Mencuri Hati Tuan Su

Aku Ingin Menjadi Wanitamu



Aku Ingin Menjadi Wanitamu

0"Lepaskan!" Suara Su Mohan sangat dingin. Mereka berdua saling berebut kue itu dan sama-sama menolak untuk melepaskannya.     

"Pergi!" Ye Fei sangat marah.     

Wajah Su Mohan berubah menghitam dan merah. Ia dengan erat meremas pergelangan tangan Ye Fei dan mengambil kuenya dengan tangan yang lain, kemudian berbalik dan meletakkannya di ambang jendela di sampingnya.     

Melihat Ye Fei tidak bisa melawan, air mata penuh amarah mengalir dari matanya. Tapi Ye Fei tetap menolak mengalah. "Su Mohan, dasar kamu bajingan! Kamu adalah sampah!"     

Su Mohan akhirnya tidak tahan dengan mulut kecil Ye Fei yang melemparkan kalimat-kalimat kejam itu. Ia benar-benar tidak bisa mengerti bagaimana mulut yang biasanya lebih manis dari madu saat merajuk padanya bisa berubah menjadi pisau yang tajam sekarang. Kalimat Ye Fei seperti sedang menyayatnya hidup-hidup hanya dengan satu pisau dan hampir membuatnya kehabisan darah!     

Amarah Ye Fei masih belum reda. Kepalanya terasa sakit, namun aura yang familiar mendekat ke wajahnya. Su Mohan menarik kepala Ye Fei dengan satu tangan dan mencium bibir merah jambunya dengan keras, seperti memberi sebuah hukuman, sangat agresif dalam menyatakan kepemilikannya.     

Hidung Ye Fei terasa sakit. Bajingan ini menggertak dirinya lagi!     

Tiba-tiba, Su Mohan melepaskan wanita di depannya. Darah pun mengalir keluar dari bibirnya. Ternyata makhluk kecil ini menggigitnya!     

Ye Fei memandang pria di depannya dengan wajahnya yang kemerahan, kemudian mengangkat tangan untuk mengusap bibirnya dengan keras, seolah-olah tidak menyukai sentuhan yang baru saja Su Mohan berikan. "Su Mohan, apa yang kamu inginkan? Bukankah aku sudah mengatakan bahwa aku mengakui kekalahanku? Tidak bisakah kamu membiarkanku kalah saja? Aku harus bagaimana lagi agar kamu puas?!"     

Tubuh Su Mohan bergetar karena amarah atas tindakan Ye Fei. Ia menggertakkan giginya dan berkata, "Apakah kamu sangat ingin meninggalkanku? Ye Fei! Biar aku beritahu, kamu tidak akan bisa pergi kemana pun selain berada di sisiku. Jika kamu berani kabur meskipun hanya setengah langkah, aku akan menghabisi keluarga Song!"     

Pada saat ini, tubuh Ye Fei juga gemetar karena marah dan wajahnya menjadi pucat. "Selain hanya bisa memaksaku, kamu juga hanya bisa mengancamku! Apalagi yang bisa kamu lakukan selain itu? Su Mohan, kamu tidak tahu malu, kamu jahat, kamu munafik, kamu adalah pembohong besar. Kamu memiliki banyak wanita, tapi kenapa kamu harus menahanku? Apakah aku salah kalau aku tidak ingin menjadi mainanmu atau peliharaanmu?!"     

Seluruh tubuh Su Mohan menegang. Ia tidak pernah menyangka bahwa Ye Fei akan berpikiran seperti itu.     

Mainan?     

Peliharaan?     

Ye Fei pikir ia hanya memperlakukannya sebagai mainan?     

Apakah wanita ini tidak punya otak? Apakah dia masih tidak mengerti siapakah dirinya bagi Su Mohan?     

Pada saat ini, Su Mohan menjadi lebih tenang. Ia menatap Ye Fei yang masih emosi di tempat tidur dan berkata, "Jika kamu tidak ingin menjadi mainan dan peliharaan, lalu kamu ingin menjadi siapa?"     

Ye Fei tidak takut, ia menatapnya dengan mata yang merah dan membalas, "Aku ingin menjadi wanitamu!"     

Su Mohan terkejut, tidak menyangka bahwa Ye Fei akan mengaku dengan jujur. Dia berkata bahwa ingin menjadi wanitanya...     

Wajah Ye Fei menjadi pucat dan menatap Su Mohan sambil melanjutkan kalimatnya, "Aku ingin menjadi wanitamu, satu-satunya wanitamu. Tidak apa-apa jika tidak menjadi nona dari Tuan Su, tapi aku ingin menjadi Nyonya Besar Su!"     

Su Mohan berdiri di sana sambil menatap wanita di depannya dengan bingung. Matanya terasa semakin panas, seolah perasaan yang telah ia berikan telah dibalas dengan setimpal. Tiba-tiba perasaan yang kuat dan panas itu menjadi lebih bergejolak dan bergelombang.     

Tapi Ye Fei jelas tidak memperhatikan perubahannya. Melihat Su Mohan yang hanya berdiam diri dan tidak berbicara, seolah-olah seperti tidak tahu bagaimana cara untuk menolak, ia kemudian hanya menunduk dan berkata dengan pelan, "Su Mohan, bukankah kamu sangat ingin menaklukkanku? Aku sudah menyerah. Ya, kamu menang, kamu sudah menang. Karena kamu tidak bisa memberikan apa yang aku inginkan, tolong biarkan aku pergi …"     

"Siapa bilang kamu sudah kalah?" Su Mohan melangkah maju dan menarik Ye Fei ke dalam pelukannya, lalu menertawakan dirinya sendiri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.