Mencuri Hati Tuan Su

Jarak Paling Sulit Untuk Dilintasi



Jarak Paling Sulit Untuk Dilintasi

3Su Mohan berdiri di tempat, memandangi tangan Ye Fei yang polos yang terulur ke sol sepatunya dan bergerak dengan keras kepala, membuatnya sedikit bingung.     

Air mata di pipi Ye Fei jatuh setetes demi setetes, dan mereka mendarat di sepatu kulit Su Mohan yang cerah, memantulkan cahaya di ruangan itu. Su Mohan melihat air mata Ye Fei, kemudian mengerutkan bibirnya dan menendang puing-puing di sekitar kakinya. Ia juga memindahkan kakinya.     

Ye Fei menopang tubuhnya yang goyah, berlutut di lantai untuk mengambil kamera yang telah diinjak-injak, dan mencoba yang terbaik untuk menekan tombol. Tetapi layar tidak bisa menyala, sebaliknya malah ada banyak pecahan yang jatuh.     

Untuk sesaat, air mata di mata Ye Fei mengalir seperti banjir, dan bersama dengan keluhan yang telah ia derita begitu lama, mereka semua mengalir keluar. Ye Fei buru-buru mengumpulkan pecahan-pecahan itu, jantungnya tersumbat. Ia menoleh dan berlari menuju pintu, tanpa memandang Su Mohan lagi.     

Mata Su Mohan gelap dan kabur, kemudian ia mengangkat tangannya untuk menarik Ye Fei kembali.     

Tubuh Ye Fei yang sudah lemah ditarik kembali langsung oleh tarikan itu, dan kamera di tangannya jatuh ke lantai lagi, membuat kameranya menjadi semakin hancur. Sebelum Ye Fei bisa memikirkannya, seluruh tubuhnya sudah menempel ke dinding.     

"Sepertinya aku tidak mengatakan bahwa kamu bisa pergi." Napas hangat memenuhi pipi Ye Fei dengan bau tembakau yang samar. Mata gelap itu meliriknya tanpa ampun. Hati Ye Fei bergetar ketika Su Mohan melihatnya, rasanya seolah-olah seperti semua pakaiannya telah dilucuti dan tubuhnya terekspos ke udara.     

Ye Fei tidak tahu apa yang akan ia lakukan, tetapi ketika ia memikirkan kamera yang Su Mohan jatuhkan, air matanya tidak bisa berhenti jatuh. "Apa lagi yang kamu inginkan?"     

Hati Su Mohan terasa sakit karena air mata Ye Fei, dan seluruh tubuhnya tampak terkuras. Ia akhirnya mengerti bahwa jarak tersulit di dunia ini bukanlah ujung bumi, tetapi air mata seorang wanita.     

Melihat bahwa Su Mohan tidak berbicara, Ye Fei mendorong pria di depannya menjauh, dan berbalik mencoba untuk melarikan diri.     

Senyum yang sinis muncul di sudut mulut Su Mohan. Jika Ye Fei tahu bahwa hari seperti ini akan datang, Ye Fei pasti tidak akan pergi meninggalkannya dengan begitu tegas.     

Ye Fei dengan cepat berlari ke pintu, tetapi ia merasa seluruh tubuhnya melemah. Sepasang tangan polosnya terus memutar pegangan pintu, tetapi ia tidak bisa membukanya.     

Su Mohan berdiri di tempat, sepasang mata hitam itu jatuh di punggung Ye Fei yang ramping. Su Mohan tidak menghentikannya atau membantunya, tetapi hanya menatapnya, dan ada kerumitan yang tidak bisa dipahami oleh orang lain.     

Pada saat ini, Ye Fei hanya merasa tubuhnya lemah dan tidak berdaya. Sepasang mata berapi-api itu membuatnya ingin segera melarikan diri, tetapi jarak satu pintu ini menjadi sangat sulit.     

Sebuah suara 'Ceklek' terdengar.     

Pintu yang berat itu akhirnya berhasil dibuka oleh Ye Fei, dan suara keras dan berisik di luar langsung terdengar, memecahkan suasana yang tadinya tenang.     

Ye Fei tidak menoleh ke belakang. Ia berjalan tergesa-gesa dengan langkahnya yang sia-sia sambil berpegangan ke dinding. Wajah cantiknya yang memerah dan aura yang menggoda terkadang menyebabkan beberapa orang bersiul kepadanya.     

Untuk sementara, Ye Fei memegang dinding tetapi tidak bisa bergerak lebih jauh. Ia terus meluncur ke bawah dinding, matanya meneteskan air mata, dan ia mengutuk Su Mohan si bajingan itu!     

"Nona? Apakah kamu butuh bantuan?" Sebuah telapak tangan yang gemuk menopang bahu Ye Fei.     

Ye Fei langsung merasakan gelombang panas lain di sekujur tubuhnya. Ia tanpa sadar mengerutkan bibirnya, dan sosok yang gemuk dan kuat tercermin dalam penglihatannya yang kabur.     

Sambil menggelengkan kepalanya, Ye Fei ingin berjuang menghindar, tetapi ia sudah kelelahan saat ini. Akibat dari kemanjuran obat tadi, ia tidak bisa mengerahkan kekuatannya sama sekali.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.