Mencuri Hati Tuan Su

Pernapasan Buatan di Atas Geladak



Pernapasan Buatan di Atas Geladak

0Dimulai dari letupan pertama, satu demi satu kembang api lain menyusul dan meledak di udara. Warna biru, ungu, merah, dan hijau, beriringan satu sama lain, seperti kembang api yang dinyalakan saat tahun baru Imlek. Sekelompok cahaya dari kembang api terpantul di laut yang gelap, membuat lautnya menjadi lebih cemerlang dari sebelumnya. Keheningan laut yang tadinya gelap memantulkan cahaya terang seperti bintang yang bersinar.     

Mata Ye Fei memantulkan cahaya bunga-bunga api indah yang sedang mekar. Di malam yang sunyi, kembang api yang cerah tersebut sepertinya telah terukir di dalam hidupnya.     

Su Mohan sepertinya takut Ye Fei akan tertiup angin laut, ia kemudian memeluknya lebih erat. "Apakah kamu menyukainya?"     

Mata Ye Fei sedikit lembab, tapi ia hanya mengangguk dalam diam.     

Su Mohan berkata dengan lembut, "Aku akan mengajakmu lagi tahun depan."     

Ekspresi Ye Fei melahirkan senyum yang dangkal. Sambil melihat kembang api yang menerangi seluruh langit, perasaannya menjadi sangat bahagia.     

"Su Mohan, sebenarnya kalung itu tidak hilang." Ye Fei melihat kembang api sambil berbicara dengan lembut.     

"Aku tahu. Kalungnya ada di sakuku," balas Su Mohan lembut.     

Ye Fei tertegun dan memejamkan matanya untuk menutupi matanya yang basah. Ternyata sejak awal Su Mohan sudah mengetahui semuanya.     

Su Mohan mengeluarkan liontin daun dari sakunya dan memasangnya di kalung itu lagi. Kemudian ia membantu memasangkannya di leher Ye Fei lagi dan mengencangkan kaitannya.     

Ye Fei mengangkat jarinya dan membelai liontin daunnya dengan lembut. Ia tiba-tiba teringat dengan apa yang wanita dengan gaun hijau katakan sebelumnya. Ye Fei segera berkata, "Su Mohan, kamu benar-benar menghabiskan lebih dari 4 miliar untuk membuat liontin daun ini?"     

Su Mohan menggenggam pundak Ye Fei dan memintanya untuk berbalik menghadap ke arahnya. Ia mengangkat dagunya dan berkata, "Jangan bilang karena jumlahnya 4,2 milyar, kamu mengira aku menipumu?"     

"Jadi kamu benar-benar menghancurkan puluhan karat berlian?" Nada Ye Fei sedikit tinggi, kemudian terpecah dan tersebar jauh dibawa serta oleh angin laut.     

"Ya." Su Mohan mengangkat alisnya dan mengangguk.     

Wajah mungil Ye Fei berkerut seperti bola yang kempes, kemudian memukulkan tinjunya tanpa ampun di dada Su Mohan. "Su Mohan, apakah kamu sudah gila?! Kamu sangat boros! Aku benar-benar marah padamu!"     

Su Mohan meraih tinju kecil Ye Fei dan mencium keningnya. "Aku tidak boros."     

"Lalu kenapa kamu …?"     

"Karena kamu adalah daun kecil yang unik." Suara serak Su Mohan terdengar. Ia menatap sepasang mata Ye Fei yang jernih.     

'Karena kamu sangat unik dan spesial bagiku. Oleh karena itu aku menghabiskan milyaran uang untuk membuat liontin daun yang unik dan tiada duanya di dunia ini untukmu.'     

Kata-katanya membuat Ye Fei tersipu, tinju kecilnya tidak memiliki kekuatan lagi untuk memukul Su Mohan. Sepasang matanya yang indah mengelak karena rasa malu, tidak berani menatap pria di depannya.     

Ye Fei mengulurkan jarinya dan menggambar lingkaran di dada Su Mohan dengan lembut. Apakah ini merupakan sebuah pengakuan dari perasaannya?     

Karena ia unik dan tidak ada duanya. Jadi itu sebabnya Su Mohan bisa menghabiskan milyaran uang untuk menghancurkan semua berlian murni hanya untuknya.     

Melihat penampilan Ye Fei yang centil seperti mawar kecil, Su Mohan akhirnya tidak bisa menahan diri dan membungkuk untuk memberikan ciuman panjang.     

Ye Fei bersandar langsung ke pagar di geladak kapal, perlahan menutup matanya dan dengan lembut menanggapi ciuman dari Su Mohan.     

Dua menit kemudian ...     

"Su Mohan, apakah pagar di geladak ini kuat?"     

"Aku tidak tahu."     

"Bagaimana mungkin kamu tidak tahu? Jika pagar ini tidak kuat, apa yang akan aku lakukan jika aku jatuh ke dalam laut?" tanya Ye Fei.     

"Aku bisa berenang."     

"Tapi tetap saja aku takut …"     

"Aku juga bisa memberikan pernapasan buatan."     

"Hum …"     

Di bawah langit yang penuh dengan kembang api, Ye Fei dan Su Mohan yang berada di atas geladak mengandalkan pagar untuk saling memberikan pernapasan buatan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.