Hangat
Hangat
Di ruang tamu, Ye Fei berjalan tanpa alas kaki menuju ke arah pintu kamar untuk menguping sebentar. Ia tidak bisa menahan diri untuk tidak mengangkat sudut bibirnya dan kembali ke sofa. Ia mencari serial televisi tengah malam kesukaannya dan menontonnya. Ia merasa kekacauan yang baru saja terjadi berangsur-angsur menjadi tenang.
Malam semakin gelap, kelopak mata Ye Fei tidak bisa menahannya lagi, bahkan dua bocah kecil di kamar semakin terhuyung-huyung. Mereka bersandar ke dinding dan memiringkan kepala mereka beberapa kali.
Sehingga pada pukul setengah dua malam, Ye Xiaotian memiringkan kepalanya di bahu Hanwen, dan Hanwen juga menyenderkan kepalanya di kepala Ye Xiaotian. Mereka terlihat sangat menggemaskan.
Su Mohan menutup buku di tangannya dan melirik arlojinya lalu berdeham.
Kedua anak dengan mata yang sudah mengantuk itu seketika terbangun lagi dan berdiri dengan wajah mengantuk. Su Mohan mengobrol dengan mereka berdua sebentar dan mencoba memilih beberapa hal menarik untuk diceritakan kepada mereka.
Sampai tepat jam dua malam, Su Mohan akhirnya membuka mulutnya dengan santai, "Baiklah, saatnya pergi tidur."
Kedua kaki anak kecil itu segera menjadi lemah, mereka buru-buru naik ke tempat tidur dan masuk ke dalam selimut, kemudian memejamkan mata dan tertidur.
Berdiri di samping tempat tidur, Su Mohan membantu menutupi mereka dengan selimut, kemudian merapikan sandal yang dilemparkan oleh Hawen secara sembarangan, lalu tidak lupa juga melirik sandal Ye Xiaotian. Alhasil, Su Mohan sedikit terkejut saat melihat kedua sandal Ye Xiaotian telah diletakkan dengan rapi dan teliti meskipun Ye Xiaotian sudah sangat mengantuk.
Berjalan ke sisi Ye Xiaotian, Su Mohan dengan lembut menyentuh kepalanya, perasaannya menjadi sedikit tak beraturan.
Kebijaksanaan dan disiplin diri yang terlalu dini mungkin bukan hal yang baik untuk seorang anak. Sebenarnya, Su Mohan berharap masa kecil Ye Xiaotian dapat dipenuhi dengan lebih banyak kegembiraan. Ia juga berharap Ye Xiaotian dapat tumbuh dengan riang dan memiliki sifat kenakalan anak kecil yang wajar.
Namun, memikirkan musuh berduri seperti Tang Jinlong, hati Su Mohan bergetar dan bertanya-tanya apakah ia harus membiarkan mereka belajar sebanyak mungkin untuk melindungi diri mereka sendiri?
Berdiri di samping tempat tidur dan menatap Ye Xiaotian untuk beberapa saat, Su Mohan akhirnya menghela napas pelan, lalu mematikan lampu dan berbalik untuk pergi.
Ketika Su Mohan berjalan keluar dari kamar, lampu di ruang tamu telah dimatikan, dan hanya TV yang masih memutar serial televisi yang buruk. Su Mohan berjalan ke arah sofa dengan pelan, dan ia melihat bahwa Ye Fei sudah tertidur di sofa dengan tangan terulur dari selimut sambil mencengkeram remot kontrol.
Dengan hati-hati Su Mohan mengambil remot kontrol di telapak tangan Ye Fei dan meletakkan remot itu di meja kecil, ia tidak ingin membuat Ye Fei terbangun.
Ye Fei membuka matanya yang kabur dan melihat sosok Su Mohan, lalu berkata dengan lembut, "Apakah sudah selesai?"
"Ya."
"Anak-anak, semuanya sudah tidur?" Ye Fei bertanya lagi dengan cemas.
"Semua sudah tidur."
Su Mohan menjawab dengan lembut, lalu mengangkat Ye Fei dengan selimutnya, kemudian bangkit dan berjalan ke kamar tidur.
Ye Fei menutup matanya lagi dalam pelukan Su Mohan dan berbisik, "Sudah larut malam, kamu harus tidur juga …"
"Iya, setelah ini aku juga akan tidur."
Setelah dengan hati-hati meletakkan Ye Fei di tempat tidur, Su Mohan membantu menarik selimut dan mencium kening Ye Fei dengan ringan. Kemudian ia juga pergi tidur. Ia mengangkat tangannya dan mematikan lampu dinding di samping tempat tidur.
Su Mohan mendekati Ye Fei dengan lembut lalu memeluk Ye Fei. Ye Fei sedikit bergerak untuk menemukan posisi yang nyaman, tak lama kemudian ia tertidur.
Ruangan itu langsung berubah menjadi gelap gulita dan sunyi. Hanya cahaya bulan yang menembus tirai dan membuat susunan bayangan yang memesona di lantai, tetapi hal itu membuat suasananya menjadi hangat dan memabukkan.