Kematian Ye Ya
Kematian Ye Ya
"Ha … Hati-hati dengan Ye … Ye Ting …" Ye Ya berusaha keras membuka mulutnya, dan saat banyak darah mengalir keluar, seluruh wajah Ye Ya menjadi semakin pucat.
Ye Fei terkejut, seolah-olah ia tidak menyangka bahwa Ye Ya akan mengingatkannya untuk berhati-hati dengan wanita itu, sehingga Ye Fei tidak bisa untuk tidak memikirkannya. Ye Fei pun mengangguk dengan tergesa-gesa. "Aku akan berhati-hati … Aku akan berhati-hati …"
"Jiang … Jiang … Huiru mem … membunuh nenekmu … Buktinya kutaruh di … bi …" Sebelum Ye Ya bisa menyelesaikan kalimatnya, sejumlah besar darah keluar dari mulut Ye Ya lagi, membuat seluruh gigi putihnya menjadi merah.
Mata Ye Ya mulai menyusut sedikit demi sedikit, dan dunia berangsur-angsur menjadi kabur. Ia tampaknya dapat dengan jelas mendengar suara darah yang mengalir keluar dari pembuluh darahnya, dan ia juga bisa mendengar seluruh dunia menjadi sunyi.
Ia berpikir, seandainya bisa sadar lebih cepat, seandainya tidak begitu terobsesi dan mengejar kekuasaan, seandainya tidak dibawa ke keluarga Ye oleh Jiang Huiru, seandainya tidak penuh kecemburuan terhadap Ye Fei, seandainya bisa lebih cepat memperbaiki semuanya, seandainya …
Terlalu banyak seandainya, tetapi semua itu tidak bisa diulangi lagi. Sebenarnya, takdir telah memberinya banyak kesempatan untuk memilih, tetapi ia masih terpesona oleh kekuatan dan keinginannya. Sehingga ia menjadi senjata tajam untuk orang lain hingga akhirnya … ia tidak mendapatkan apa-apa.
Ia masih memiliki banyak hal untuk dikatakan, banyak keengganan dan keluhan, dan ia masih berutang banyak permintaan maaf kepada banyak orang. Ia ingin melihat Jiang Huiru lagi dan bertanya 'kenapa'?
Namun, ia tahu ini sudah terlambat. Semuanya sudah terlambat.
Meskipun berusaha keras, ia tidak bisa mengatakan apa-apa lagi. Ia terus memegang tangan Ye Fei hingga tangannya perlahan tergelincir mengenai lantai dengan suara benturan yang keras.
"Yaya … Yaya!" Ye Fei menatap mata Ye Ya yang penuh dengan keengganan dan tidak bisa menahan tangis.
Mata Ye Ya terlihat indah. Bahkan setelah melalui rumitnya dunia, pada saat ini, matanya akhirnya tersapu bersih, murni seperti mata air yang jernih.
Sangat disayangkan bahwa takdir mungkin tidak memberi setiap orang kesempatan untuk memulai kembali, dan tidak semua orang yang menyadari kesalahannya memiliki waktu untuk melakukan perubahan.
Sama seperti Ye Ya, ia telah berjuang sepanjang hidupnya sejak masih kecil. Tetapi pada akhirnya, apa yang dia dapatkan?
Ye Fei sedang duduk di lantai dan menangis sedih. Ia benar-benar tidak mengerti mengapa begitu sedih. Mungkin karena ia teringat dengan segelas air yang ia bawa ketika Ye Ya haus, mungkin karena ia teringat saat ia menepuk tangan kecil Ye Ya ketika Ye Ya memiliki mimpi buruk, mungkin karena ia teringat saat ia berdiri berdampingan dengan Ye Ya ketika mereka mengambil foto keluarga.
Rasa jijik dan benci yang dulunya tertanam dalam benak Ye Fei berangsur-angsur berubah menjadi debu dengan kehidupan yang layu, kemudian digantikan oleh kelembutan masa lalu, dan kenangan indah itu akan tetap berada dalam ingatan mereka sendiri untuk selama-lamanya.
Ye Fei perlahan mengulurkan tangannya untuk membantu Ye Ya memejamkan matanya dan berkata dengan lembut, "Jangan khawatir, aku akan menjaga Hanwen dengan baik, dan aku akan memperlakukannya seolah-olah dia adalah anakku sendiri, jangan khawatir …"
Mungkin karena Ye Ya mendengar perkataan Ye Fei, sehingga Ye Ya akhirnya menutup matanya. Kehidupan yang telah menjeratnya selama lebih dari 20 tahun. Pada akhirnya, ia meninggal dengan tenang di ruangan sekecil itu.