tegas. Air mata di wajahnya sudah mengering. Bahkan matanya sudah jernih, tidak lagi berkaca-kaca.
Yin Shaolong perlahan melepaskan pergelangan kaki Xiang Tianlai dan setengah berjongkok di depannya sambil berkata dengan suara hangat, "Aku akan membawamu kembali."
Xiang Tianlai mengabaikan rasa sakit di kakinya dan langsung berdiri, kemudian menatap Yin Shaolong sambil berkata dengan dingin, "Aku tidak akan pergi denganmu lagi!"
Tatapan mata Yin Shaolong menjadi sedikit berbahaya, tetapi ia masih berkata dengan lembut, "Ada apa? Apakah ada orang yang membuatmu marah di rumah?"
Di rumah?
Haha!
Rumah!
Yin Shaolong bahkan tidak pernah mengizinkannya meninggalkan pulau meskipun hanya setengah langkah, dan sekarang dia menyebut tempat itu sebagai rumah?
"Rumah Tuan Muda Yin benar-benar tidak cocok untuk wanita kasar sepertiku, jadi aku harap kamu bisa pergi sejauh yang kamu bisa!" Nada bicara Xiang Tianlai sangat tegas.
Wajah Yin Shaolong menjadi lebih dingin, senyum di pipinya tidak pernah berubah, namun seolah-olah senyum itu terukir di wajahnya. Suasana hatinya tidak terlihat seperti sedang tersenyum.
"Apa yang baru saja kamu katakan?"
Yin Shaolong berbicara dengan pelan, nada bicaranya masih santai.
Yin Shaolong yang terlihat seperti ini membuat Ye Fei entah mengapa merasa sedikit takut, membuat Ye Fei tanpa sadar menyusut ke dalam pelukan Su Mohan. Ia membayangkan bahwa jika adegan ini terjadi padanya, ia pasti tidak akan berani berbicara lagi.
Namun tentu saja, Xiang Tianlai tidak seperti itu.
"Yin Shaolong, sampai berapa lama kamu akan berpura-pura? Bukankah selama ini kamu hanya berpura-pura karena kamu ingin mendapatkan hal itu dariku?!" Nada bicara Xiang Tianlai menjadi dingin, membawa sedikit sentuhan penghinaan.