Mencuri Hati Tuan Su

Aku di Sini, Aku Selalu Ada di Sini



Aku di Sini, Aku Selalu Ada di Sini

3Dokter asing itu takut pada Su Mohan, namun Ye Fei tidak.     

Ye Fei langsung berkata, "Dokter, pria ini baru saja berteriak padaku dengan galak dan mencekik leherku. Dia juga melempar piring dan mangkuk ke lantai!"     

Su Mohan menatap Ye Fei yang menuduhnya sebagai orang jahat, kemudian ia terkekeh dengan sinis.     

Dokter itu mengerutkan kening dan berkata, "Oh, sayang, sungguh malang nasibmu. Aku sangat bersimpati padamu …"     

Disaat yang sama, dokter lain telah melangkah maju dan membuka pakaian Ye Fei, kemudian mulai memeriksa luka di tubuh Ye Fei.     

Wajah Su Mohan tampak amat tidak senang. Ia ingin menghentikan dokter itu, tapi saat melihat ada semakin banyak noda darah di pakaian Ye Fei, ia segera menekan bibirnya dan mengurungkan niat.     

"Ini gawat, luka bekas operasinya terbuka. Segera masuk ke ruang operasi sekarang juga." Para dokter menjadi lugas beberapa saat.     

Ye Fei memandang para dokter dengan jas putih itu dan tidak bisa menahan senyumnya, lantas ia berkata, "Dokter, aku tidak akan mati, kan? Aku belum ingin mati …"     

"Oh, sayangku, semuanya akan baik-baik saja, jangan khawatir. Aku akan berusaha sebaik mungkin untuk melakukan tindakan penyelamatan darurat." Seorang dokter asing berkata dengan lega dalam bahasa Cina yang sangat tidak lancar.     

Wajah Su Mohan semakin menggelap. Orang itu bilang 'sayang'? Sayang?!     

Ia bahkan belum pernah memanggil Ye Fei seperti itu!     

Berani sekali monster rambut pirang ini memanggil Ye Fei dengan sebutan 'sayang'!     

Ye Fei jelas mengabaikan panggilan itu. Bagaimanapun, perbedaan sikap dari orang asing sudah bukan rahasia lagi, jadi ia tidak terkejut. Tapi pada saat ini, perhatiannya terfokus pada kata 'penyelamatan'.     

"Penyelamatan? Kenapa harus penyelamatan? Apakah aku hampir mati?!" Volume suara Ye Fei meninggi. Ia tampak sedikit gelisah sambil memegangi lengan baju dokter.     

Ye Fei tidak akan pernah mengakui bahwa tempat yang paling ia benci sejak kecil adalah rumah sakit. Tentu saja, ia tidak akan keberatan jika datang ke rumah sakit untuk mengunjungi orang lain.     

Namun, yang ia takutkan adalah rasa sakit dan kematian!     

Penanganan yang kemarin dilakukan saat ia tidak sadarkan diri, sehingga semua itu tidak masalah. Tapi sekarang Ye Fei sedang dalam keadaan sangat sadar. Mereka benar-benar akan membedah tubuhnya menggunakan pisau. Membayangkannya saja sudah membuat Ye Fei berkeringat dingin!     

"Oh, sayang, jangan takut! Aku pasti akan melindungi dan menjagamu dengan baik!" Dokter asing itu membuka mulutnya lagi dan mencoba menenangkan Ye Fei.     

Su Mohan yang berdiri di samping sudah mengepalkan tinjunya. Ia ingin sekali memukul gigi dan perut monster rambut pirang itu. Tapi melihat Ye Fei akan kembali masuk ke dalam ruang operasi, tindakan itu akan menghambat semuanya. Jadi ia memutuskan untuk menyelesaikan urusan ini nanti!     

Ye Fei menarik napas dalam-dalam. Ia menggenggam tangan Su Mohan dengan erat dan berkata, "Su Mohan, aku takut …"     

Su Mohan juga balas memegang tangannya dengan erat dan berkata, "Aku di sini, aku selalu ada di sini."     

Mata Ye Fei menjadi basah. Ia ingin tersenyum, tapi ia benar-benar tidak bisa melakukannya karena brankarnya sedang didorong menuju meja operasi.     

Proses operasi ternyata tidak sesakit dan separah yang dibayangkan, bahkan bisa dikatakan tidak sakit sama sekali. Rasa sakit sebelum masuk ruang operasi pun sudah hilang. Penjelasan yang diberikan oleh dokter asing adalah karena adanya penggunaan anestesi pada bagian tubuh yang dioperasi.     

Namun rasanya sangat tidak nyaman ketika terbaring di meja operasi dan melihat ke arah lampu sorot di atas kepala. Ditambah lagi, beberapa dokter yang mengenakan jubah operasi berwarna biru dan sarung tangan putih dengan pisau bedah itu tampak mengerikan.     

Seiring berlalunya waktu, Ye Fei secara bertahap melupakan rasa takut yang disebabkan oleh operasi tersebut, dan kalimat Su Mohan selalu terulang di benaknya: 'Aku mencintaimu'.     

Su Mohan mengatakan bahwa dia mencintainya?     

Ye Fei masih merasa sedikit tidak bisa memercayainya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.