Selama Masih Hidup, Bersenang-senanglah Selagi Bisa
Selama Masih Hidup, Bersenang-senanglah Selagi Bisa
Setelah hampir menghabiskan setengah mangkuk makanannya, Su Mohan akhirnya meletakkan mangkuk dan sumpitnya. Kemudian ia menyipitkan matanya pada Ye Fei. "Aku sangat kenyang, aku jadi memiliki kekuatan untuk menggulingkan tubuhmu nanti sore."
Senyum di wajah Ye Fei menjadi kaku. Ye Fei pun segera bangkit dan berlari ke sofa dengan sedikit ketakutan di matanya.
Mata Su Mohan melintaskan sorot kelembutan. Senyum yang jarang terlihat di wajahnya yang tertutup awan dalam beberapa hari terakhir terlihat kembali. Mendengarkan suara petasan yang tiada henti di luar, Su Mohan merasa tahun ini seharusnya menjadi tahun yang baik.
Ye Fei sedang duduk di sofa sambil menonton TV. Terkadang ia tertawa dan terkadang ia juga menangis karena acara TV, seolah-olah penyakitnya sebelumnya telah sembuh dalam semalam.
Su Mohan duduk bersama Ye Fei untuk sementara waktu, kemudian mengajak Ye Fei bangkit dari sofa sekitar pukul dua siang.
"Ayo ikut aku ke dapur untuk menyiapkan perlengkapan membuat pangsit, setelah itu kita akan membuat pangsit bersama."
Tidak dapat disangkal, Su Mohan menarik pergelangan tangan Ye Fei dan berjalan menuju dapur. Saat melewati koridor yang panjang, sinar matahari di luar jendela tumpah ke seluruh lantai, sebagian besar salju juga sudah mulai mencair. Ada banyak lentera merah yang tidak terlalu cocok dengan zaman karena sudah terlihat tua menggantung di sekitar kastel.
Ketika berpikir mereka akan membuat pangsit, Ye Fei tidak bisa menahan diri untuk tidak mengingat kembali hari-harinya ketika di penjara.
Di penjara, setiap Tahun Baru Imlek, penjaga penjara akan mengatur semua orang untuk membuat pangsit bersama-sama.
Sepertinya tangan Ye Fei sangat bodoh sampai-sampai tidak ada yang bisa melihatnya. Setelah mengajari Ye Fei berkali-kali, penjaga penjara menatap benda-benda yang mirip seperti ulat di depannya, hingga akhirnya penjaga penjara meminta Ye Fei untuk mengerjakan pekerjaan sederhana seperti mengelap meja dan menyajikan piring saja.
Sepanjang jalan menuju dapur, para juru masak menghentikan gerakan mereka dan berdiri ke sisi ruangan. Dengan kegembiraan di wajahnya, Ye Fei menatap buah-buahan berwarna-warni dan berbagai hidangan di dapur, secara alami membangkitkan nafsu makannya.
Su Mohan menarik Ye Fei dan melihat baskom-baskom yang berisikan isian pangsit. Su Mohan pun berbisik, "Kamu ingin makan yang mana?"
Ye Fei menunjuk ke arah baskom berisi telur kepiting dan berkata, "Yang ini."
Su Mohan mengerutkan kening dan berkata, "Tidak boleh. Kepiting itu makhluk berdarah dingin, tidak bagus untuk wanita hamil."
Ye Fei mengangkat wajahnya karena terkejut. "Bagaimana kamu bisa mengetahuinya?"
Su Mohan mengulurkan tangannya dan mengetuk kepala Ye Fei dengan pelan. "Setelah membaca begitu banyak buku tentang membesarkan bayi, kamu masih tidak mengetahuinya?"
Ye Fei meratakan bibirnya dan hati nuraninya merasa bersalah. Ia memang membaca banyak buku. Masalahnya adalah ia tidak dapat mengingat apa yang telah ia baca. Terlebih lagi, selama lebih dari satu bulan ini, ia tidak terlalu fokus membaca buku. Tapi sejak kapan Su Mohan mulai membaca buku tentang merawat bayi juga?
Tapi bagaimanapun juga, Ye Fei merasa sangat bahagia saat mengetahuinya.
Karena tidak ingin makan daging, Ye Fei memilih isian pangsit yang ringan, yaitu melon tanduk. Su Mohan meletakkan baskom yang berisi melon tanduk di hadapan Ye Fei, memerintahkan Ye Fei untuk memegangnya, kemudian Su Mohan mengambil baskom lain yang berisi ikan makerel, lalu meletakkannya di atas loyang.
Ada juga adonan dan berbagai perlengkapan membuat pangsit diletakkan di atasnya. Setelah itu Su Mohan langsung mengangkat semua perlengkapan dan mengajak Ye Fei kembali ke tempat mereka sebelumnya.
Baskom yang dibawa Ye Fei benar-benar tidak terasa berat. Ye Fei mengikuti Su Mohan di belakang sambil melihat sosok Su Mohan yang tinggi. Entah kenapa Ye Fei sangat merasa nyaman, membuatnya memikirkan sesuatu di dalam hatinya.
Oh, benar!
Selama masih hidup, bersenang-senanglah selagi bisa. Untuk menjaga pria yang langka seperti Su Mohan, Ye Fei harus menjaga gairah Su Mohan, meniduri Su Mohan sampai Su Mohan tidak bergairah dan menginginkan wanita lain, serta meniduri Su Mohan sampai Su Mohan tidak sanggup lagi!
Setelah merapikan meja kecil, Su Mohan menyalakan TV. Karena ini adalah hari Tahun Baru, ada banyak program Tahun Baru di TV. Dari waktu ke waktu, ada lagu-lagu yang membangkitkan semangat. Suasananya cukup meriah.