Membodohi
Membodohi
Mobil melaju sampai ke tepi sungai. Su Mohan baru menghentikan mobilnya dengan perlahan pada jalan kecil di sepanjang tepi sungai.
Setelah mobil berhenti, ia tidak buru-buru keluar dari mobil. Sebaliknya, ia membuka jendela mobil dan menyalakan rokok. Dengan satu tangan bersandar di luar jendela, ia melihat ke arah sungai yang suram dan dingin. Alisnya berkerut sampai tak terasa satu batang rokok telah habis, kemudian ia menyalakan rokok yang baru.
Tapi kali ini, setelah merokok, ia tidak berniat duduk di dalam mobil. Ia mengambil buku warna merah di kursi co-pilot, kemudian membuka pintu mobil dan berjalan ke bawah.
Berjalan dan berdiri kokoh di tepi sungai, Su Mohan mengambil rokok dari mulutnya dan mengarahkannya ke sudut buku nikah warna merah itu. Setelah jeda beberapa detik, cahaya samar yang berasal dari api pun menyala, membuat buku nikah yang masih baru itu mulai terbakar secara bertahap.
Perlahan-lahan, nyala api yang awalnya kecil mulai membara, dan dalam sekejap mata, warna merah yang menyilaukan berubah menjadi awan abu kehitaman. Begitu angin yang dingin bertiup, sejumlah besar abu tertiup ke sungai.
Su Mohan memegang sebatang rokok di satu tangan dan tangan lainnya memegang buku nikah yang hampir seluruhnya hangus menjadi abu. Sampai warna merah yang menyilaukan tak terlihat lagi, Su Mohan merasa suasana hatinya menjadi sedikit lebih baik.
Tepat ketika nyala api akan mencapai ujung jarinya, Su Mohan akhirnya melepaskan buku itu dan awan abu yang merupakan sudut terakhir dari buku nikah jatuh ke sungai yang mengalir. Tidak ada lagi jejak yang terlihat dari buku nikah tersebut.
Air sungai yang bergelombang membasahi kaki dan bagian bawah celananya. Su Mohan berdiri di tepi sungai untuk waktu yang lama sampai kakinya penuh dengan puntung rokok. Setelah itu ia kembali ke mobil dan pulang.
Ketika Su Mohan kembali ke rumah, Ye Fei sedang berbaring di sofa sambil menonton TV. Saat Ye Fei melihat Su Mohan sudah kembali, Ye Fei langsung melompat ke dalam pelukan Su Monan. "Kamu mendengarkanku dengan baik~ Hari ini kamu pulang sangat cepat."
Su Mohan mengulurkan tangan untuk menangkap Ye Fei yang langsung menyilangkan kaki pada pinggangnya, kemudian mengecup wajah kecil Ye Fei dan berkata, "Apakah kamu merindukanku?"
Ye Fei melingkarkan lengannya di leher Su Mohan dan tersenyum lalu berkata, "Untuk apa aku merindukanmu? Aku merasa sangat nyaman di rumah dengan makanan dan minuman enak sepanjang hari."
Su Mohan menepuk pantat Ye Fei dengan ringan dan terkekeh. "Dasar wanita kecil yang tidak bermoral."
Ye Fei masih betah berada di dalam pelukan Su Mohan untuk sementara waktu, kemudian ia mengerutkan kening dan berkata, "Su Mohan, apakah kamu pergi dan berhubungan dengan gadis muda lain tanpa sepengetahuanku hari ini?"
Su Mohan seketika menjadi tegang, kemudian ia mengerutkan kening dan tidak mengatakan apa-apa. Ye Fei terus menempel pada Su Mohan, tetapi tidak melihat ekspresi wajahnya.
"Kenapa aku mencium bau parfum yang tidak nyaman di tubuhmu? Aroma ini juga mirip seperti aroma parfum Ye Ya." Ye Fei bersandar pada Su Mohan dan menciumnya lagi. Memang ada aroma parfum norak yang menempel, namun tidak sejelas sebelumnya.
"Berapa banyak rokok yang kamu hisap hari ini? Kenapa bau asapnya begitu kuat?" Ye Fei mengangkat kepalanya dan menatap Su Mohan.
Su Mohan mengerutkan kening dan berkata. "Orang lain yang menghisapnya."
Ye Fei menyipitkan matanya. Pada akhirnya, tangan kecil Ye Fei memegang dagu Su Mohan dan berkata, "Apakah kamu mengikuti teman-temanmu ke tempat seperti Humanity in Heaven?"
Su Mohan menghela napas lega dan berkata, "Iya, setelah aku pergi ke sana, aku menyadari bahwa kamu adalah satu-satunya yang bisa membuatku tertarik."
Ye Fei mendengus, lalu ia duduk di samping dan menendang paha Su Mohan sambil berkata, "Cepat mandi, bayi kita berkata bahwa dia tidak mau menghirup aroma perokok pasif."
Su Mohan tersenyum, lalu ia bangkit dan pergi ke kamar mandi.
Ye Fei menatap punggung Su Mohan dan tatapan matanya menjadi samar. Sebenarnya, ia tidak mencium ada bau asap di tubuh Su Mohan, hanya saja napas Su Mohan yang biasanya sebagian besar memiliki aroma yang jernih. Sedangkan hari ini, Ye Fei sesekali mencium bau tembakau pada napasnya, sehingga Ye Fei menyimpulkan bahwa Su Mohan hari ini mengisap beberapa batang rokok.