Mencuri Hati Tuan Su

Tarik dan Tarik



Tarik dan Tarik

0Setelah mandi, wajah Ye Fei merona merah akibat efek air hangat. Ia melirik Su Mohan yang masih sibuk mengurus dokumen, kemudian menuangkan secangkir air hangat untuknya. Ye Fei tidak bisa menahan diri untuk tidak mengeluh, "Apakah semua orang yang ada di perusahaanmu pemalas? Sehingga harus membuatmu mengerjakan segalanya."     

Su Mohan memeluk Ye Fei dan meletakkannya di pangkuan. "Apakah kamu merindukanku?"     

Ye Fei tersenyum dan mencium dagunya. "Tentu saja aku merindukanmu."     

Su Mohan memandang Ye Fei dan jelas suasana hatinya menjadi lebih baik, tidak seperti penampilannya sebelum ini. Jadi ia pun berkata, "Apa yang membuatmu begitu bahagia hari ini?"     

"Aku bahagia selama melihatmu bahagia," kata Ye Fei lembut, matanya yang menawan tersenyum seperti dua bulan sabit.     

Su Mohan langsung mencium bibir cerinya dan tidak mau melepaskan ciuman sampai seluruh tubuh Ye Fei menjadi rileks.     

Ye Fei tersipu dan melompat turun dari pangkuan Su Mohan sambil berseru, "Dasar nakal!"     

Su Mohan tersenyum. "Aku hanya ingin merasakan apa yang kamu makan. Bibirmu sangat manis."     

Ye Fei berlari kembali ke sofa dengan telinga yang merah. Ia berencana untuk membaca buku dan pergi tidur, kemudian bangun pagi-pagi sekali di keesokan harinya untuk pergi ke pusat perbelanjaan demi hadiah, dilanjutkan pergi ke toko kue untuk memesan kue.     

Tapi saat Ye Fei baru saja bersandar di sofa, ia merasakan bagian punggungnya seperti terganjal sesuatu, membuatnya merasa tidak nyaman. Jadi ia menyentuh bagian yang terasa tidak nyaman dan tiba-tiba mengeluarkan seikat benang wol. Hal itu membuatnya amat terkejut sehingga ia langsung menegakkan punggung.     

Bukankah ia sudah membuang benang wol itu ke tempat sampah?!     

Kenapa sekarang benda ini bisa berada di belakang bantal?!     

Ye Fei tampak sedikit bingung pada gumpalan benang wol di belakang bantal. Ia meletakkannya kembali di belakang bantal, tapi ia benar-benar ingat kalau sudah membuang benda menyedihkan itu!     

Ye Fei menoleh untuk melihat ke tempat sampah, lalu menghela napas lega.     

Ia menebak kalau pelayan datang untuk membersihkan sampah dan menemukan bahwa benang wol itu ada di tempat sampah. Mungkin pelayan mengira ia membuangnya karena emosi dan khawatir akan menyesal, jadi pelayan membantunya mengeluarkan benda tersebut dari tempat sampah dan menyembunyikannya di belakang sofa.     

Ye Fei mengatupkan bibir dan tiba-tiba ingin memarahi pelayan dengan beberapa kalimat umpatan. Kemudian ia duduk tegak di sofa dengan kaki disilangkan, memikirkan bagaimana ia bisa menyembunyikan seikat benang wol ini dengan tenang.     

Su Mohan, yang sedang mengoreksi beberapa dokumen telah memperhatikan gerak-gerik Ye Fei. Ia melihat sosok Ye Fei yang menggemaskan, dan sebuah niat untuk menggodanya muncul dibenaknya.     

Setelah Ye Fei duduk diam selama lebih dari sepuluh menit, ia mengambil buku di depannya, kemudian melirik Su Mohan yang sedang tenggelam dalam pekerjaannya. Tangan kecilnya meraih ke belakang bantal dan mengambil segenggam wol, kemudian dijejalkan ke dalam pakaiannya.     

'Aku menariknya ... Aku menariknya ... Tarik dan tarik terus …'     

Tidak tahu bagaimana, wolnya menjadi berantakan dan berserakan. Ye Fei menarik benangnya dari sofa untuk waktu yang lama sambil terus bersandar pada bantal sofa.     

Suara gesekan terdengar. Sarung sofa yang ada di atas sofa juga ikut terseret akibat ulah Ye Fei.     

Sarung sofa sialan, kenapa rumbainya harus bercampur dengan benang wol?! Bagaimana caranya membedakan dua benang itu?     

Ye Fei merasa sakit kepala sambil mengusap dahinya. Kemudian ia melirik Su Mohan lagi dan akhirnya menggertakkan gigi. Ia langsung menarik sisa benang wol dan sarung sofa itu, lalu memasukkannya dengan kecepatan kilat ke dalam pakaiannya.     

Dalam sekejap, perut Ye Fei membesar, seperti wanita yang sedang hamil 6 hingga 7 bulan.     

Ye Fei membalikkan punggungnya dari Su Mohan untuk mencegah pria itu mengetahui semuanya. Ia diam-diam turun dari sofa, berencana untuk menjejalkan semua benang ke bawah tempat tidur dan akan mengurusnya lagi saat ada kesempatan.     

Tapi Su Mohan telah memperhatikan setiap gerakan yang dibuat oleh Ye Fei. Ia melihat Ye Fei turun dari sofa, kemudian mengangkat matanya untuk melihat Ye Fei lagi. Pada saat yang sama, Su Mohan mengambil gelas berisi air di meja untuk menyembunyikan tindakannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.