Mencuri Hati Tuan Su

Kejutan Tak Terduga



Kejutan Tak Terduga

0Ye Fei sedikit malu dengan kalimat yang Su Mohan katakan secara tiba-tiba, tapi ia masih memasang muka tebal dan berkata, "Dan itu harus menjadi yang terakhir."     

Su Mohan tersenyum dan mencubit wajah Ye Fei gemas. "Lihatlah penampilanmu."     

Ye Fei mendengus dingin beberapa kali. "Huh, seperti yang kuduga, kamu selalu mengatakan hal manis untuk menipu wanita."     

"Jika aku tidak menipu, kamu juga pasti akan tetap jatuh ke dalam pelukanku." Su Mohan tersenyum licik, tampak sedikit lebih sembrono dari biasanya, tapi mampu membuat Ye Fei terpesona.     

Keduanya saling bersenda gurau sebentar, menyapu kabut dari keributan sebelumnya. Ketika mereka sudah lebih tenang, Ye Fei tiba-tiba berkata, "Su Mohan, apa yang terjadi dengan kasus Alai?"     

Su Mohan sedikit mengernyit, kemudian ia menatap Ye Fei dan berkata, "Tidak apa-apa."     

Kali ini, Ye Fei menolak jika Su Mohan masih ingin mengajak bercanda lagi. Ye Fei harus mendesaknya untuk memberikan penjelasan. "Pada akhirnya, bagaimana perkembangan dari kasus Alai? Dia akan dihukum mati satu bulan lagi. Jika kamu tidak bisa membuktikan bahwa dia tidak bersalah, aku khawatir tidak ada yang bisa menyelamatkannya."     

Su Mohan tampaknya tidak ingin membicarakan hal ini terlalu banyak, tapi ia tetap berkata, "Bulan depan aku akan mengatur pertemuan antara kalian berdua."     

Mata Ye Fei berbinar. Ia menoleh untuk melihat pria di sampingnya dengan tatapannya yang cerah, "Apakah maksudmu Alai akan baik-baik saja?"     

Su Mohan menutup mata dan mengangguk ringan, menyembunyikan kerumitan di matanya.     

Hari-hari berlalu dengan cepat dalam sekejap mata. Su Mohan secara alami menjadikan rumah sakit sebagai tempat kerjanya untuk menangani beberapa dokumen, karena ia harus selalu menemani Ye Fei. Tapi karena itu juga, tempat tidur Ye Fei ikut menjadi penuh, yang menyebabkan Ye Fei merasa sangat tidak puas.     

Tapi ia harus mengatakan jika kehadiran Su Mohan memiliki keuntungan. Setidaknya, ia selalu membutuhkan bantuan pria itu karena kakinya diperban. Namun hal yang paling tak disukai oleh Ye Fei adalah pria itu bahkan harus mengikutinya ke kamar mandi!     

Tapi untungnya, dengan desakan terakhirnya, Su Mohan meminta pelayan untuk memasang tirai di samping toilet. Jadi setiap kali Ye Fei melepas celananya saat ingin buang air, Su Mohan berdiri untuk menunggunya di balik tirai.     

Waktu terus berlalu seperti itu. Pada hari kedua setelah Ye Fei dioperasi, mereka berdua memakan sepotong kue. Harus diakui kalau rasa kuenya benar-benar enak, membuat Ye Fei yang rakus meneteskan air liur.     

Namun, pria keji itu langsung menolak untuk memberinya lebih banyak makanan dengan alasan Ye Fei sedang sakit. Ye Fei pun marah dan mengabaikannya selama beberapa jam.     

"Lihat ini." Su Mohan menyerahkan dokumen di tangannya kepada Ye Fei, kemudian Ye Fei menerimanya dengan curiga. Ia tidak mengerti kenapa Su Mohan menyuruh dirinya membaca dokumen itu.     

Tapi setelah membaca, Ye Fei mengerti. Setelah buru-buru membaca beberapa baris teks, ia membulak-balik halamannya dan berkata dengan sorot kegembiraan di matanya, "Apakah ini berarti setengah dari rumah keluarga Ye adalah milikku?"     

Su Mohan mengangguk dan menjawab, "Ya."     

Pikiran Ye Fei dipenuhi dengan segala macam hal untuk sementara waktu. Ia tidak pernah menyangka bila rumah keluarga Ye yang ia pikir tidak akan pernah ia miliki, ternyata sudah dibeli dan ia memiliki setengah bagian untuk dirinya sendiri.     

Dilihat dari dokumen yang diserahkan Su Mohan padanya, ternyata rumah keluarga Ye dibeli oleh Ye Tiancheng dan ibunya bersama-sama. Nama ayah dan ibunya tertulis di sertifikat real estate. Namun sesuai dengan surat wasiat yang ditinggalkan oleh ibunya kala itu, kecuali barang yang memang ditujukan untuk Ye Tiancheng, semua barang lainnya menjadi miliknya sendiri.     

Berarti, setelah ibunya wafat, setengah dari rumah keluarga Ye adalah miliknya!     

Kabar baik yang tiba-tiba ini membuat Ye Fei sedikit tidak dapat memercayainya untuk sementara waktu. Ia tidak pernah berpikir akan ada tempat untuk dirinya sendiri di rumah keluarga Ye yang mewah itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.