Spin Off - Ashley (10) \'Lolongan Alpha\'
Spin Off - Ashley (10) \'Lolongan Alpha\'
Tadinya dia mengira, mereka hanya meresmikan pertunangannya dengan Dario saja dan barulah akan membahas pernikahan beberapa bulan kemudian.
Tapi… dia sama sekali tidak menyangka ternyata perkembangan ini begitu cepat hingga Ashley tidak bisa mengikutinya.
Kalau seandainya saja dia tidak bersama dengan kedua orangtuanya, Ashley pasti akan mencela dan memberikan pendapatnya. Dia sama sekali tidak suka jika ada orang lain yang membuat keputusan untuknya tanpa melibatkannya langsung.
Dia memang tidak suka orang lain ikut campur dalam mengatur kehidupannya. Itu karena selama seumur hidupnya, kedua orangtuanya telah mengatur kehidupannya tanpa memberinya pilihan. Itu sebabnya, disaat Ashley tidak bersama dengan orangtuanya, Ashley akan memilih keputusannya sendiri dan mengatur apa-apa yang harus dia lakukan.
Namun kini, kedua orangtuanya yang sedang merencanakan dan mengatur semua pertunangan serta pernikahannya. Bahkan calon suaminya termasuk merupakan pilihan mereka berdua.
Walaupun begitu, Ashley tidak keberatan karena dia sudah terbiasa mengikuti semua keinginan kedua orangtuanya. Ditambah lagi, dia juga menyukai Dario sehingga dia tidak memiliki keinginan untuk memberontak.
Hanya saja… Ini terlalu cepat.
Ashley memang ingin menikah sebelum usianya menginjak dua puluh enam tahun, namun bukan berarti dia ingin menikah dengan tergesa-gesa tanpa memastikan perasaannya terlebih dulu.
Dia tidak pernah menyangka pernikahan perjodohan pilihan dari kedua orangtuanya akan tampak semenakutkan ini. Kenapa dulu dia tidak merasa takut? Kenapa dulu dia merasa antusias dan memojoki ayah serta pamannya untuk mencarikannya calon suami yang kaya raya?
Sekarang dia mendapatkan keinginannya, bahkan lebih baik dari harapannya, kenapa dia merasa takut?
Apa yang ia takutkan?
Lamunan Ashley pecah saat merasakan sebuah tangan besar menggenggam tangannya dengan lembut. Ashley menoleh ke arah sebelahnya dan menemukan sepasang mata coklat menatapnya dengan penuh perhatian.
"Kau baik-baik saja? Kau terlihat pucat." Dario menyingkirkan sejumput rambut yang membingkai pipi Ashley dan membawanya ke belakang daun telinganya.
"Aku tidak apa-apa." bisik Ashley membalas bisikan pertanyaan calon tunangannya.
"Aw… bukankah kalian manis sekali? Coba lihat mereka, bukankah keduanya terlihat serasi sekali?" goda Nyonya Hernandez dengan sinar mata jenaka dan senyuman menawan membuat Dario tersenyum lebar.
"Apakah kami memang terlihat serasi?"
"Tentu saja. Kalian seperti memang telah ditakdirkan untuk bersama." kali ini Nyonya Grey yang menjawab pertanyaan Dario membuat Ashley tersenyum tipis.
Apakah benar mereka memang ditakdirkan untuk bersama?
Saat Ashley mendengar kisah perjalanan asmara Chleo bersama Axelard, Ashley tahu keduanya memang ditakdirkan untuk bersama.
Axelard telah menanti kedatangan cinta sejatinya hingga hampir satu abad dan berpisah karena kesalahan dari dua belah pihak. Namun akhirnya mereka kembali bersatu disaat mereka mendapatkan kesempatan kedua.
Perjalanan mereka memang tidak selamanya mulus karena berbagai macam rintangan serta cobaan menimpa keduanya membuat mereka nyaris dipisahkan oleh maut.
Namun, alam telah menetapkan keduanya untuk hidup bersama sehingga akhirnya mereka mendapatkan akhir yang bahagia.
Bila memang dua orang ditakdirkan untuk hidup bersama, jika seandainya seseorang memang telah menemukan cinta sejatinya… bukankah seharusnya dua belah pihak merasa senang?
Tapi… Ashley sama sekali tidak merasa senang. Sebaliknya, dia malah merasa takut menghadapi pernikahan ini.
Hanya saja, dia sudah terbiasa untuk tidak menyela ataupun mengatakan kalimat yang tidak disukai kedua orangtuanya. Karena itu, Ashley hanya berdiam diri sambil menyesap minumannya dengan enggan.
Ashley terlalu larut dalam pikirannya sehingga tidak menyadari Nyonya Hernandez sedang menanyakan pendapatnya.
"Ash, Ash."
Ashley segera sadar saat pinggangnya disikut oleh ibunya dan segera memohon maaf pada Nyonya Hernandez.
"Maafkan saya, nyonya. Saya tidak bermaksud menghiraukan anda."
Nyonya Hernandez sangat baik hati karena sama sekali tidak tersinggung padanya. Malahan dia tertawa renyah dan mengumbar sesuatu membuat lainnya tertawa.
"Ah tidak masalah. Aku yakin sekali kau sedang memikirkan masa depan dengan calon suamimu, ya." godanya membuat Ashley menundukkan wajahnya.
Semua orang mengira Ashley menundukkan kepala untuk menyembunyikan rasa malunya karena ketahuan telah memikirkan masa depannya bersama calon suaminya membuat semua orang ada disana merasa senang, termasuk Dario.
Tapi yang sebenarnya… Ashley menundukkan kepala karena merasa bersalah dan juga… sedih.
Dia tidak tahu kenapa dia merasa sedih dan dia juga tidak tahu bagaimana caranya untuk menghapus kesedihannya.
Sementara itu, Ashley yang masih terlihat malu-malu tanpa mau mengangkat kepalanya membuat Dario merasa gemas dan seketika menundukkan kepalanya untuk mengecup puncak kepala gadis yang duduk disebelahnya membuat lainnya memekik dengan senang.
Hati Ashley semakin gelisah saat merasakan kecupan tersebut dan dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan selain duduk diam.
'AUUUUUUUU!!'
Seketika semua orang terdiam saat mendengar sebuah lolongan serigala yang sangat keras di siang hari seperti ini.
'AUUUUUUUUUU!!'
Kedua orangtua Ashley tampak gugup saat menyadari Alpha yang berada di halaman belakang sedang melolong dengan suara nyaring. Mereka semakin berkeringat dingin saat melihat Tuan dan Nyonya Hernandez saling memandang dengan heran.
"Apakah hanya kami ataukah memang ada suara lolongan serigala?" karena tidak bisa menahan rasa penasarannya, Nyonya Hernandez bertanya pada ibu Ashley.
"Ah, sebenarnya itu…"
"Nyonya, sebenarnya saya memelihara seekor serigala." Ashley tidak membuang kesempatan ini untuk mengalihkan pembicaraan mereka dengan memotong kalimat ibunya.
Ashley bersikap berpura-pura tidak menyadari delikan jengkel dari ibunya dan terus menceritakan mengenai serigala miliknya. Dia berharap, mungkin kedua orangtua Dario akan berpikir ulang untuk menjadikannya menantu begitu mengetahui dia memelihara seekor serigala.
Namun…
"Benarkah? Kau sungguh mengagumkan sekali!"
Reaksi Nyonya Hernandez sungguh berbeda dengan harapannya.
"Sudah lama sekali aku ingin melihat seekor serigala secara langsung. Kau keberatan kalau kami melihatnya?"
Tidak hanya Ashley yang menelan ludah dengan gugup, namun kedua orangtuanya juga menjadi gugup serta mengeluarkan keringat dingin.
"Maaf, nyonya. Tapi serigala yang ini sangat unik. Dia tidak mau didekati orang lain selain Ashley. Tiap kali ada orang asing yang mendekatinya, binatang buas ini akan bersikap ganas dan menunjukkan taringnya. Sebaiknya kita tidak perlu kesana."
"Astaga! Itu berarti, serigala ini belum dijinakkan?" kali ini Tuan Hernandez yang berbicara mulai merasa khawatir kalau akan ada korban yang diserang oleh serigala buas ini.
"Bukan seperti itu, Tuan Hernandez." ayah Ashley berbicara dengan nada tenang serta berwibawa. "Serigala ini hanya jinak bersama putri kami saja. Bahkan kami sendiri tidak pernah mendekatinya ataupun melihatnya dari jarak dekat. Hanya Ashley yang dibiarkan serigala ini mendekat dan bersikap jinak terhadapnya."
"Oh? Kenapa begitu?"
"Bisa dibilang, dulu Ashley pernah menyelamatkannya di hutan dan sekarang binatang ini menganggap Ashley adalah majikannya."
Kening Ashley mengernyit mendengar jawaban dari ibunya.
Sejak kapan Ashley menyelamatkan seekor serigala di hutan? Yang ada Alpha yang menyelamatkannya dari teror Vectis.