Mencuri Hati Tuan Su

Kancing Lengan Kemeja



Kancing Lengan Kemeja

1Lebih dari 10 menit kemudian, begitu Ye Fei selesai mengganti pakaiannya, Chu Zheng sudah siap menunggu di lantai bawah. Ye Fei buru-buru memeriksa kartu banknya lalu mengambil tas dan berlari keluar ruangan.     

"Pertama-tama, kita pergi ke Plaza Ginza lebih dulu," kata Ye Fei pada Chu Zheng setelah masuk ke dalam mobil.     

Chu Zheng mengangguk. Tanpa banyak bertanya dan bicara, Chu Zheng langsung mengemudikan mobil, melaju ke arah Plaza Ginza. Setelah lebih dari setengah jam, keduanya tiba di tempat tujuan.     

Ye Fei dan Chu Zheng langsung pergi ke lantai 2. Sampai di lantai 2, Ye Fei langsung menghela napas lagi. Ia sadar jika dirinya hanya mampu membeli aksesoris di mall ini.     

Tapi omong-omong, haruskah ia juga meluangkan waktu untuk melihat perusahaan yang dipindah tangankan oleh keluarga Ye padanya?     

Hanya saja, sekarang ia masih terlalu lembek dan tidak berpengalaman. Ye Fei khawatir akan ditipu oleh kaki tangan Ye Tiancheng di masa depan. Bagaimanapun, mereka telah berada di dunia bisnis selama bertahun-tahun, dan mereka semua adalah orang tua yang licik. Sedangkan Ye Fei bisa dibilang masih harus banyak belajar dalam hal bisnis.     

Ye Fei berpikir sejenak dan akhirnya memutuskan untuk berbalik, membiarkan Su Mohan mempekerjakan dua orang yang dapat dipercaya untuk membantunya sementara ini.     

"Apa yang akan Anda berikan kepada tuan muda?" Chu Zheng tidak bisa menahan rasa penasarannya, sehingga ia bertanya saat melihat Ye Fei yang berkeliaran ke sana-kemari. Ia terus merasa canggung, mengetahui bahwa ini adalah pertama kalinya ia berbelanja dengan seorang wanita sendirian!     

"Semacam ikat pinggang atau dasi ... Ah, tapi sepertinya aku sudah memberinya dasi terakhir kali. Bukankah tidak terlalu bagus jika aku memberinya dasi lagi?" tanya Ye Fei.     

Chu Zheng mengangkat bahunya, berpikir bahwa meskipun Ye Fei memberikan seratus buah dasi, jumlah itu tidak akan dianggap terlalu banyak bagi tuan muda. Ia hanya berpikir bagaimana tuan muda akan memakai semuanya jika hanya memiliki satu leher.     

"Bagaimana dengan kancing lengan kemeja?" Ye Fei melihat ke arah sebuah etalase di depannya yang dipenuhi dengan deretan kancing halus yang sederhana dan mewah, lebih indah dari anting-anting wanita.     

Chu Zheng mengangguk dan melihat kancing lengan kemeja di etalase tersebut. Sepasang kancing yang indah dikemas dalam kotak yang mewah. Beberapa kancing itu ada yang bertatahkan berlian maupun bertatahkan batu amber. Ada juga yang menggunakan logam. Bisa dibilang semuanya lengkap dan tersedia. Jika seorang pria yang menyukai perhiasan melihat ini, maka wajib untuk memilih beberapa pasang sebelum meninggalkan tempat ini.     

Chu Zheng mengangkat kepalanya untuk melihat wanita di sebelahnya. Saat ini, wanita tersebut terus menunduk dan fokus memilih hadiah. Konsentrasi Ye Fei sedikit membuat Chu Zheng teralihkan.     

"Bagaimana dengan ini?" Tiba-tiba, Ye Fei mengangkat kepalanya dan menunjuk ke salah satu dari kancing-kancing di etalase dan bertanya pada Chu Zheng.     

Chu Zheng menunduk dengan panik dan mengikuti arah jari telunjuk Ye Fei yang putih. Wanita itu memilih sepasang kancing lengan kemeja berwarna hitam. Kancingnya merupakan berlian hitam yang tepiannya berwarna emas pucat. Selain itu, tidak ada tambahan lain, kancingnya terlihat sederhana.     

"Apakah warna hitam tidak membuatnya terlihat suram?" Chu Zheng memberikan opini.     

Ye Fei kembali berpikir sejenak. Perawakan Su Mohan biasanya tampak tenang. Jika ditambahkan dengan sepasang kancing hitam, itu akan membuat penampilannya semakin tampak suram.     

Ye Fei kembali menunduk untuk memilih setiap pasang kancing lagi dengan hati-hati.     

Chu Zheng sedikit mendongakkan kepalanya. Wajah Ye Fei yang halus terlihat dari samping. Mau tak mau, Chu Zheng jadi merasa sedikit terpesona.     

Chu Zheng masih ingat saat pertama kali Ye Fei muncul di depan tuan muda. Ia juga ingat bagaimana Ye Fei mengenakan seragam seksi saat menjual alkohol di bar, dan ingat bahwa Ye Fei sangat suka menggodanya. Namun ia tidak menyangka, hanya dalam waktu enam bulan, Ye Fei mampu merebut hati tuan muda.     

"Bagaimana dengan ini?" Ye Fei menunjuk ke sepasang kacing lain dan melihat ke arah Chu Zheng, secara kebetulan bertatapan dengan sepasang mata yang sedang memandang ke arahnya.      

"Apa yang sedang kamu pikirkan?" Ye Fei tidak tahan untuk bertanya kepada Chu Zheng.     

Chu Zheng mengangkat alis. "Rahasia."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.