Mencuri Hati Tuan Su

Baiklah, Aku Mencintaimu



Baiklah, Aku Mencintaimu

1Melihat suasananya menjadi sangat memalukan, Su Mohan menoleh untuk melihat Ye Fei dan tidak bisa menahan diri untuk tidak berkata, "Lalu apa yang kamu sukai dariku?"     

Ye Fei sedikit terkejut. Ia sedikit malu saat melihat mata Su Mohan yang agresif. Apa yang ia sukai darinya? Apa yang ia sukai ...     

Karena lumayan besar?     

Entah kenapa pikiran Ye Fei tiba-tiba mengulang apa yang baru saja Su Mohan katakan, kemudian wajahnya yang lembut langsung tersipu kembali.     

Su Mohan bisa mengatakan itu, tapi ia tidak bisa!     

Jika ia benar-benar mengatakan itu, apa yang akan Su Mohan pikirkan tentangnya? Ye Fei seperti mengubur dirinya sendiri!     

"Hm?" Su Mohan tampaknya tidak sabar menunggu jawabannya. Ia memperhatikan Ye Fei yang ekspresi wajahnya terus berubah-ubah selama beberapa saat dan tidak tahu apa yang ada di pikirannya.     

Mendengar desakan Su Mohan, Ye Fei sedikit menoleh dan berkata, "Bukankah aku tidak mengatakan kalau aku mencintaimu?"     

Su Mohan langsung terkejut dan mengingat kembali dengan hati-hati. Seketika wajahnya tertekuk, karena ia baru sadar apabila wanita itu sepertinya tidak pernah mengatakan bahwa dia mencintainya dengan serius!     

Jika demikian, berarti Su Mohan telah mengatakan kalau dirinya mencintai wanita itu sebanyak dua kali, sedangkan Ye Fei belum mengatakannya sama sekali. Bahkan Su Mohan sampai-sampai merasa energinya sudah terkuras banyak untuk mengatakannya.     

Su Mohan tiba-tiba merasa kesal dan mencubit dagu Ye Fei sambil berkata, "Katakan bahwa kamu mencintaiku."     

"Kamu mencintaiku."     

Mata Su Mohan berubah semakin tajam. Ia menatap perempuan mungil di bawahnya sambil mengerutkan kening dan berkata, "Bukan, katakan aku mencintaimu."     

Ye Fei tersenyum dan berkata, "Aku tahu kamu mencintaiku, jadi jangan mengatakannya berkali-kali dalam sehari. Aku jadi sangat malu mendengarnya."     

Su Mohan menyipitkan mata dan berkata, "Kesempatan terakhir."     

Ye Fei menjilat bibirnya yang kering. Jantungnya sedikit berdebar dan ia ragu-ragu untuk beberapa saat hingga akhirnya berkata, "Su Mohan, sebenarnya, aku tidak tahu apakah aku mencintaimu atau tidak. Tapi aku yakin kalau aku menyukaimu. Perasaan cinta itu terlalu samar, aku ... Baiklah, aku mencintaimu."     

Melihat mata Su Mohan yang semakin memancarkan sorot berbahaya dan amat dingin seolah cukup untuk membekukannya menjadi es, Ye Fei mengubah kalimatnya dengan cerdik.     

Su Mohan melirik luka di tubuh Ye Fei dan melepaskannya untuk saat ini. Tapi Ye Fei tidak tahu Su Mohan memiliki banyak dendam. Pria itu melepaskannya karena melihat kondisinya saat ini. Setelah luka di tubuh Ye Fei sudah sembuh, Su Mohan akan membuatnya memohon selama beberapa hari sampai Ye Fei menangis dan berkata bahwa ia mencintai Su Mohan seribu kali, sampai ia menyerah.     

"Su Mohan, kamu belum memberitahuku kenapa kamu bisa bersama Ye Ya kemarin?" Ye Fei bertanya sambil bertumpu pada lengannya, masih khawatir tentang hal itu. Bagaimanapun, ia benar-benar bukan wanita yang murah hati.     

Su Mohan mengerutkan kening dan berkata, "Dia berkata kalau dia memiliki sesuatu yang berhubungan denganmu, lalu dia mengajakku untuk bertemu."     

Ye Fei tidak bisa memercayainya. Ia tidak menyangka Ye Ya bisa menggunakan dirinya sebagai alasan untuk membuat janji dengan Su Mohan.     

Tapi, pegangan seperti apa yang bisa Ye Ya miliki di tangannya? Sejak ia masih kecil, meskipun Ye Fei sedikit licik dan keras kepala, ia tidak pernah melakukan sesuatu yang membahayakan. Mengenai hubungan antara pria dan wanita, ia bahkan lebih polos dari Ye Ya.     

Mungkin, Ye Ya sama sekali tidak punya sesuatu yang ingin dia katakan. Dia hanya ingin menggunakan kesempatannya untuk mengajak Su Mohan keluar.     

"Tapi aku jelas melihat ada sebuah kue ulang tahun di atas meja," kata Ye Fei.     

"Dia yang meletakkannya. Sejak aku datang, kue itu sudah berada di atas meja. Kupikir itu adalah hari ulang tahunnya, jadi aku tidak memedulikannya."     

Ye Fei terdiam beberapa saat, kemudian mengingat kembali apa yang dikatakan oleh Chu Zheng kemarin. Betapa lambannya pria ini. Dia bahkan benar-benar tidak ingat hari ulang tahunnya sendiri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.