Mencuri Hati Tuan Su

Apakah Aku Boleh Menyimpannya? 



Apakah Aku Boleh Menyimpannya? 

3"Sudah selesai?" Chu Zheng tidak menanggapi kata-kata Ye Fei, tetapi menatap kertas putih di tangan Ye Fei dan bertanya.     

Ye Fei mengangguk dan menyerahkan hasil lukisan di tangannya kepada Chu Zheng dengan sedikit gugup. "Coba kamu lihat dulu. Ini pertama kalinya aku melukis. Aku tidak tahu bagaimana hasilnya."     

Chu Zheng mengambil lukisan di tangan Ye Fei dan menatap lukisan dari sosok dirinya sendiri di atas kertas putih.     

Teknik menggambar Ye Fei masih agak naif, dan garis lukisnya tidak terlalu stabil. Setiap menarik garis lukisnya, tangan Ye Fei selalu gemetar. Tetapi seperti yang dikatakan oleh Su Mohan, tingkat kemiripannya cukup dapat membuat orang yang melihat sekilas bahwa lukisan itu adalah sosok dari orang itu sendiri.     

Chu Zheng menatap mata dari sosoknya di kertas itu, dan tatapannya menjadi sedikit melunak, karena ada bayangan samar yang terpantul di matanya, dan bayangan ini tidak lain dan tidak bukan adalah Ye Fei.     

"Lukisannya sangat mirip." Chu Zheng membuka mulutnya dengan lembut.     

Ye Fei yang mendapat pernyataan itu menunjukkan senyum lebar, seolah-olah semua rasa lelahnya sepanjang sore itu langsung terhapus. "Itu bagus, aku akan meminta Su Mohan untuk mengundang seorang guru melukis di masa depan untuk mengajariku, dan di masa depan aku bisa menjadi seorang pelukis seperti ibuku."     

Chu Zheng mengangguk. Seolah-olah terinfeksi oleh senyum Ye Fei, ia juga ikut tersenyum ringan dan berkata, "Kamu pasti akan menjadi pelukis yang hebat."     

Dengan penegasan Chu Zheng, Ye Fei jelas semakin bahagia. Tetapi begitu ia mengangkat kepalanya dan melihat jam di dinding, ia tidak bisa menahan diri dan merasa sedikit khawatir pada Su Mohan.     

Berjam-jam telah terlewati, mengapa Su Mohan belum kembali? Apakah Su Mohan benar-benar marah?     

"Aku akan menghubungi Su Mohan untuk bertanya sedang berada dimana dia." Ye Fei berkata pada Chu Zheng.     

Chu Zheng mengangguk dan menatap lukisan di papan gambar kemudian berkata, "Apakah aku boleh menyimpan lukisan ini?"     

Ye Fei sedikit terkejut. "Iya, tentu saja. Hanya saja menurutku lukisan ini tidak terlalu bagus. Bagaimana kalau kapan-kapan saat teknik melukisku lebih baik, aku akan melukismu lagi di masa depan dengan hasil yang lebih bagus?"     

"Ini sudah cukup bagus."     

Chu Zheng mengulurkan tangan dan merobek kertas gambar itu dari buku catatan, kemudian menggulungnya dengan hati-hati, lalu bangkit dan berkata, "Kalau begitu aku pergi dulu."     

Ye Fei mengangguk dan menatap Chu Zheng, selalu merasa bahwa Chu Zheng tampak sedikit lebih pendiam hari ini, tidak sesantai sebelumnya.     

Tetapi Ye Fei tidak terlalu memikirkannya, dan dengan cepat mengangkat ponselnya untuk menghubungi Su Mohan.     

Pada saat ini, Su Mohan berdiri di bawah pohon besar di halaman rumah sakit, kepalanya melihat ke atas dan menghadap ke arah bangsal Ye Fei. Tetapi karena lantainya terlalu tinggi, ia hanya bisa melihat cahaya di ruangan tempat Ye Fei berada.     

Su Mohan sebenarnya menyesal, karena ia menyadari sangat marah dan dengan bodohnya meninggalkan ruangan yang isinya hanya ada saingannya dalam percintaan dan wanitanya berduaan saja!     

Berdiri di lantai bawah, semakin Su Mohan memikirkannya, semakin Su Mohan menyesalinya. Tetapi Su Mohan merasa sangat tidak tahu malu jika kembali dalam keadaan seperti ini. Bagaimanapun juga, Su Mohan tadi telah membanting pintu dengan sangat keras.     

Melihat jas dan sweater yang ia kenakan, ia tidak mengenakan mantel sama sekali, membuat Su Mohan bertanya-tanya apakah Ye Fei akan berpikir bahwa ia tidak mengenakan pakaian apa pun? Kemudian setelah itu, Ye Fei akan menghubunginya dan memanggilnya untuk kembali. Su Mohan menunggu hal itu terjadi dengan sabar.     

Sepuluh menit berlalu, dua puluh menit berlalu, satu jam berlalu, dua jam berlalu …     

Tuan Muda Su kita berdiri di dekat pohon besar di halaman rumah sakit dalam angin dingin yang membekukan, namun ponselnya selalu sunyi. Para eksekutif perusahaan yang kadang-kadang menghubungi di tengah ia menunggu telepon dari Ye Fei memiliki nasib buruk karena dimarahi dan diumpat olehnya.     

Wajah Su Mohan semakin lama menjadi semakin gelap, hampir sama dengan gelapnya tinta. Su Mohan menggertakkan gigi dan melihat lagi ke arah bangsal yang terang itu. Sosok Ye Fei dan Chu Zheng yang sedang bersenda gurau dan saling menggoda satu sama lain tanpa sadar muncul di dalam benaknya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.