Mencuri Hati Tuan Su

Seorang yang Ahli Dalam Melayani Orang Lain



Seorang yang Ahli Dalam Melayani Orang Lain

2Begitu Su Mohan mengatakan itu, semua orang tercengang dan ekspresi Ye Tiancheng menjadi malu. Ia tadi mengatakan bahwa pernikahan antara dua keluarga sudah dekat, tapi ia sama sekali tidak menyebutkan siapa yang akan dinikahi oleh Su Mohan. Bahkan jika Su Mohan benar-benar ingin menikahi Ye Fei, ia tidak akan menyangkalnya. Biar bagaimanapun, entah calonnya adalah Ye Fei atau Ye Ya, pernikahan itu tetap menjadi pernikahan antara keluarga Su dan keluarga Ye.     

Tapi selama Su Mohan mengangguk dan setuju untuk pergi ke rumah keluarga Ye, semua orang akan berasumsi bahwa ia diam-diam setuju untuk menikahi Ye Ya. Tapi Ye Tiancheng tidak pernah berpikir kalau Su Mohan akan mendukung Ye Fei secara terbuka. Sikap itu sangat jelas terlihat di wajahnya.     

Ye Fei juga memikirkan pertanyaan Su Mohan dengan sangat serius, kemudian mengangguk. "Baiklah, kalau begitu aku akan membuat daftar makanan yang ingin aku makan setelah kita kembali. Nanti kamu bisa menyerahkannya pada Bibi Jiang, sehingga Bibi Jiang bisa menyiapkannya lebih awal."     

Mendengarkan percakapan di antara keduanya, semua orang semakin tercengang. Mereka tidak bisa untuk tidak diam-diam mengatakan dalam hati mereka bahwa Tuan Su dan nona dari keluarga Ye ini sama-sama menganggap Jiang Huiru sebagai juru masak dengan sesuka hati. Ditambah lagi mereka ingin membuat daftar makanan. Apakah itu pantas?     

Meskipun ekspresi yang tampak di wajah setiap orang berbeda-beda, Jiang Huiru menanggapi dengan sangat antusias, "Baiklah, Feifei, apapun yang ingin kamu makan, bahkan jika kamu memerintahkan Tuan Su untuk memberi tahu semua daftarnya padaku, aku sendiri yang akan memasaknya untukmu."     

Ye Fei memandang Jiang Huiru dan berkata dengan ringan, "Aku jadi merepotkan Bibi Jiang. Oh, tapi jangan lupa, aku tidak suka daun bawang, jahe, bawang putih, dan ketumbar. Jika Bibi membuat hidangan dengan ikan, jangan lupa membuang tulang dan durinya. Jika hidangannya kepiting, aku hanya bisa memakannya dalam bentuk daging tanpa cangkang."     

Mendengarkan Ye Fei yang jelas-jelas mempersulit segalanya, Jiang Huiru tidak punya kesempatan untuk membalas. Tapi Ye Tiancheng menggantikan Jiang Huiru untuk berseru marah marah pada Ye Fei, "Dasar pemilih! Di mana kamu belajar kesopanan dan rasa malu?! Bibi Jiang sudah membesarkanmu dengan sepenuh hati dan kamu tidak tahu bagaimana cara untuk membalas kebaikannya? Bahkan sekarang kamu benar-benar menganggap Bibi Jiang-mu sebagai bawahan!"     

"Tuan Ye lupa bahwa rasa malu dan kesopanan-ku semuanya diajarkan oleh Tuan Ye dan Bibi Jiang. Sejujurnya, aku juga berpikir pelajaran dari Tuan Ye tidak terlalu bagus. Bagaimanapun, Tuan Ye langsung memperbarui kondisi rumah pasanganmu yang sebenarnya pergi. Sementara satu orang lainnya sudah berperut besar sebelum masuk melewati pintu rumah. Tidak heran jika kalian mengajariku hingga menjadi seperti sekarang ini." Ye Fei tersenyum ringan, sorot di matanya penuh ironi.     

"Ka ... Kamu …!" Wajah Ye Tiancheng menjadi merah karena marah. Ia menatap Ye Fei seolah-olah Ye Fei adalah musuh yang jahat.     

Meskipun Ye Fei bisa melihat wajah ayahnya dengan jelas, namun saat ini ia masih merasa sedih.     

"Tiancheng, apa yang kamu lakukan? Feifei sudah memiliki kebiasaan ini sejak dia masih kecil. Dia tidak pernah menyukai bumbu dapur. Aku selalu menyingkirkan tulang ikan ketika aku memasak ikan untuknya. Jangan bertengkar di sini. Karena Feifei sepertinya salah paham pada kita, harusnya aku bisa menggunakan kesempatan ini untuk menjelaskan semuanya."      

Jiang Huiru melangkah maju untuk menghentikan amarah Ye Tiancheng dan membujuknya. Beberapa patah kata darinya berhasil membalikkan situasi, membentuk kembali citranya sebagai ibu tiri yang baik dan membuat Ye Fei menjadi tokoh arogan yang mendominasi.     

"Tanpa diduga, ternyata setelah bertahun-tahun lamanya Nyonya Ye masih mengingat kesukaan Feifei dengan sangat jelas, Nyonya Ye benar-benar ahli dalam melayani orang lain." Su Mohan berkata dengan ringan. Tapi berapa banyak orang yang mendengarnya berhasil menangkap kesan ironi dalam kata-katanya.     

Seorang yang ahli dalam melayani orang lain?     

Bukankah itu sebuah ironi bahwa Jiang Huiru dikatakan sangat cocok untuk menjadi seorang pelayan?     

Tapi jika dipikirkan kembali, mereka yang hadir di tempat kejadian memikirkannya dengan hati-hati dan merasa bahwa pernyataan Jiang Huiru memang agak konyol.      

Semua orang tahu bahwa keluarga besar dan kaya raya pasti memiliki banyak pelayan, dan setiap keluarga kaya pasti memiliki juru masak sendiri. Bahkan jika suasana hati seorang istri sedang baik dan ingin menyenangkan suaminya, sebagian besar dari mereka hanya akan memerintahkan pelayan untuk membuatkan, mempersembahkan sesuatu yang dibuat oleh orang lain pada suami sendiri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.