Mencuri Hati Tuan Su

Menjadi Marah dan Kesal Karena Malu



Menjadi Marah dan Kesal Karena Malu

1Setelah berpikir beberapa saat, Ye Fei tidak memiliki petunjuk apa pun. Ia kembali mengambil ponselnya dan menjelajahi halaman web yang membosankan tanpa berharap banyak bisa menemukan hadiah yang bagus.     

Beberapa menit kemudian, matanya tiba-tiba berbinar dan ia langsung duduk di sofa.     

Ini tidak buruk ...     

Memberikan sebuah hadiah buatan tangan atau membuat kue sendiri adalah hal bagus ... Meski secara teknis tingkat keahlian membuat kue milik Ye Fei sepertinya agak rendah, namun arti di balik hadiah buatan tangan sendiri selalu memiliki makna yang berbeda.     

Jadi Ye Fei berpikir, selama ia memilih toko kue yang rasanya enak, lalu jika hasil hiasan kuenya ternyata jelek, harusnya tidak apa-apa. Lagi pula, selama rasa kuenya enak, itu benar-benar tidak menjadi masalah!     

Dengan gagasan tersebut, alis Ye Fei naik. Ia cepat-cepat mengirim pesan pada Chu Zheng, namun Ye Fei malah menghela napas panjang karena jaringan internetnya.     

 'Asisten Chu, maukah kamu menemaniku keluar besok?'     

Ketika Chu Zheng menerima pesan tersebut, ia terkejut dan berpikir bahwa, bukankah besok adalah hari ulang tahun Tuan Su? Kenapa Ye Fei ingin keluar bersamanya?     

Tapi setelah memikirkannya, ia cepat-cepat menebak jika Ye Fei ingin menyiapkan hadiah untuk Tuan Su. Kemudian ia segera mengangguk dan membalas, 'Hubungi saya jika Anda sudah siap untuk pergi, saya akan datang untuk menjemput.'     

Ye Fei mengangguk puas. Ia membalas, 'Maaf merepotkanmu. Apakah besok kamu juga bisa membawa kamera untuk kupinjam?'     

Meskipun Chu Zheng tidak tahu apa yang akan dilakukan Ye Fei, ia sangat yakin bahwa Ye Fei ingin menyiapkan hadiah untuk Tuan Su, jadi ia hanya mengiakan saja.     

Jadi, Ye Fei mulai mencari toko kue dengan reputasi yang baik di Internet dan berencana untuk membohongi Su Mohan besok pagi agar diizinkan pergi.     

Kedua orang yang ada di ruangan itu sedang berkutat dengan pikirannya masing-masing, sehingga tidak ada komunikasi di antara mereka. Mereka makan malam bersama sekitar jam lima sore, lalu Ye Fei membaca buku lagi dan berencana untuk mandi, kemudian tidur.     

Setelah Ye Fei masuk ke kamar mandi, Su Mohan meletakkan dokumen di tangannya dan duduk di sofa.     

Ia menyalakan rokok dengan santai, seolah-olah ada sesuatu yang ada di dalam pikirannya.     

Su Mohan duduk di sofa untuk waktu yang lama sampai ia menghabiskan sebatang rokok. Setelah ia mematikan puntung rokok di asbak, ia secara tidak sengaja melihat tempat sampah dan mengerutkan kening.     

Para pelayan di sini harusnya sudah tahu aturannya. Sampah yang ada di tempat sampah tidak boleh melebihi setengah dari tinggi tempat sampah. Tapi saat ini, isi sampahnya jelas hampir mencapai bibir tempat sampah. Jangan bilang bahwa karena ketidakhadirannya, para pelayan tidak ada yang datang serta khawatir Ye Fei menjadi terganggu karena itu?     

Saat ini, tatapannya jatuh pada segumpal benang wol abu-abu di bawah gumpalan kertas. Ia mengulurkan tangan dan mengeluarkan dua gumpalan kertas, kemudian Su Mohan mengerutkan kening dan mengeluarkan benda tersebut.     

Di bawah tumpukan kertas terdapat gumpalan benang wol yang saling tersangkut dengan berantakan. Ada beberapa baris jahitan yang tidak rata di bagian atas. Terlihat seperti ada sesuatu yang ingin dirajut, namun dari tingkat jahitannya, terlihat kalau orang yang berencana merajut ini pasti sangat bodoh. Jadi, tak perlu dikatakan lagi, Su Mohan bisa menebak siapa pelakunya.     

Karena para pelayannya bisa dikatakan serba bisa, dan satu-satunya yang dimanjakan sebagai nona muda adalah wanita kecilnya, yaitu Ye Fei!     

Su Mohan meratakan baris atas jahitan dan menyentuhnya dengan ringan. Sudut bibirnya terangkat dan membentuk sebuah senyum timpang. Sepertinya ini adalah sweater pria. Apakah Ye Fei berencana merajut ini untuk dirinya?     

Tapi kenapa Ye Fei membuangnya ke tempat sampah? Apakah karena Ye Fei tidak bisa menyelesaikannya sehingga merasa sangat malu dan marah?     

Su Mohan menjejalkan benang wol di belakang bantal sofa, dengan sengaja memperlihatkan seutas benang, lalu meminta pelayan untuk membuang isi tong sampah. Kemudian ia duduk kembali ke meja kerja untuk mengurus beberapa dokumen.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.